HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Ketika Pasar Kenteng Nanggulan Direvitalisasi

Rabu, 26 September 2018, 13:30 WIB

“Ke barat” adalah kata kunci jalan-jalan sore pada Sabtu (4/8/2018) silam.

 

Jadi, ditelusurilah Jl. Godean sampai ke ujung. Perempatan berlampu lalu lintas ujungnya. Perempatan Kenteng orang-orang biasa menyebutnya. Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta wilayahnya.

 

Dari perempatan Kenteng bablas ke barat terus bakal berjumpa pasar. Namanya Pasar Kenteng. Di Desa Kembang letaknya.

 

Betapa mencengangkan! Awal Agustus 2018 rupanya Pasar Kenteng direnovasi!

 

Alhasil, sepeda motor pun diberhentikan sejenak. Sang suami turun keluyuran motret-motret. Sang istri duduk bersabar menjaga sepeda motor seorang diri. #hehehe

 

 

Kalau mencermati teks yang tertera di papan proyek putih, namanya resminya: Paket Pekerjaan Pembangunan / Revitalisasi Pasar Kenteng (DAK). Nilai kontraknya nyaris Rp1,8 milyar. Wew!

 

Penyedia barang dan jasanya CV. Cethol Mas yang beralamat di Panjatan, Kulon Progo. Konsultan pengawasnya CV. Citra Matra Ardhitama yang beralamat di Wonosari, Gunungkidul.

 

Masa pelaksanaan proyeknya 120 hari kalender atau sekitar 4 bulan. Jikalau mencermati kondisi pasar yang belum sepenuhnya dibongkar, sepertinya proyek revitalisasinya baru berjalan sekitar 2 – 3 minggu.

 

 

Di dekat los-los berjejer genteng-genteng kinclong berwarna merah. Di satu los malah genteng lamanya sudah diganti dengan genteng merah yang baru itu.

 

Kalau boleh minta genteng lamanya lumayan. Kan bisa buat media tanam anggrek. #eh

 

Di gang di sela-sela los kelihatan ada tanah yang digali. Sepertinya mau dibuat saluran air. Semoga saja saluran airnya tertutup. Kalau saluran airnya terbuka malah jorok jadinya. #sedih

 

 

Menurut tulisannya Mas Bro Lengkong, tahun 1921 Pasar Kenteng pernah direnovasi oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Pasar Kenteng termasuk Pasar Kesultanan karena dikelola oleh Kesultanan Ngayogyakarta.   

 

Jejak sejarah Pasar Kenteng juga bisa dilihat dari 2 plat besi berteks yang terpajang di dinding atap los. Papan besi yang pertama bertuliskan “BRAAT SOERABAIA, DJOGJA, TEGAL, SOEKABOEMI.”. Papan besi yang kedua bertuliskan “N.V CONSTRUTIE ATELIER DER VORSTENLANDEN DJOKJAKARTA”.

 

 

Lagi, menurut tulisannya Mas Bro Lengkong, BRAAT itu adalah perusahaan baja. Kantor pusatnya di Surabaya. Sekarang menjadi PT Barata.

 

Sedangkan menurut informasi dari situs ini, katanya N.V. Constructie-Atelier Der Vorstenlanden adalah perusahaan pembuat mesin pabrik dan baja cetak (foundry). Kantornya pusatnya di Kota Jogja, di Jl. Suryotomo.

 

Sekarang sih di Jl. Suryotomo blas sama sekali nggak ada perusahaan atau pabrik besi. Dugaanku, sekarang lokasi kantor N.V. Constructie-Atelier Der Vorstenlanden menjadi Hotel Melia Purosani.

 

Kalau nggak salah ingat, aku pernah dapat cerita kalau sebelum Hotel Melia Purosani berdiri dulunya di sana itu pabrik baja. Tapi seingatku, nama pabrik bajanya nggak pakai bahasa Belanda.

 

Ah, mbuh! Mungkin Pembaca ada yang lebih paham? #hehehe

 

 

Pasar kan bangunan buatan manusia. Benda-benda buatan manusia kan butuh perawatan. Jadi, lumrahlah kalau Pasar Kenteng direvitalisasi.

 

Hanya saja, semoga pada masa masa masa mendatang, Pasar Kenteng tetap menjadi pasar tradisional dengan bangunan yang tradisional. Maksudku, Pasar Kenteng itu kan pasar lawas. Sejak zaman Indonesia belum merdeka Pasar Kenteng sudah ada.

 

Kalau bangunan pasar lama lenyap semua, dirobohkan diganti bangunan gedung modern semua, ya nggak benar juga dong! Nanti susah menjelaskan ke anak-cucu seperti apa wujud pasarnya para nenek moyang. Musnahlah warisan sejarah budaya bagi generasi penerus.

 

 

Selagi Pasar Kenteng direnovasi, gimana ya dengan nasib pedagangnya? Apakah pindah ke pasar sementara? Ataukah tetap berjualan di sini?

 

Hmmm, mungkin bisa dicek mampir ke Pasar Kenteng pas pasaran Wage. Sang istri kan juga belum pernah belanja di Pasar Kenteng. Tapi, sang istri bilang kurang kerjaan dan kejauhan. #hehehe

 

Lha iyalah! Lha wong jarak Pasar Kenteng itu 19 km dari rumah! #hehehe

 

Marilah pulang ke rumah dari Pasar Kenteng lewat Jl. Wates.

Tak mengapa lebih jauh sebab ini jalan-jalan sore kurang kerjaan. #hehehe

Sebab pula jalan pulang harus berbeda dengan jalan berangkat. #hehehe

 

Cusss....

NIMBRUNG DI SINI