HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Jalan-Jalan di Kota Sungai Penuh yang Tidak Penuh Sungai

Rabu, 25 Januari 2017, 05:10 WIB

Buat orang yang baru pertama kali singgah di Full River Town alias Kota Sungai Penuh, pasti menyangka kota ini penuh sungai. Iya kan?

 

TAPI TERNYATA NGGAK! #hehehe

 

KOTA SUNGAI PENUH NGGAK PENUH SAMA SUNGAI!

 

Lho? Terus penuhnya sama apa dong?

 

Mending kenalan dulu sama Kota Sungai Penuh yuk! #senyum.lebar

 

Tentang Kota Bernama Sungai Penuh

Sungai Penuh merupakan nama suatu kota administratif yang terletak di Provinsi Jambi. Kota ini dahulunya merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci. Pada tanggal 8 Oktober 2009 Sungai Penuh dimekarkan dari Kabupaten Kerinci.

 

Secara geografis, Kota Sungai Penuh berada di wilayah paling barat Provinsi Jambi. Oleh sebab itulah kota ini ibarat titik temu tiga provinsi di Sumatra, yakni Jambi, Sumatra Barat, dan Bengkulu.

 

Terdengar seperti kota yang strategis ya?

 

Eh, tapi ya tunggu dulu! #hehehe

 

Faktanya, Kota Sungai Penuh berjarak SANGAT JAUH dari ibu kota Provinsi Jambi, Sumatra Barat, dan Bengkulu!

 

Weeeh....

 


Kota Sungai Penuh yang dikotak merah itu.

 

Umumnya orang-orang bepergian ke Kota Sungai Penuh lewat jalur darat. Pilihan moda transportasi yang umum tersedia adalah mobil travel. Jadwal keberangkatannya pagi dan sore selepas magrib.

 

 

Jadi, bagi Pembaca yang ingin berkunjung ke Kota Sungai Penuh, harap melatih bokong supaya tahan dipakai duduk lama di dalam mobil, hehehe. #hehehe

 

Tapi tenang! Sekitar 7 km dari Kota Sungai Penuh terdapat Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci. Penerbangan dengan rute Kerinci – Jambi tersedia walaupun nggak setiap hari. Lumayan kan waktu tempuhnya bisa lebih singkat dengan ongkos yang lebih mahal? #senyum.lebar

 

Asal-Usul Nama Sungai Penuh

Nama Kota Sungai Penuh itu berasal dari mata air bernama Sumur Pulai yang nggak pernah kering di musim kemarau sekalipun. Lebih lengkapnya silakan baca artikel Tribun Jambi ini ya.

 

Sungai Penuh Sebagai Kota Peristirahatan

Aku sendiri singgah di Kota Sungai Penuh dalam rangka mengemban misi blusukan ke Air Terjun Pendung #senyum.lebar. Berangkat naik mobil travel dari Kota Bengkulu pada hari Kamis (9/4/2015) pukul 9 pagi. Sampai di Kota Sungai Penuh sekitar pukul setengah 11 malam. Tarif mobil travel-nya waktu itu Rp150.000 per orang.

 

Selain Air Terjun Pendung, di sekitar Kota Sungai Penuh itu bertebaran banyak obyek-obyek wisata alam yang menarik, misalnya ya:

 

  1. Air Terjun Telun Berasap
  2. Perkebunan Teh Kayu Aro
  3. Danau Kerinci
  4. Danau Gunung Tujuh
  5. Sumber Air Panas Semurup
  6. dan obyek wisata lain yang silakan di-googling sendiri #hehehe

 


Air Terjun Pendung di Kabupaten Kerinci.

 

Boleh dibilang obyek-obyek wisata alam yang ada di Jambi itu ngumpulnya ya di sekitar Kota Sungai Penuh. Jadi, bukanlah suatu hal yang sia-sia menempuh perjalanan berjam-jam dari Jambi, Sumatra Barat, atau Bengkulu ke kota ini. #senyum.lebar

 

Eh iya, buat yang hobi naik gunung, Sungai Penuh adalah kota terbesar terdekat dari basecamp pendakian Gunung Kerinci yang lokasinya ada di Desa Kersik Tuo.

 

Oleh sebab itulah, sebagai kota wisata dan kota peristirahatan, berbagai penginapan tersedia di Kota Sungai Penuh. Mulai dari yang sederhana sampai yang bagus. Mulai dari yang murah sampai yang mahal. Semua ada.

 

Yang kurang dari Kota Sungai Penuh buatku cuma satu:
Kurang banyak yang jual jajan dan camilan! #senyum.lebar

 

Lima Jam Waktu Luang di Kota Sungai Penuh

Hari Jumat (10/4/2015) pukul 1 siang. Selepas menunaikan shalat Jumat di Masjid Baiturahim aku bergegas check out dari penginapan. Perpanjangan waktu check out yang diberikan oleh si Abang resepsionis sudah habis. Dengan demikian, terpaksalah aku menggelandang di Kota Sungai Penuh. #senyum.lebar

 

Pada hari ini, dari Kota Sungai Penuh aku berencana bertolak ke Kota Jambi. Naiknya ya mobil travel. Akan tetapi, mobil travel-nya baru berangkat selepas magrib. Artinya, aku punya waktu senggang sekitar 5 jam di Kota Sungai Penuh.

 

Nggg, enaknya ngapain ya?

 

Ya jalan-jalan lah! #senyum.lebar

 


Masjid Baiturahim tempatku salat Jumat.

 

Terus terang aku nggak ngerti ada obyek menarik apa saja di Kota Sungai Penuh. Maunya sih nyari petunjuk dengan browsing- browsing di internet. Sayangnya, sinyal internet Indosat di Kota Sungai Penuh hanya sebatas EDGE! Beh!

 

Operator seluler yang sinyal internetnya melimpah ruah di Kota Sungai Penuh sepertinya hanya Telkomsel. Itu karena aku lihat di Kota Sungai Penuh ada kantor cabangnya Telkom yang dilengkapi dengan menara BTS. Tapi, masak ya aku harus beli kartu perdananya Telkomsel cuma buat internetan sehari ini thok? Boros ah. #sedih

 

 

Daripada kelamaan bingung, aku memutuskan untuk menyambangi kantor agen travel Safa Marwa terlebih dahulu. Pilihan agen travel di Kota Sungai Penuh nggak hanya Safa Marwa sih. Ada juga agen travel Ayu, Panca, Kerinci, dll yang daftarnya bisa dilihat di sini. Hanya saja, waktu itu Abang resepsionis Hotel Jaya Wisata menyarankan aku naik Safa Marwa.

 

Jadilah dari Hotel Jaya Wisata aku jalan kaki ke kantor agen travel Safa Marwa di Jl. Yos Sudarso. Jaraknya nggak begitu jauh. Nggak ada satu kilometer. Ya mirip seperti ibadah sa’i dari bukit Safa ke bukit Marwa lah. #senyum.lebar

 


JL. Martadinata dengan patung yang bukan Martadinata. #senyum.lebar

 

Eh ternyata, persis di sebelahnya kantor agen travel Safa Marwa ada warnet! Ini dia solusi yahud di kala internetnya Indosat lagi memble. #senyum.lebar #hidup.warnet

 

Tapi, sebelum berinternet ria di warnet, aku memutuskan buat makan terlebih dahulu. Maklum, pagi tadi pas blusukan ke Air Terjun Pendung aku kan belum sempat sarapan.

 

Sebetulnya, aku itu penasaran ingin ngicip-ngicip kuliner khas Kota Sungai Penuh. Tapi ya itu. Aku nggak ada referensi! Ditambah lagi, promosi warung nasi padang yang nasi + lauk = Rp15.000 plus boleh tambah nasi sepuasnya #gilak! itu adalah godaan yang sulit untuk aku lewatkan....

 

Jadi... MARI BERSANTAP! #senyum.lebar

 


Pilihan makanan paling aman dan mengenyangkan adalah nasi Padang.

 

Sesudah perut kenyang, mari kita lanjut blusukan, hahaha. #senyum.lebar

 

Sesuai rencana awal sebelum makan, aku balik lagi ke warnet di samping kantor agen travel Safa Marwa untuk berselancar di dunia maya mencari informasi tempat-tempat menarik di Kota Sungai Penuh.

 

Masuk ke warnet. Milih bilik kosong. Setelah itu duduk lesehan. Koneksinya lumayan cepet sih. Tapi kok sering bottleneck ya? Kadang lambat banget. Kadang cepet banget. Sepertinya routing bandwitdh-nya nggak bener deh.

 

Jadi ya sambil menunggu halaman pencarian Google terbuka aku pun senderan di dinding. Kemudian memejamkan mata. Dengan segera efek nasi padang yang kusantap tadi mulai bekerja....

 

AKU KETIDURAN!

 

Beh!

 


Suasana Jl. Sriwijaya yang dipadati toko dengan bangunan khas.

 

Aku melirik jam di handphone.  Tertera angka 2 lebih sekian puluh menit. Berarti sebentar lagi masuk waktu salat Asar.

 

Aku segera kembali menghadap layar monitor dan menelusuri beberapa halaman hasil pencarian si Mbah Google. Ketemulah satu tempat menarik di Kota Sungai Penuh yakni Masjid Agung Pondok Tinggi. Sepertinya boleh juga salat Asar di situ.

 

Bilamana melirik informasi di laman Google Map, jarak Masjid Agung Pondok Tinggi dari kantor agen travel Safa Marwa sekitar 1 km. Nggak begitu menyiksa lah jika ditempuh dengan berjalan kaki, hehehe. #senyum.lebar

 


Sisa rumah di Jl. Koekoeh yang tadi pagi terbakar.

 

Berbekal petunjuk jalan dari Google Map berjalan kakilah aku menuju Masjid Agung Pondok Tinggi. Aku memilih rute aman dengan lewat jalan besar. Pokoknya, dari kantor agen travel Safa Marwa ke arah Lapangan Merdeka dahulu. Lewatnya Jl. Martadinata yang sudah bolak-balik aku jamah pada hari ini. #senyum.lebar

 

Berhubung lewat (lagi) dekat Pasar Tanjung Bajure jadi aku sempatkan mampir ke sana. Penasaran saja, komoditi unik apa saja sih yang dijual di Pasar Induk Sungai Penuh ini? Kayaknya aku mulai ketularan Ibu yang hobinya keluar masuk pasar. #senyum.lebar

 


Pasar Tanjung Bajure yang masih ramai selepas siang.

 

Iseng-iseng aku nyoba nyari teh produksi Kayu Aro. Siapa tahu di Pasar Tanjung Bajure ada yang jual.

 

Seperti yang aku singgung di paragraf atas, yang disebut Kayu Aro itu adalah nama suatu kecamatan di Kabupaten Kerinci yang terkenal sebagai produsen teh. Ada perkebunan teh milik PTPN 6 di sana.

 

Sayangnya, setelah menyambangi sejumlah los kelontong aku nggak menemukan yang namanya produk teh Kayu Aro. Adanya produk teh biasa yang umum dijumpai di supermarket. Malah ada teh dari Jawa.

 

Badala....

 


Lapak pedagang batu akik di Jl. Martadinata.

 

Eh, rupa-rupanya demam batu akik juga menjangkiti Kota Sungai Penuh. Di pinggir-pinggir trotoar aku bertemu dengan sejumlah lapak pedagang batu akik.

 

Aku jadi ingat. Katanya warga Desa Pendung yang sempat aku jumpai sewaktu pulang dari air terjun pagi tadi, orang-orang sering mencari batu akik di aliran sungai. Sayang waktu itu aku nggak kepikiran untuk ngubrek-ngubrek dasar sungai. Siapa tahu ketemu batu akik yang laku dijual mahal? Hahaha. #senyum.lebar

 


Lubang menganga yang membahayakan pejalan kaki.

 

Sejauh ini berjalan kaki di Kota Sungai Penuh cukup menyenangkan sih. Hawa Kota Sungai Penuh sejuk jadi enak untuk berjalan kaki. Yang sekiranya perlu jadi perhatian adalah kondisi sejumlah tutup saluran air di trotoar yang bisa berubah menjadi jebakan betmen di kala kondisi gelap atau hujan deras. #sedih

 


Panorama Lapangan Merdeka berlatar langit mendung.

 

Nggak seberapa lama tibalah aku di Lapangan Merdeka. Ini adalah semacam alun-alunnya Kota Sungai Penuh. Tapi memang lebih cocok disebut sebagai lapangan sih. Soalnya lebih mirip lapangan bola dan dilengkapi trek lari. Pada sore itu, sejumlah klub bola juga sedang berlatih di sana.

 

Dari Lapangan Merdeka aku berubah haluan menunaikan salat Asar di Masjid Baiturahman yang lokasinya nggak jauh dari sana. Pas aku ke sana masjid ini sedang ada proyek pembangunan. Semoga segera selesai ya.

 


Masjid Baiturahman yang terkesan modern.

 

Setelah menunaikan salat Asar aku melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Pondok Tinggi. Aku sempat melewati beberapa bangunan perkantoran dan instansi pemerintah. Sepertinya pusat pemerintahan Kota Sungai Penuh ya di sekitar sini ini.

 

Akhirnya, tibalah juga aku di Masjid Agung Pondok Tinggi. Jadi, Masjid Agung Pondok Tinggi ini merupakan salah satu masjid tertua yang di wilayah Kerinci sekaligus ikon Kota Sungai Penuh. Lambang Kota Sungai Penuh juga menampilkan masjid ini lho!

 


Masjid Agung Pondok Tinggi yang berusia ratusan tahun.

 

Anyway, cerita tentang Masjid Agung Pondok Tinggi aku tulis terpisah sebagai artikel lain. Soalnya kalau digabung jadi satu sama artikel ini bakal kepanjangan, hahaha. #senyum.lebar

 

 

Sesuatu yang Diikhlaskan dari Kota Sungai Penuh

Aku cuma mampir sebentar di Masjid Agung Pondok Tinggi. Soalnya, pas waktu itu sudah mulai gerimis. Eeeeh! Tahu-tahu gerimisnya berubah jadi hujan! Alhamdulillah, aku ketemu dengan kantor yang tutup dekat Lapangan Merdeka yang terasnya bisa dipakai untuk berteduh.

 

Hujan baru reda sekitar pukul setengah 6 sore. Tanpa membuang-buang waktu aku segera melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah, sampai lagi dengan selamat di kantor agen travel Safa Marwa pada pukul 6 sore. Selang beberapa menit kemudian azan magrib pun berkumandang.

 

 

Demikianlah cerita jalan-jalan di Kota Sungai Penuh pada hari Jumat di bulan April tahun 2015. Perjalanan ini aku tutup dengan keputusan mengikhlaskan uang sejumlah sekitar Rp400.000 yang hilang entah ke mana. Dugaanku jatuh sih. #hehehe #berusaha.tetap.sabar

 

Ah, ya sudahlah. Namanya juga uang kan mesti dicari toh? Senggaknya, malam ini kan aku bermalam di mobil travel. Jadinya ngirit ongkos. #hehehe

 

 

Da dah Kota Sungai Penuh!
Sekarang waktunya pindah ke Kota Jambi! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI