Bapak dan Ibu punya aktivitas rutin setiap pagi, yaitu berjalan kaki dari rumah dengan tujuan entah ke pasar, entah ke sana, atau entah ke situ, yang memakan waktu hingga berjam-jam lamanya #hehehe. Itu karena berjalan kaki adalah olahraga yang ringan nan mudah dilakukan. #senyum.lebar
Nah, pada Senin pagi (13/2/2017) silam, aku ikut Bapak dan Ibu berjalan kaki dari markas Jatinangor. Selain misi mencari sarapan, Bapak dan Ibu juga punya misi mengambil uang dari mesin ATM di dalam kampus Universitas Padjajaran (UNPAD).
Awalnya, aku agak ragu apakah kami yang non-warga UNPAD boleh masuk area kampus. Tapi, karena orang tuanya cuek, jadi ya... anak sulungnya ikut cuek sajalah. #hehehe
Rupanya, mesin ATM yang menjadi incarannya Bapak dan Ibu itu terletak nggak jauh dari gerbang utama kampus. Mungkin itu sebabnya eksistensi kami nggak dicurigai oleh para warga UNPAD, termasuk bapak satpam. #hehehe
Oleh sebab sudah berada di dalam kampus UNPAD, otomatis teramatilah suasana di sana. Selain penampilan para mahasiswa (dan mahasiswi #hehehe) yang memukau #eh, yang juga menarik adalah pemandangan angkutan umum gratis yang berkeliling di dalam kampus.
Ibu sempat menawari aku untuk menjajal angkutan kampus itu. Tapi, aku sungkan karena sebagian besar penumpangnya mbak-mbak mahasiswi yang wangi nan modis. #hehehe
Mungkin aku kuper, tapi baru sekali ini aku lihat mahasiswi pergi kuliah pakai lipstik. Eh, mungkin karena dulu aku kuliah di FMIPA UGM #anak.sains jadi sama sekali nggak ada pemandangan mahasiswi yang berdandan seperti itu. #hehehe
Ada pemandangan menarik lain dari kampus UNPAD. Sayangnya, pemandangan yang ini agak miris.
Rupanya di kampus UNPAD itu banyak pengemis. Walaupun ya pengemis-pengemis itu memposisikan diri di luar gerbang utama sih. Tapi kan ya keberadaan mereka membuat suasana kampus jadi kurang menyenangkan. Apalagi untuk orang yang baru pertama kali berkunjung ke UNPAD. #hehehe
Sepengamatan dan sepengalaman berkuliah di Jogja, aku nggak pernah menjumpai pengemis yang mangkal di area kampus. Apa mungkin karena di Jogja perguruan tinggi dan juga satpol PP sendiri sudah menindak tegas para pengemis ya?
Di dinding-dinding pagar dekat gerbang utama kampus UNPAD tertempel kertas-kertas yang mengajak untuk tidak memberikan uang kepada pengemis. Mbuh, apakah pesan tersebut manjur. Selama aku berada di dekat sana, aku lihat memang nggak ada yang memberikan uang kepada pengemis.
Pikiranku mendadak “meliar” ketika mengamati pesan-pesan tersebut. Kira-kira, apa ya yang sepatutnya dilakukan oleh para mahasiswa atau mungkin para alumni perguruan tinggi untuk “mengenyahkan” para pengemis? Tentu “mengenyahkan” dengan cara yang beradab dan mendidik. #hehehe
Kok aku ya malah jadi asal tuduh ya? Aku menduga, mungkin ini disebabkan karena orang-orang lebih berfokus kepada “apa yang harus diperoleh setelah selesai kuliah” (dalam hal ini sebagian besar adalah uang #hehehe), bukan kepada “apa yang harus dibenahi setelah selesai kuliah”.
Pada akhirnya, semua itu kembali kepada mental setiap orang. Ada orang yang bermental lemah, merendahkan dirinya untuk mengemis-ngemis. Ada pula orang yang bermental kuat, berusaha mendapatkan sedikit uang dengan pekerjaan halal walau dipandang remeh.
Semoga saja warga akademika UNPAD nggak tertular jiwa mengemis yang dibawa oleh para pengemis ini. Aamiin.