SIMBAH
Itulah kode yang aku dan Sang Otaku gunakan untuk menyebut angkringan (beserta sang pemilik #hehehe) yang mangkal di simpang Jalan Duwet di seputaran Condong Catur, Yogyakarta.
Sehingga jika kemudian muncul ajakan,
“Sowan Simbah ora?”
Itu artinya, selepas isya kami bakal bersantap malam di angkringannya Simbah.
Dan biasanya ajakan tersebut disertai permohonan syarat dariku,
“Mung aku dibayari yoh!? Hehehe.”
Dan biasanya pula Sang Otaku menjawab dengan singkat,
“Yoh, gampang!”
iYes! #senyum.lebar
Lokasi Angkringan Simbah
Boleh dibilang, perjumpaan kami dengan angkringan Simbah adalah suratan takdir dari Yang Maha Kuasa. #senyum.lebar
Alkisah, pada suatu malam berkelilinglah kami mencari tongkrongan baru di dekat-dekat Sarang Penyamun. Kami menyusuri Jalan Selokan Mataram ke arah barat. Tiba di perempatan Jalan Perumnas kami berbelok ke arah selatan (kanan). Selepas melewati Telaga Futsal dan Warung Steak Seturan, kami pun tiba di percabangan Jalan Duwet.
Nah, tepat di muka cabang Jalan Duwet itulah kami melihat penampakan angkringan seperti foto di atas itu. Didorong oleh rasa penasaran kami pun mampir dan... eeeh... malah jadi keterusan sampai sekarang, hahaha. #senyum.lebar
Gorengan ala Angkringan Simbah
Dalam pandanganku, angkringan Simbah ini sedikit berbeda dibandingkan angkringan pada umumnya. Aku sendiri menggolongkan angkringan Simbah ke dalam segmen angkringan semi-premium.
Kenapa bisa begitu?
Ambillah contoh gorengan. Hampir bisa dipastikan, nggak ada satu pun angkringan di Jogja yang absen menyediakan menu gorengan! Eh, itu kalau gorengannya belum habis ya! #hehehe
Demikian pula dengan angkringan Simbah. Bedanya, gorengan di angkringan Simbah disajikan panas dari wajan. Itu karena Simbah sendiri yang menggorengnya. Beliau juga sigap me-refill gorengan ketika mulai ludes disantap para angkringers. Hmmm....
Selain itu, gorengan di angkringan Simbah memiliki wujud yang lebih gemuk ketimbang gorengan konvensional. Alhasil, lumrah bilamana Simbah mengharai gorengannya agak mahal, yakni Rp1.000 per buah.
Pada saat artikel ini ditulis, gorengan di angkringan Jogja umumnya dipatok seharga Rp500 per buah. Ada pula angkringan yang menetapkan “aturan” Rp2.000 untuk 3 buah gorengan.
Menariknya lagi, apabila perut belum puas diganjal dengan tempe goreng, tahu goreng, dan pisang goreng, Simbah juga menyediakan side dishes serba ayam layaknya warung penyetan seperti ceker, paha, dada, sayap, ati, ampela, dan sebagainya.
Kurang bunyi kriuk-kriuk? Tenang! Simbah punya stok beragam kunyahan ber-sound effect macamnya kerupuk rambak dan emping melinjo.
Mau diakhiri dengan dessert? Santai! Simbah juga turut menyediakan kue mangkok, kue apem, dan pisang untuk membantu mengenyahkan rasa masam di mulut.
Piye? Kurang sip apa menu di angkringan Simbah? #senyum.lebar
Nasi Kucing ala Angkringan Simbah
Meskipun godaan aneka gorengan dan side dishes di angkringan Simbah sangat berpotensi melangsingkan ketebalan dompet, tapi yang membuat aku dan Sang Otaku kembali lagi, lagi, dan lagi ke angkringan Simbah adalah nasi kucingnya!
Nggih, para rawuh ingkang kawula hormati!
Nasi Kucing!
Kalau mau mem-benchmark suatu angkringan, jajalen sik sego kucing e! #senyum.lebar
Dan seperti yang bisa Pembaca amati pada foto di atas itu, nasi kucing di angkringan Simbah sangat spesial karena Simbah sendiri yang meraciknya secara LIVE tanpa siaran tunda alias tanpa mau diganggu oleh pembeli yang cerewet minta ini-itu. #eh
Kemudian, apabila sebungkus nasi kucing tersebut ditelanjangi, kita akan menyaksikan beragam lauk yang mendampingi segenggam nasi yang terdiri dari sepotong tahu, sebutir bakso, dan sejumput oseng-oseng random. Dari penampilannya saja sudah ndemenakke dan bikin air liur nyaris menetes. #hehehe
Nyaaam! #senyum.lebar
Tentang Rasanya?
Di lidahku cita rasa lauknya terasa pas. Tidak sebegitu manis khas masakan Jogja dan tidak sebegitu gurih khas masakan Klaten. Inilah kuliner bercita rasa Jawa yang sesungguhnya! This is truly a comfort food! #senang #senyum.lebar
Soal Harganya?
Yaaah... karena lauknya beraneka ragam seperti itu, jadi ya harganya agak mahal sedikit lah. Sebungkus nasi kucing dihargai Rp3.000. Umumnya nasi kucing di angkringan Jogja dihargai Rp1.500 atau Rp2.000 per bungkus.
