Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 11 Mei 2015, 11:09 WIB

Masih sekitar 8 jam lagi sebelum kepulangan kami dari Kota Medan. Waktu menunjukkan pukul 12 siang lewat sedikit pada hari Sabtu (27/9/2014) yang agak mendung. Berhubung kami sudah check-out dari penginapan, maka dari itu waktu yang tersisa ini kami habiskan saja dengan keliling Medan. Siapa tahu jadi kenal akrab, hehehe.

 

Dilihat dari sejarahnya, eksistensi Medan nggak lepas dari peran Kesultanan Deli. Iya betul, Medan ini pusat kesultanan. Aku juga nggak nyangka sih. Pikirku Medan itu dari dulu kotanya orang Batak, hehehe.

 

Kesultanan Deli mencapai puncak kejayaan pada awal abad ke-18 pas pemerintahan Sultan Ma’moen Al-Rasyid yaitu Sultan Deli ke-9. Pada waktu itu, Kesultanan Deli menjalin kerja sama erat dengan pihak Belanda di sektor perkebunan tembakau. Hasil dari kerja sama tersebut dimanfaatkan Sultan untuk mendirikan bangunan-bangunan seperti Istana Maimoon dan Masjid Raya Al-Mahsun.

 

Istana Maimoon

Berjarak sekitar 3 km di selatan Stasiun Medan, Istana Maimoon menjadi tujuan city tour pertama kami. Dari Stasiun Medan kami naik betor (becak motor) menuju Istana Maimoon. Tarifnya cukup Rp15.000 dengan waktu tempuh yang lumayan cepat karena si abang betor banyak menerobos jalan searah. Untung nggak dilihat polisi, hehehe.

 

Tampak luar Istana Maimoon di Medan yang sedang direnovasi

 

Istana Maimoon adalah kediaman sekaligus "kantor" Sultan Deli. Ya, seperti istana negara gitu lah. Istana Maimoon dibangun pada tahun 1888. Berhubung Kesultanan Deli sudah non-aktif, Istana Maimoon sekarang beralih fungsi jadi objek wisata deh.

 

Suasana di dalam Istana Maimoon di Medan yang sedang direnovasi

 

Istana Maimoon boleh dikunjungi setiap harinya dari mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Khusus di hari Jum’at, istana ini tutup beberapa jam setelah Salat Jum’at.

 

Tiket masuk Istana Maimoon lumayan murah, hanya Rp5.000 per orang. Nggak heran istana ini dipadati banyak pengunjung, mulai dari pelancong Malaysia hingga siswa-siswi sekolah.

 

Wisatawan SMP di Istana Maimoon Medan sedang menyewa pakaian adat untuk berfoto

 

Di dalam Istana Maimoon dipajang benda-benda inventaris Kesultanan Deli. Umumnya sih peninggalan Sultan Deli ke-9. Sayangnya, penempatannya kurang rapi dan masih banyak benda-benda yang "tidak berkepentingan" nyempil di sana-sini.

 

Suasana tidak rapi di dalam Istana Maimoon Medan

 

Menurutku, Istana Maimoon ini ibarat bangunan kosong yang disulap jadi tempat mendulang uang. Biaya perawatan bangunan bersejarah seperti ini pasti besar. Kalau hanya mengandalkan kucuran dana APBD mungkin ya nggak cukup. Lagipula, Istana Maimoon ini ibarat sumber kehidupan bagi sekitar 400 keluarga keturunan Sultan yang kini bermukim di belakang istana.

 

Warga keturunan Kesultanan Deli tinggal di dalam Istana Maimoon berdesak-desakan

 

Aku sih berharap, pihak yayasan dan pemerintah sekiranya bisa berembuk untuk mewujudkan menajemen pengelolaan Istana Maimoon yang lebih baik lagi. Aku rela kok bayar mahal buat masuk tempat bersejarah seperti ini. Asalkan ya timbal-baliknya sesuai. Pelajaran sejarah Istana Maimoon ini kan nggak tercantum di buku-buku teks sekolah.

 

Setuju nggak Pembaca?

