Ada seabrek warung bakmi Jawa di Yogyakarta. Umumnya, warung-warung itu menyajikan masakan yang nyaris serupa. Rendaman campuran mie kuning, mie bihun, irisan kubis, suwiran daging ayam, dan orak-arik telur rebus di dalam kuah kaldu hangat, sudah pasti tersaji di dalam sepiring bakmi Jawa versi “godhog default”. #senyum.lebar
Oleh sebab itu, salah satu hal yang membuat suatu warung bakmi Jawa senantiasa mendapat tempat di hati adalah kenangan yang sempat terukir di tempat tersebut. Misalnya, warung bakmi yang kerap menjadi tempat curhat. Bisa jadi, ketika mengunjungi tempat tersebut, penggalan kisah anak manusia yang pernah tercurah di sana akan terkenang kembali. #senyum.lebar
Nah, salah satu warung bakmi Jawa di Yogyakarta yang ideal dijadikan tempat curhat adalah Warung Bakmi Colo. Sesuai namanya, warung bakmi ini terletak di Dusun Colo yang merupakan bagian dari Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Panduan jalan menuju Warung Bakmi Colo cukup mudah:
- Dari Kota Jogja, susuri saja Jalan Parangtritis sampai tiba di perempatan lampu lalu lintas dekat bekas Pasar Ngangkruk (km 22).
- Dari perempatan lampu lalu lintas di atas, ambil cabang jalan ke arah kiri (timur) yang masuk gapura Dusun Busuran.
- Susuri jalan kampung sejauh satu kilometer hingga menjumpai papan petunjuk imut Bakmi Colo di sisi kiri jalan.
Sepeda motor bisa diparkir di samping bangunan warung. Sedangkan kendaraan roda empat alangkah baiknya diparkir di pinggir jalan aspal, di luar gang masuk ke warung.
Perkenalanku dengan Warung Bakmi Colo adalah berkat informasi dari istri terlucyu. Katanya, warung bakmi ini adalah tempat curhat favorit bagi dirinya dan kawannya. Di sini, mereka bisa curhat berjam-jam lamanya #cewek #hehehe. Tapi ternyata, bukan karena betah, melainkan karena menunggu antrian pesanan bisa menghabiskan waktu LEBIH DARI SATU JAM!
Glek!
Saking lamanya menunggu antrian, pemandangan para pelanggan yang tidur dengan kepala direbahkan pada lipatan tangan di atas meja menjadi hal yang lumrah #hehehe. Apalagi jika memilih duduk di area lesehan. Tinggal menyelonjorkan kaki lalu tidur sampai nanti dibangunkan oleh mas pramusaji yang datang mengantarkan pesanan. #hehehe
Berdasarkan pengamatan, biasanya Warung Bakmi Colo mulai ramai mendekati pukul 7 malam. Para pelanggan umumnya datang berpasangan, entah itu suami-istri, orang tua-anak, maupun karib-kawan. Tak jarang pula datang rombongan keluarga besar. Mereka umumnya adalah warga yang bermukim di sekitar Kecamatan Kretek dan Pundong.
Selain pelanggan yang datang berbanyak, ada pula pelanggan yang datang seorang diri. Nah, mereka inilah golongan pelanggan yang patut diwaspadai! Biasanya mereka memesan untuk dibawa pulang dalam jumlah banyak. Bahkan bisa sampai dua kantong plastik penuh! Weh!
Tapi tenang! Tak mengapa menunggu lama karena memang Warung Bakmi Colo adalah tempat yang representatif untuk bercengkrama. Dengan ditemani segelas teh hangat dalam gelas belimbing, obrolan pun bisa mengalir lama di tengah dinginnya hawa malam pedesaan Bantul nan sunyi.
Eh, jika memesan teh hangat, maka mas pramusaji bakal turut menghidangkan satu cangkir kaleng berisi air teh dan gula batu. Gunanya untuk nge-jog (mengisi ulang) teh di dalam gelas belimbing jikalau habis diminum karena keasyikan curhat atau terlalu lama menunggu pesanan datang, hahaha. #senyum.lebar
Tapi, Alhamdulillah, selama berkunjung ke Warung Bakmi Colo, kami belum pernah mendapat berkah antrian hingga satu jam lebih. Selama-lamanya ya paling sekitar 45 menit, hehehe. #hehehe
Adapun perut juga nggak begitu lapar, karena seringnya kami bertandang ke Warung Bakmi Colo adalah guna menggenapkan isi perut yang hanya sudi diisi setengah sajian kondangan #hehehe. Seumpama benar-benar lapar dan segelas teh nggak mampu berkompromi dengan gemericik perut, silakan ngemil kacang goreng yang satu bungkus plastiknya dihargai Rp1.000. #senyum
Pada akhirnya, ketika pesanan telah mendarat di meja makan, yang kemudian tampak adalah pemandangan memesona yang membuat takjub. Curhat dan obrolan pun terhenti seketika. Semua mata lantas memandang sepiring bakmi godhog yang baru tersaji. Termasuk juga pelanggan di meja sebelah yang sepertinya membatin, “kapan pesananku datang?” #senyum.lebar
Ah, sungguh amat sayang menyantap sepiring bakmi rebus yang pada akhirnya hadir seusai bersabar menunggu sekian puluh menit lamanya. Ingin rasanya menatapnya lama-lama sembari menunggu kepulan asap mereda dari kuah yang masih panas. #hehehe
Dengan kuah putih pekat yang menyerbakkan aroma lezat, sepiring bakmi godhog dari Warung Bakmi Colo sungguh menggoda untuk disantap. Kuahnya gurih dengan citarasa bumbu kemiri dan bawang putih yang saling bersatu padu. Walau demikian, menurut istri kuah bakmi godhog terasa sekali penyedap rasanya.
Selanjutnya, yang terjadi kemudian adalah menikmati kesatupaduan citarasa bakmi godhog yang sungguh pas di lidah. Tak perlu banyak komentar! Ini adalah sepiring bakmi godhog yang sempurna seusai penantian sekian puluh menit lamanya. Ini adalah kuliner yang patut dicoba bagi pendamba masakan tradisional dari pedesaan Yogyakarta. #senyum
Eh, eh, eh, rupanya Warung Bakmi Colo juga menyediakan masakan lain selain bakmi godhog (rebus), bakmi goreng, nasi godhog, nasi goreng, dan magelangan yang sudah menjadi menu umum beragam warung bakmi Jawa di Yogyakarta.
Sebagaimana yang dilakukan oleh istri, dirinya memesan suatu menu “khusus” kepada ibu di dalam dapur yang bertugas mencatat pesanan. Alhasil, ketika terhidang di meja makan, selain bakmi godhog “default” pesananku turut hadir pula sepiring bakmi godhog dengan kuah kecoklatan.
WHAT THE HELL IS THIS!?
Istri pun tak tahu apa sebutan untuk varian bakmi godhog yang ia pesan. Lha, terus, kenapa bisa dipesan? Hooo, rupanya bakmi godhog dengan kuah kecoklatan yang ia pesan itu adalah hasil “resep racikan”-nya bersama kawan curhatnya.
Hmmm... mungkin karena sudah terlalu sering curhat di Warung Bakmi Colo, jadinya mereka diperkenankan membuat “resep racikan” sendiri. Mungkin pula mereka sering menghabiskan waktu di Warung Bakmi Colo bukan hanya untuk curhat, melainkan juga bereksperimen dengan masakan bakmi godhog. Ya, ya, ya.... #hehehe
Soal rasanya?
Ketika sang istri menjelaskan bahwa sambal, irisan cabai, dan kecap manis disatupadukan saat memasak mie godhog “khusus”-nya itu, aku.... sudah bisa menerka-nerka lah seperti apa gerangan rasanya. #hehehe
Beberapa menit kemudian, setelah sang istri berkata, “aku sudah nggak kuat Mas”, terkaanku pun menjadi kenyataan. Aku hanya sanggup menyantap kurang dari 10 sendok. Suapan pertama sih masih oke. Baru, pada suapan selanjutnya, mulut bermasalah. Aku pun terpaksa menyerah sesuai titah dari sang istri, “kalau nggak kuat nggak usah dipaksa”. #hehehe
Sungguh racikan bakmi godhog yang sangat berbahaya disantap bagi pelanggan umum, terutama anak-anak. #hehehe
SILAKAN DIBACA
Jadi, setelah berkali-kali mampir ke sini, berikut ini adalah 10 hal yang harus diperhatikan ketika hendak bersantap di Warung Bakmi Colo:
- Setiap malam Sabtu, Warung Bakmi Colo TUTUP!
- Jadi, Warung Bakmi Colo buka setiap hari SELAIN hari Jumat! #senyum.lebar
- Jam buka Warung Bakmi Colo mulai pukul setengah 6 sore sampai sehabisnya (yang mana bisa tengah malam kalau pelanggannya membeludak).
- Jika tidak mau mengantri lama, harap tiba PERSIS setelah masuk waktu Magrib.
- Jika mau memesan bisa menghubungi nomor telepon 081 328 754 994.
- Jika datang setelah waktu Isya, bersiaplah menerima resiko antri lebih dari 20 pesanan.
- Silakan makan terlebih dahulu agar perut tidak terlalu lapar jikakalau kelak pesanan lama datangnya.
- Harap sabar dan jangan membuat ricuh di dapur! Ingat! Orang sabar itu disayang Tuhan! #senyum.lebar
- Warung Bakmi Colo dapat menampung sekitar 70-an pelanggan berdesak-desakan.
- Per Juni 2018, harga seporsi makanan Rp13.000 dan minuman Rp2.000.
Selamat berjuang menikmati bakmi Colo! #senyum.lebar
Jadi ya pada gak mainan HP.. kemudian mau gak mau ya ngobrol wkwk..
Tapi, untuk beberapa provider saja sih, hahaha...
Warung yang pas menurutku.. ciri khas warung makan malam hari, menunggu pesanan yang agak lama hee.. tapi justu karena nunggu itu jadi ada komunikasi, ada percakapan dan timbulah sebuah keharmonisan hee..
Saya dan keluarga sudah berlangganan lama sekali Mas hee.. yang jualan sudah hafal banget.. nomor WA pun sudah punya hee..
Sebulan yang lalu yang punya warung kena musibah jatuh dari motor Mas, tangannya retak.. tapi minggu kemarin aku dateng sudah sehat dan bisa naik motor lagi hee..
Kalau urusan makanan favorit ya bakmi godog.. tpi kadang ya pesen magelangan (nek ngelih tenan) hahaha..
Kalau aku, kelamaan nunggu dan capek ngobrol, yang ada malah ngantuk pas nunggu pesanan datang, hahaha. :D
Iya, pas terakhir ke sana itu, tangan Ibu yang menulis pesanan sedang digips. Rupanya baru jatuh dari sepeda motor toh.
Pernah malem-malem sepedaan ke sini demi Bakmi Colo, tapi lewat jalan sebelah timur, sepi dan gelap, hahaha.