Semenjak tahun 2009 ini aku lebih sering pergi ke mana-mana naik sepeda. Sepeda itu hemat biaya. Toh, cuma pakai bahan bakar dengkul. Sepeda juga pas buat alat transportasi jarak dekat. Cocoklah kalau jaraknya 6–8 kilometer aja. Lebih dari itu bisa juga, tapi ditambah bonus cucuran keringat.
Dua alasan di atas biasa kupakai untuk promosi (meracuni) agar orang-orang melirik sepeda sebagai alternatif alat transportasi. Tapi, setelah orang-orang itu tergerak untuk bersepeda, malah timbul masalah baru.
Sesuai judul artikel. Ini perihal parkir sepeda. Kenapa mesti diparkir? Sebab ada aturan tak tertulis kalau kendaraan dilarang masuk bangunan. Bukan menganak-tirikan sepeda, lha wong mobil, bus, sepeda motor, bahkan odong-odong saja nggak boleh kok. Yang boleh paling hanya robot gajah-gajahan yang setiap harinya mengelilingi lantai mall itu.
Pertama, di manakah sepeda baiknya diparkir? Untung warga Jogja masih memandang sepeda beroda dua layaknya sepeda motor. Jadilah parkir di tempat parkir sepeda motor. Kalaupun tak ada maka harus dicari pohon atau tiang guna mengikat sepeda.
Meskipun sesungguhnya ada tempat parkir khusus sepeda, tapi nggak jarang malah jadi tempat parkir sepeda motor seperti foto di bawah ini. Jumlah tempat parkir khusus sepeda pun sedikit. Di sepanjang Jl. Maliboro sampai Jl. Ahmad Yani misalnya. Sepanjang pengamatanku, di sana hanya ada dua tempat parkir sepeda.
Mestinya ini buat parkir sepeda tapi kok...ya...itu memang sepeda...tapi...
Biasanya, setelah minta ijin pada penjaga parkir, kita bakal dikasih tahu lokasi mana yang halal buat sepeda nangkring. Biasanya sih letaknya terpencil. Maklum, namanya juga kendaraan minoritas . Aman atau tidaknya ya walahualam deh. Pasrahkan saja pada juru parkir, rantai pengunci, dan tentunya nasib Pembaca sekalian.
Yang bikin bingung adalah besaran retribusi parkir. Entah ini halal atau haram, sebab aku tak tahu apakah ada peraturan daerah yang mengatur besaran retribusi ini. Yang sering bikin bingung itu sebab besarannya fluktuatif, tergantung kebijakan sang juru parkir. Kadang Rp1.000, seringnya Rp500, dan tak jarang malah digratiskan.
Biasanya, tukang parkir yang memberi tarif gratis itu melihat sepeda kita hanyalah onggokan besi karatan beroda dua. Tapi, nggak jarang tukang parkir juga menggeratiskan teman-teman yang pakai sepeda rangka campur aluminium dengan gir XTR yang harganya puluhan juta. Oleh sebab itu, kadang aku mikir, memarkir sepeda itu sama saja dengan mengikhlaskan sepeda kita hilang. Alhamdulillah sampai sekarang belum terjadi padaku (semoga aja nggak, Aamiin!).
Kita sih maunya bersepeda dengan nyaman, terutama saat sepeda kita parkir. Jangan malah problema ini bikin orang-orang kehilangan minat untuk bersepeda.
Pembaca parkir sepedanya di sebelah mana ya?
NIMBRUNG DI SINI
Ga perlu khawatir berlebihan lah, hehe.
Tapi emang dulu abis beli speda baru gak langsung beli kunci sih.
Kalo sekarang alhamdulillah ga pernah hampir kemalingan lagi, meski tanpa kunci, mungkin karena speda saya udah jelek kali ya :D.
Untuk urusan parkir speda perlu khawatir berlebihan lah, hehe.
kalo di depan kost temen sempet taku juga seh, tapi sementara aman..
kalo di pasar dulu bayar parkirnya cuman 300 rupiah
yang pertama waktu sma,sepeda nggak ada kuncinya.saya bawa ke sekolah.eeehhh..trnyata di sekolah ada maling sepeda juga.puulang sekolah langsung nanggis karena sepedanya ilang.
yang kedua,kemarin,sepedaku hilang ditempat parkir stasiun kereta api.sudah dikunci kunci roda.eehhh...bukan hanya hilang,sepedaku digondol sekalian kuncinya.
sekarang aku baru tahu supaya sepppeda aman: diikat di pagar atau pohon.
bahkan sepedaku pernah digembesi tukang parkir (sepentil sepedanya dibuang),gara2nya,sepeda ku parkir ditempat parkir mobil.
pulangnya aku dan sepedaku naik becak dehhh...
kalo sekarang IP nya dah beda kan? :p
bilang gak ya? hehehe..
sebenernya aku..
eng
gak
ba
ca
tu
li
san
nya
hehehe :p
sepatu juga punya roda tuh.. :),
makanya jangan parkir sembarangan, dah pernah kan kemalingan juga?
serba salah juga ya :)
Parkir sepeda kayaknya paling aman ya dirantai ke tiang atau sesuatu yang kokoh. Di Belanda (Amsterdam), sepeda sangat digemari, dan harganya mahal, sehingga menjadi sasaran pencurian. Makanya, orang parkir sepeda dimana-mana dengan diikat rantai segede rantai kapal ... hehehe ...
Kalau aku nggak kuat nggenjot ke kampus, hawong jaraknya dari rumah 20 kilo je ...
Iya nih, sepeda di Indonesia ini juga termasuk mahal lho. Sebaiknya fasilitas parkir sepeda itu juga dibuat lebih aman.
rumahnya sebelah mana ya?
dikunci dijamin aman..
kalo di luar kampus, hmmm..
hmmm....
...
..
.
hmm
salam rimba raya lestari
lah, kalo emang halal, masa belum jaminan sih keamanannya
bongkar rante pengunci ha ha ha ha
Ya ndak lah mas, buktinya kan masih banyak toh kasus pencurian di kendaraan saat diparkir?
Jadi serba bingung, soalnya parkir gratis dan ga ada yang bertanggung jawab, dan kalaupun ada jukir dan kita udah bayar, mereka juga ga mau disalahkan dan ga mau tanggung jawab.
Bahkan tempat parkir di pusat perbelanjaan besar di kotaku ada tulisannya barang hilang resiko sendiri dan bukan tanggung jawab management, terus buat apa kita bayar parkir ya ?
Soal biaya parkir, aku dikasih tau temenku kalau sebenernya kita itu cuma bayar sewa tempat bukan bayar jaminan keamanan...aneh ya?