Tapi ya itu! Walaupun nasi kucing di Angkringan Simbah ini mahal tapi ya tetap aku merasa TER - PU - AS - KAN! #hehehe
Simbah Empunya Angkringan Simbah
Gorengannya menarik.
Nasi kucingnya unik.
Tapi, ada satu faktor utama yang membuat angkringan Simbah ini menjadi favorit, yaitu...
Simbah NGGAK ASYIK!
GYAHAHAHAHA! #senyum.lebar #ngakak.keras #terancam.kualat
Simbah adalah seseorang yang sampai artikel ini ditulis namanya tidak aku ketahui. #senyum.lebar
Lebih tepatnya aku malas untuk sekedar bertanya, “Mbah, asmane njenengan sinten?”
Karena ya itu tadi. Simbahnya nggak asyik. #hehehe
Bagiku, Simbah adalah sosok wanita tegas, judes, cuek yang sangat-sangat jauh dari sosok eyang-eyang humoris penuh canda tawa. Eh, atau mungkin... jangan-jangan sebenarnya Simbah itu tsundere? #hehehe #fantasi.liar
Karena ya itu, respon yang diberikan Simbah ketika aku berinteraksi dengannya SERINGNYA sih kurang menyenangkan. Sesuatu hal yang membuatku bertanya-tanya dalam bisik,
“Simbah tadi denger pesananku nggak ya?”
“Apa aku mesti ngomong lagi sama Simbah?”
“Duh! Kayaknya Simbah lagi bad mood hari ini.”
“Mampus aku! Apa aku ada salah ngomong sama Simbah?”
Sampai-sampai Sang Otaku juga pernah bilang,
"Sebetulnya tadi aku juga takut nembung (meminta) ke Simbah.”
Hadeh....
Ini aneh. Walaupun aku sering di-jutek-in sama Simbah, tapi Sang Otaku malah nggak! Ini juga alasan yang bikin aku masih “berani” ngangkring di angkringan Simbah karena ada backing-an dari Sang Otaku. Menurutku, Sang Otaku sepertinya sudah jadi “cucu” kesayangannya Simbah, hahaha. #senyum.lebar
Tapi, dibalik sosok yang kepribadiannya nggak jauh berbeda dengan dosen killer #hah, Simbah adalah sosok yang berkharisma. Simbah adalah sosok yang pantas menyandang gelar simbah dikarenakan matangnya usia dan pesonanya yang memukau. Bukan karena pancaran aura mistis seperti yang Mbah Gundul punya. #eh
Singkat kata, kalau mau mencari sosok yang pantas didaulat sebagai Kartini Condong Catur, aku bakal maju menominasikan Simbah. #serius #senyum
Karena pesonanya itulah, sampai sekarang sejumlah ucapan Simbah masih terngiang-ngiang di kepala,
“Nggak! Saya nggak mau menaikkan harga. Nanti mahasiswa pada nggak bisa makan.”,
kata Simbah ketika ngobrolin perkara naiknya harga cabai awal 2017 lalu
“Kalau makan jangan ngomong! Kalau ngomong jangan makan!”,
kata Simbah ke mas pembeli yang hendak menimpali omongan beliau
“Saya itu orangnya percaya sama pembeli. Ini (memperlihatkan uang koin di genggaman) katanya 500-an tapi ternyata bukan toh Mas?”,
kata Simbah ketika ditipu bayaran pembeli
“Lihat saja nanti di akhirat! Kalau saya ketemu sama dia (pembeli yang nipu itu) bakal saya GENDONG!”,
kata simbah bersungut-sungut yang sebenarnya memancing aku ketawa tapi malah jadi takut ketawa... #hehehe
Tentang Simbah dan Angkringannya
Itulah dia Simbah, seorang wanita yang mandiri, ulet, gigih, dan masih menjalankan usaha angkringan di usianya yang tak lagi muda. Hal yang demikian ini pernah membuatku bertanya ke Sang Otaku,
“Kok Simbah di angkringan sendirian ya? Anak sama cucunya mana? Kok nggak ikut membantu?”
Melihat Simbah yang seperti itu, jelas kita yang masih muda nggak boleh bermalas-malasan kan? #senyum.lebar
Anyway, keasyikan dan kekurangasyikan ngangkring di angkringan Simbah aku rangkum ke dalam senarai di bawah ini.
Keasyikan
- Ragam gorengan dan camilannya banyak
- Nasi kucingnya ndemenakke
- Petuah Simbah yang ngangeni
- Judesnya Simbah yang juga ngangeni #senyum.lebar
Kekurangasyikan
- Harga relatif lebih mahal
- Nggak ada wedang jahe
- Ketersediaan sambal cobek terbatas
- Simbah kurang ramah
- Simbah seringkali nggak punya uang kembalian
- Kurang cocok sebagai tempat nongkrong
Jadi, kapan Pembaca mau sowan Simbah? Siapa tahu di sana nanti ketemu sama punggawa mblusuk.com dan otakotaku.com yang sedang ngobrolin hal-hal seputar kerjaan, Ahok, sampai istrinya orang. #what.the #hehehe
seruput susu jahe panas
konsumen pada berdatangan .. ck ck ...
berkesan ya mas? :p
Coba dong dirayu biar sampai bisa curcol-
curcol simbahnya... Kan malah kaya
tantangan tersendiri kan yaa? Asal nanya-
nanyanya jangan sambil ngunyah nasi, nanti
ditegur simbah :D
Iya, tapi harganya lumayan premium sih
untuk angkringan :))