HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Sejarah Belik (Mata Air) Segaran di Tirtomartani

Selasa, 18 September 2018, 13:30 WIB

Perjalanan bersepeda pada hari Sabtu siang (27/7/2018) masih berlanjut selepas mengunjungi Candi Kedulan yang sedang dipugar. Oleh karena pak petugas keamanan Candi Kedulan mengabarkan adanya belik (mata air) purbakala yang letaknya nggak jauh dari sana, jadi kami pun lanjut bersepeda ke tempat tersebut.

 

 

Di tengah perjalanan, Mbah Gundul sempat bertanya keberadaan belik Segaran kepada seorang bapak di teras rumah. Si bapak memberi saran untuk masuk gapura Dusun Segaran dan kemudian bertanya lagi kepada warga di sana. #si.bapak.nggak.tahu #hehehe

 

Mengikuti saran si bapak, kami kemudian bersepeda masuk ke Dusun Segaran. Dusun ini berada di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, DI Yogyakarta.

 

Setibanya di Dusun Segaran kebingungan pun melanda. Di mana letaknya belik Segaran itu?

 

 

Mbah Gundul kembali berinisiatif bertanya ke warga. Kali ini, seorang simbah kakung yang sedang duduk-duduk di teras rumah terpilih sebagai narasumber. Eh, beliau malah mengundang kami untuk ikut duduk-duduk #senyum.lebar. Beliau memperkenalkan diri sebagai Ngadirin.

 

Mungkin karena kostum kami yang hitam nyentrik #hehehe, awalnya Mbah Ngadirin mengira kami ini orang yang hendak mencari “keberkahan” di belik Segaran. Akan tetapi, setelah Mbah Gundul menjelaskan bahwa kami ini sedang menelusuri jejak sejarah dari Candi Kedulan, barulah Mbah Ngadirin bercerita banyak perihal belik Segaran. #senyum.lebar

 

Sejarah Belik Segaran

Sementara Mbah Gundul memastikan cerita yang dituturkan Mbah Ngadirin nggak terlalu ngalor-ngidul dari topik #hehehe, aku mencatat cerita beliau yang terangkum ke dalam poin-poin di bawah ini:

 

  1. Belik Segaran pernah menjadi mata air yang berkhasiat untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Akan tetapi, sejak tahun 1942 khasiatnya menghilang. Mbah Ngadirin mengistilahkan, sampun ical gaib nipun (sudah hilang gaibnya).

  2. Pada tahun 1942 Mbah Ngadirin adalah murid kelas 3 di SD milik Keraton. Pada masa itu guru-guru sekolah masih memakai surjan (pakaian Jawa). Banyak juga guru dari orang Belanda.
  3. Pada tahun 1942 itu pengunjung yang hendak mandi di belik Segaran harus membawa bunga (yang biasa buat ziarah kubur). Pengunjung juga harus memasukkan uang di kotak sumbangan. Sayangnya, pada zaman pendudukan Jepang, kotak sumbangannya diambil tentara Jepang tanpa kejelasan. #rampok
  4. Pada tahun 1942, sebelum khasiat belik Segaran menghilang, sempat terjadi peristiwa aneh bin ajaib. Belik segaran mendadak dipenuhi ikan laut! Padahal belik Segaran kan mata air tawar. Mbah Ngadirin mengistilahkan ikan-ikan laut tersebut sebagai gereh pethek.
  5. Selama belik Segaran dipenuhi ikan air laut, tidak ada orang yang berani mandi di sana. Sampai pada akhirnya, ikan-ikan laut tersebut mendadak lenyap setelah 40 hari! Bersamaan dengan itu, lenyap pulalah khasiat belik Segaran.
  6. Hilangnya khasiat belik Segaran juga diikuti oleh tidak derasnya pancuran mata air. Dulu, pancuran mata airnya memancur setinggi kepala orang dewasa.
  7. Tidak jauh dari belik Segaran ada batu yang disebut warga sebagai Watu Gilang. Lokasinya ada di sisi barat sungai.

 

 

Asal-Usul Nama Dusun Segaran

Penasaran dengan nama Dusun Segaran, Mbah Gundul juga bertanya ke Mbah Ngadirin perihal asal-usul nama Dusun Segaran. Mbah Gundul menduga nama Dusun Segaran berasal dari keberadaan belik Segaran itu. 

 

Mbah Ngadirin menyangkal dugaan Mbah Gundul itu. Kata Mbah Ngadirin, menurut cerita turun-temurun dari para sesepuh Dusun Segaran, nama Dusun Segaran berasal dari seorang ulama yang pernah bermukim di dusun tersebut. Ulama tersebut bernama Kyai Wana Segara.

 

Alkisah, Kyai Wana Segara adalah seorang ulama penyebar agama Islam. Kedatangan beliau di Dusun Segaran berlanjut dengan kegiatan-kegiatan dakwah. Sebagian penduduk kemudian ada yang memeluk Islam.

 

Pada suatu ketika, terjadilah perselisihan antara kelompok penduduk yang memeluk Islam dengan kelompok penduduk yang masih memegang teguh keyakinan lamanya. Kyai Wana Segara pun mengasingkan diri di hutan di dekat Dusun Segaran untuk menenangkan diri.

 

Setelah mendapatkan pencerahan, beliau pun keluar dari hutan dan berkata kepada para penduduk dusun untuk hidup akur. Kelak, Dusun Segaran akan ramai didatangi orang-orang dan membawa berkah bagi para penduduk. Hal itu terbukti dengan keberadaan belik Segaran yang berkhasiat.

 

Mbah Ngadirin juga bercerita, Kyai Wana Segara dimakamkan di pemakaman dusun yang lokasinya berada di dekat jalan raya. Katanya, baru-baru ini cungkup makam Kyai Wana Segara direhabilitasi oleh seorang dari Semarang. 

 

 

Setelah ngobrol-ngobrol selama hampir satu jam, akhirnya Mas Ngadirin pun mengakhiri ceritanya. Weh, lama juga ya? #hehehe

 

Kalau begitu, sekarang saatnya menyelidiki belik Segaran! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI