Menginap di stasiun? Kayaknya setiap pelancong yang kondisi moneternya ngepres pasti pernah deh mempraktekkan trik hemat ini. Lumayan kan bisa ngirit ongkos akomodasi dan transpor? Tapi akhir-akhir ini, aku kurang tahu masih boleh atau nggak menginap di stasiun. Soalnya, pengamanan di stasiun kan kian lama kian ketat.
Ketika Hotel jadi Satu dengan Stasiun
Nah, untuk para pelancong yang kebetulan mampir di Stasiun Medan, Sumatra Utara, menginap di stasiun masih diperbolehkan lho. Tapi bukan di ruang tunggu stasiun! Melainkan di lantai atas Stasiun Medan. Persisnya di Hotel D’Prima Medan. Baru tahu kan ada hotel persis di atas stasiun?
Kebayang nggak kalau ini ada di lantai atas stasiun?
Yang seperti ini memang bukan termasuk ke dalam trik traveling ngirit sih. Tapi ya sesuai kata pepatah, asalkan ada uang, semua bisa diatur. Termasuk di antaranya menginap di stasiun. Eh, maksudku menginap di lantai atas stasiun.
Hotel D'Prima Medan
Jl. Stasiun No.1, kota Medan, Sumatra Utara, 20112
No. Telepon: (061) 456 6877
Buat mereka yang hobi ketinggalan kereta (dan dikaruniai banyak rejeki), menginap di Hotel D’Prima Medan sudah pasti adalah solusi terbaik agar bisa naik kereta tepat waktu. Tapi buat yang nggak berencana naik kereta pun tetap boleh dan nyaman kok menginap di sini. Soalnya, Stasiun Medan kan tetanggaan sama Lapangan Merdeka dan Mall Centre Point yang bermasalah itu.
Keenakan tidur di sini bisa bikin susah bangun.
Tempat merenung mencari inspirasi sambil menikmati Wi-Fi.
Kebetulan, di bulan September 2014 silam Hotel D’Prima Medan lagi masang tarif promo. Semalamnya hanya Rp250.000. Dengan harga segitu fasilitas yang didapat cukup oke. Kasurnya spring bed. Kamar mandinya inspiratif buat ngendog. Televisinya pakai saluran berbayar. Wi-Fi-nya lumayan cepet. Dapat sarapan gratis dari Starbucks. Dan yang nggak kalah menarik adalah disediakan dua cup pop mie gratis! Bener-bener tempat ideal buat ngelembur kerjaan yang terabaikan selama seminggu traveling, huahaha .
Nggak begitu bikin kenyang sih. Kalau kurang nendang sarapan pop mie aja.
Baru kali ini aku nemu hotel yang nyediain pop mie gratis. Boleh nambah nggak ya?
Satu yang agak menganggu adalah ukuran kamarnya yang kecil. Buat salat saja mentok-mentok. Tapi ya bagaimana lagi? Lha wong bangunannya numpang di lantai atas stasiun? Untuk tamu-tamu dengan pendengaran yang lumayan peka mungkin bakal sering mendengar bunyi-bunyian kereta di sini.
Merasakan Kereta "Eksklusif" Bandara Kuala Namu
Oh iya, waktu itu aku juga sempat ngicipin rasanya naik ARS yang merupakan singkatan dari Airport Raillink Services. Kalau dalam bahasa Indonesia kurang-lebih artinya kereta bandara.
Jadi gini, bandara komersil di Medan kan sudah pindah. Semula di Bandara Polonia dipindah ke Bandara Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang. Nah, jarak kota Medan ke Kuala Namu itu ada sekitar 39 km. Kalau ditempuh pakai kendaraan pribadi butuh waktu sekitar 1,5 jam. Itu pun belum kalau kena macet . Nah, kalau naik ARS ini waktu tempuhnya hanya sekitar 30 menit. Lumayan cepat toh?
Anjungan tiket mandiri. Mirip pas naik MRT di Singapura.
Bisa juga booking tiket ARS. Coba tiap stasiun bentuk loketnya seperti ini.
Tiket untuk naik ARS.
Sayangnya itu, kenyamanan naik ARS ini mesti ditebus dengan tiket yang relatif mahal untuk jarak 39 km. Dulu, di bulan September 2014 masih dapat tarif promo Rp62.500 per orang. Kalau tahun 2015 ini dengar-dengar sudah naik jadi Rp100.000.
Ya aku sih maklum kalau tarifnya mahal. Lah wong ini kan layanan transportasi bandara yang “eksklusif”. Baru di Kuala Namu ini kan bandara dihubungkan dengan kereta? Lagipula kan ya nggak dapat subsidi dari pemerintah. Jadinya ya kalau dibandingkan dengan tarif Prameks memang... terasa... agak... menyesakkan...
Gerbang masuknya otomatis. Semoga saja dirawat supaya nggak rusak.
Suasana di dalam kereta ARS. Tempat buat barang bawaannya lumayan luas.
Solusi ekonomis dari kota Medan ke Bandara Kuala Namu ya naik bus DAMRI saja. Kalau perginya rame-rame, boleh juga patungan nyewa taksi. Tapi ya mesti siap-siap dengan kemungkinan macet-cet-cet. Dalam urusan transportasi, harga menentukan waktu tempuh toh? Hehehe .
Eh, meski ini ceritanya aku sudah mau pulang dari Medan, bukan berarti cerita tentang Medan selesai sampai di sini lho ya! Masih ada cerita yang lain lho. Cuma ya nunggu giliran terbit, hahaha .
NIMBRUNG DI SINI
Terus malesnya naik itu karena mahal sih ya Mas :(.. kita kalo balik selalu bertiga... 300 ribu dunk berarti total... hihhhh, mending minta jemput :p
Eh btw Kuala Namu kan di Deli Serdang kan
ya? Hehe. Kayak di luar negeri gitu ya? Modern
banget, beda sama yang di Semarang hehehe
mas... Suara kereta apinya kedengeran dong ya sampe ke kamar hotel?
Anyway, lumayan bisa ngemil pop mie ya? Hahaha :D
Iya nih, baru sekali ini tahu di hotel dikasih cemilan pop mie gratis. :D
Seru kayaknya meski mungkin agak berisik
ya.
Btw ARS nya keren banget! Lebih keren dari
kereta punya KAI xD