 

Singgasana Sultan Deli yang terbuat dari emas dipajang di Istana Maimoon Medan

 

Saran dariku sih supaya pihak yayasan menata lagi koleksi-koleksi yang dipajang. Benda-benda yang "tidak berkepentingan" bisa disimpan di tempat lain. Lalu tiap koleksi dilengkapi informasi yang lebih detil.

 

Pas masuk ke Istana Maimoon itu terus terang aku bingung. Mau ke mana dulu ya? Nyari informasi sejarah Istana Maimoon ini di mana ya? Mungkin pihak yayasan bisa merancang jalur untuk pengunjung. Jadi, pengunjung diarahkan untuk singgah di ruangan demi ruangan dan di tiap ruangan tersebut ada koleksi atau informasi yang bisa dipelajari.

 

Masjid Raya Al-Mahsun

Sekitar pukul satu siang kami pun meninggalkan Istana Maimoon. Berhubung sudah tiba waktu salat Zuhur, kami memutuskan untuk menunaikan salat di masjid kesultanan yaitu Masjid Raya Al-Mahsun.

 

Masjid Raya Al-Mahsun letaknya sekitar 200 meter di selatan Istana Maimoon. Dari Istana Maimoon pun sudah kelihatan. Jadi ya ke sananya jalan kaki saja toh?

 

Penampakan Masjid Raya Al-Mahsun di Medan yang sedang direnovasi

 

Masjid Raya Al-Mahsun mulai dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Kalau Pembaca perhatikan, arsitektur bangunan masjid ini adalah perpaduan seni arsitektur dari Melayu Eropa, Timur Tengah, dan China. Bangunan Masjid Raya Al-Mahsun hingga saat ini masih sama seperti saat pertama kali didirikan.

 

Kaca patri yang pecah di Masjid Raya Al-Mahsun di Kota Medan

Warga muslim menunaikan salat di Masjid Raya Al-Mahsun di Medan

Lorong sepi dan senyap Masjid Raya Al-Mahsun dimanfaatkan sebagai tempat bersantai para takmir masjid

 

Masjid Raya Al-Mahsun menyatu dengan kompleks pemakaman. Yang dimakamkan di sini ini keluarga dari Kesultanan Deli. Kawasan pemakaman ini letaknya ada di sisi selatan masjid dan lumayan sepi dari aktivitas jamaah. Beberapa bocah yang aku jumpai ngakunya sering bermain di sini sepulang sekolah.

 

Main kok di kuburan ya?

 

Makam kuno yang ada di pemakaman umum di area Masjid Raya Al-Mahsun, Medan

Anak-anak SD di Medan yang bermain sepulang sekolah di pemakaman dekat Masjid Raya Al-Mahsun

 

Seperti halnya masjid besar di kota-kota lain, pengemis pun juga ada di sekitar kawasan masjid. Hanya saja, jumlahnya sedikit dan terkonsentrasi di sekitar gerbang masuk. Mungkin karena gerbang masuk dijaga ketat oleh petugas keamanan.

 

Peminta-minta wanita berjilbab yang beroperasi di area Masjid Raya Al-Mahsun, Medan

Larangan bagi pengunjung yang berkunjung ke Masjid Raya Al-Mahsun, Medan

 

“Sini Bang, sepatunya disemir sambil nunggu Abang sholat. Bayarnya seikhlas Abang saja.”

 

Namanya Ilham. Siswa SMP yang sehari-hari menjajakan jasa menyemirkan sepatu para jamaah pria.

 

Dari awal masuk kawasan masjid, keberadaan Ilham dan kawan-kawan penyemir sepatu ini sudah menarik perhatianku. Melihat usaha anak-anak ini mencari tambahan pendapatan untuk membantu orang tua mereka mengingatkanku agar selalu bersyukur. Semoga kelak kalian semua menjadi orang sukses ya! Aamiin.

 

Kisah anak-anak penyemir sepatu jamaah Masjid Raya Al-Mahsun di Medan

 

Inilah dua peninggalan Kesultanan Deli yang masih bisa disaksikan hingga detik ini Pembaca. Kalau pas Pembaca singgah di kota Medan sempatkan berkunjung ke sini ya!


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • SOHBET
    avatar komentator ke-0
    SOHBET #Senin, 12 Okt 2015, 05:14 WIB
    good blog thanks admin
    okey
  • MATIUS TEGUH NUGROHO
    avatar komentator ke-1
    MATIUS TEGUH NUGROHO #Rabu, 23 Sep 2015, 22:21 WIB
    Wahahaha. Lalu lintas di Medan keras ya. Jalur searah pun diterabas bebas! Sayang Istana Maimun kurang ditata. Jadinya cuma sebatas lihat-lihat dan foto-foto aja ya, kurang memahami sejarah tempat tersebut. Mudah-mudahan blog kondangmu ini dibaca pihak terkait.
    Hahaha, iya diterabas aja itu tukang becak. Weks! Blog kondang!? Yah semoga ada perbaikan lah ke depannya bagi Istana Maimun.
  • IDAH
    avatar komentator ke-2
    IDAH #Sabtu, 16 Mei 2015, 06:48 WIB
    Barang macam apa sih yg pada nyempil, Mas?
    Arsitektur istana dn masjidnya apik tmenan.
    lha itu kan difoto kelihatan Dah
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-3
    BERSAPEDAHAN #Jumat, 15 Mei 2015, 15:49 WIB
    wah sayang waktu ke medan saya tidak sempet ke istana maimoon dan mesjid raya ...
    keren tempatnya ... karena kerja bukan wisata jadi ga bisa kesana ...

    untungnya masih sempet melipir ke rumah Tjong A Fie ... meskipun tiket masuknya
    lumayan mahal tapi okelah dengan koleksi museum dan service guide disana
    ho oh Kang. Klo acara kerja emang nyebelinny ga punya waktu luang buat eksplorasi.
  • HILDA IKKA
    avatar komentator ke-4
    HILDA IKKA #Jumat, 15 Mei 2015, 14:33 WIB
    Waah iya ya sayang banget tuh pengelolaan Istana Maimoon masih belum rapi. Semoga
    dinas pariwisata berniat untuk menanganinya lebih baik Mas. Sayang banget lho, soalnya
    inventarisnya masih bagus dan bangunannya punya daya tarik tersendiri.
    hehehe, semoga jadi lebih baik deh Mbak
  • ADIE RIYANTO
    avatar komentator ke-5
    ADIE RIYANTO #Jumat, 15 Mei 2015, 10:56 WIB
    Seneng banget sih halan2 ke Medan, tapi yang bikin gengges sih tukang jualan di dalam istana maimun itu, sebenernya sewa baju ya, tapi kesannya kayak jualan baju hehehe. Sempet ke gereja velangkani gak waktu ke sana?
    Aku waktu itu nggak tanya2 sama yg nyewain baju-baju itu. Mungkin klo sekiranya bisa dijual ya dijual, hehehe. Belum sempet ke Gereja Velangkani, kapan2 lagi deh klo mampir Medan lagi.
  • OBAT KISTA
    avatar komentator ke-6
    OBAT KISTA #Kamis, 14 Mei 2015, 15:36 WIB
    hampir mirip dengan mesjid bandung ... selain beribadah juga dapat di gunakan untuk santai ..
    Tapi masjid Bandung ngga ada kuburannya toh?
  • ELISA
    avatar komentator ke-7
    ELISA #Senin, 11 Mei 2015, 20:41 WIB
    bener Wij...kalau istana itu ditata koleksinya dg keterangan jelas pasti bs jd sarana belajar...jd ingat museum balla lompoa kerajaan gowa di makassar...lumayan bagus penataannya...
    smg dinas terkait di medan ada yg baca blog mu ini ya...:D
    Semoga saja ya mbak Elisa :D
  • CUMILEBAY.COM
    avatar komentator ke-8
    CUMILEBAY.COM #Senin, 11 Mei 2015, 12:59 WIB
    Suka banget ama desain warna mesjid nya. Dan kalo ke medan mmg wajib berkunjung
    kesitu
    Inget sholat ya Om Cum, hehehe