HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Uji Coba Lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR di DSLR Lama

Senin, 22 Agustus 2016, 09:00 WIB

Eentah disengaja atau tidak, tapi faktanya, pada hari peringatan kemerdekaan RI ke-71 yang lalu, Nikon mengumumkan rilisnya DSLR entry level mereka yang terbaru, yaitu Nikon D3400. Kabarnya, DSLR kelas pemula ini bakal tersedia di pasaran pada September 2016 dalam wujud paket kit (body kamera + lensa).

 

Buatku sendiri, yang menarik sebetulnya bukan D3400, melainkan lensa kit standar (18-55 mm) versi terbaru, yang aku prediksi bakal mendampingi paket kit DSLR Nikon entry level berformat DX di masa mendatang.

 

 

Sesuai judul artikel ini, lensa kit yang dimaksud, tidak lain adalah:

 

AF-P DX Nikkor 18-55mm f/3.5-5.6G VR

 

Alhamdulillah, di awal bulan Agustus 2016 ini, aku berkesempatan untuk menjajal lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR selama kurang lebih 6 hari. Eh, kenapa aku bisa mendapat pinjaman lensa ini, nantilah aku ceritakan di artikel selanjutnya. #hehehe

 


Walaupun cuma lensa pinjaman tapi siap untuk diuji coba! #senyum.lebar

 

Eh eh eh! Sebelumnya aku mau tekankan bahwa artikel ini BUKAN artikel berbayar dan bersponsor lho! Apa yang aku tulis ini murni “ocehan” seorang pemeluk taat “agama” Nikon selama kurang-lebih 9 tahun.

 

Tolong dicatat itu ya! #senyum.lebar

 

Naksir sih, Tapi...

Yang jelas, lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini sebetulnya bukan lensa yang dirilis bersamaan dengan Nikon D3400. Lensa ini sudah terlebih dahulu dirilis pada bulan Januari 2016 lalu dan kini telah tersedia di berbagai toko kamera dengan banderol harga yang “murah”, sekitar Rp1.300.000.

 

Oh iya, Pembaca sudah tahu toh kalau ada lensa yang harganya Rp10 jutaan? Itu menurutku lensa yang “mahal”.

 

Dan lensa yang harganya Rp1 juta dengan yang Rp10 juta itu kalau dibanting ke batu ya sama-sama bakal remuk kok. #hehehe

 


Siap untuk dibikin remuk? #eh

 

Sebetulnya, aku sendiri sudah naksir lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR sebagai pengganti lensa Nikkor AF-S 18-135 DX yang sudah uzur dan penyakitan. Pikirku, daripada bolak-balik masuk service center, lha ya mending beli lensa baru toh?

 

Sayangnya, anggaran danaku untuk beli lensa, adanya baru di kisaran Rp1 jutaan.

 

Tapi ya, seandainya punya anggaran dana mencapai Rp10 jutaan, kok ya rasanya eman-eman kalau dipakai buat beli lensa “mahal” .... #senyum.lebar

 


Kelihatan jelas kalau lensa 18-135 DX di kiri itu udah tua. #senyum.lebar

 

Karena membeli benda seharga jutaan rupiah itu (umumnya) termasuk hal yang memerlukan pertimbangan matang, maka dari itu aku menulis artikel review ini bagi Pembaca yang sekiranya juga kepincut untuk meminang lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR.

 

Terlebih lagi karena adanya gosip yang menyebutkan bahwa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini nggak bisa dipakai di DSLR Nikon seri lama.

 

Waduh? Betulan nggak itu?

 

 

Nah, di artikel ini Pembaca akan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan,

 

“Lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini layak dibeli nggak sih?”

 

“Perlu nggak meng-upgrade lensa kit 18-55 generasi lama jadi Nikkor AF-P 18-55 DX VR?”

 

dan juga

 

“Bagaimana dampaknya jika lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR dipasang di DSLR Nikon lama?”

 

Yuk, kita scroll ke bawah! #senyum.lebar

 

Fisik yang Ringkas

Pertama-tama aku mau membahas dari segi fisiknya dahulu. Sebab, kesan pertama saat menggenggam lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini adalah,

 

“Beneran ini lensa DSLR? Kok kecil dan enteng banget?”

 


Semisal dimasukkan ke dalam saku celana mungkin ya nggak bakal terasa.
Perhatikan juga yang bersinar itu! Ini lensa DX untuk DSLR dengan sensor APS-C!

 

Yup! Lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR memang berdimensi kecil dan berbobot ringan. Dari informasi produknya sih disebutkan diameternya 65 mm, tingginya 63 mm, dan bobotnya 205 gram. Diameter ulir filternya adalah 55 mm. Ini terbilang lensa yang ringkas untuk DSLR.

 

Salah satu faktor yang menyebabkan lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR berbobot ringan adalah konstruksi body lensa yang mayoritas terbuat dari plastik. Meski demikian, konstruksi plastiknya tidak terkesan ringkih. Desain body lensanya juga terlihat enak dipandang dan minimalis. #senyum.lebar

 


Kalau dibandingkan dengan lensa 35 DX ya masih tergolong besar sih.

 

Eh, tapi jangan salah ya! Wujud lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR yang mungil ini hanya ketika berada dalam mode non-aktif. Lensa ini menganut konsep collapsible lens. Artinya, ketika dalam mode aktif lensa akan bertambah panjang seperti foto di bawah ini.

 

Cara mengubah mode lensa dari non-aktif menjadi aktif (ataupun sebaliknya) adalah melalui satu tombol khusus. Cukup tekan dan tahan tombolnya, kemudian putar lensa searah putaran zoom. Sebagaimana umumnya karakteristik lensa kit, lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR memiliki dimensi terpanjang di focal length 18mm dan 55mm.

 


Wew! Lensanya memanjang! Ini dimensinya yang terpanjang.

 

Aku sarankan sih jangan terlalu sering mengganti-ganti mode. Nanti tombolnya cepat rusak, hehehe. #hehehe

 

Hanya Satu Tombol

Bicara tentang tombol, lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR HANYA memiliki satu tombol, yaitu tombol untuk mengganti mode dari aktif ke non-aktif di atas tadi.

 

Berbeda dengan lensa-lensa pendahulunya, lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR TIDAK dilengkapi dengan tombol autofokus dan juga tombol fitur peredam getar (Vibration Reduction / VR). Menyinggung tentang fitur Vibration Reduction, katanya sih efektif sampai 4 stop.

 

Lha terus gimana dong kalau mau fokus manual atau menonaktifkan VR?

 

Nah, ini dia konsep yang sepertinya mulai diterapkan Nikon pada lensa dan DSLR terbaru mereka.

 


Hanya DSLR terbaru yang punya pilihan setting ini.
Padahal lebih enak kalau VR diatur manual lewat tombol di lensa.

 

Aku menduga, Nikon mulai memindahkan kontrol dari lensa-lensa terbaru mereka ke DSLR. Apabila lensa TIDAK di-support oleh DSLR, ya sejumlah fungsi di lensa TIDAK BISA digunakan. Hal ini juga berlaku bagi lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR.

 

Untuk mengatasinya bisa dengan meng-update firmware DSLR. Tapi ya itu, HANYA beberapa DSLR saja yang mendapat update firmware untuk men-support lensa-lensa terbaru.

 

 

Sedih ya? #sedih

 

Ibaratnya, kalau lensanya seri baru, ya DSLR-nya mesti seri baru juga.

 

Kalau begini ceritanya lak yo fotografi jadi tambah boros toh? ....

 

Pantat dari Plastik

Anyway, yuk kita teruskan “menggerayangi” body lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini! Mari kita alihkan pandangan ke “pantat” lensa. #senyum.lebar

 

Seperti lazimnya lensa entry level, “pantat” lensa (mounting) Nikkor AF-P 18-55 DX VR terbuat dari plastik dan tanpa dilindungi karet weather sealing. Pada lensa “mahal”, umumnya mounting terbuat dari metal dan dilengkapi karet weather sealing agar lensa lebih tahan banting.

 


Kelihatan jelas toh konstruksinya dari plastik?

 

Akan tetapi, mengingat target pengguna lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR adalah para fotografer pemula yang hanya menggunakan satu body dan satu lensa untuk beberapa tahun ke depan #pengalaman, eksistensi mounting plastik dan absennya karet weather sealing tidak bakal terasa signifikan. Sebab, fotografer pemula diprediksi amat sangat jarang menggonta-ganti lensa.

 

Betul tidak? #senyum.lebar

 

Yang jelas, jangan terlampau sering melepas lensa dari body kamera dan memain-mainkan zoom-nya. Sebab, “pantat” lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini tidak dilindungi oleh elemen lensa pelindung. Akibatnya, debu bisa bebas keluar-masuk lensa sesuka hati. #sedih

 

Kualitas Optis dan Hasil Foto

Setelah tadi aku membahas tentang body lensa, sekarang aku mau ganti menyinggung perihal "jeroan" lensa. Semoga saja Pembaca ngerti ya, hehehe. #hehehe

 

Secara konstruksi, lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR tersusun dari 12 elemen yang terbagi ke dalam 9 grup. Dua elemen di antaranya merupakan elemen aspherical yang berfungsi untuk mengurangi aberasi kromatik. Penjelasan gampangnya, supaya hasil foto tetap tajam.

 

Menurutku sih hasil foto menggunakan lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR sudah cukup tajam. Reproduksi warnanya pun memuaskan. Apabila hasil fotonya sebatas untuk dipajang di Facebook, Instagram, atau blog menurutku lensa ini bisa melakukan tugasnya dengan sangat baik.

 


Bokehnya agak semerawut tapi buatku sih fine-fine saja.

 


Buat yang masih meragukan ketajaman lensa kit. Nyoh!

 

Meskipun lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR hanya memiliki 7 bilah diafragma (dengan posisi melingkar), aku sendiri nggak begitu masalah dengan kualitas bokeh-nya. Pada focal length 55 mm dan bukaan diafragma f/5.6, lensa ini sudah cukup mumpuni digunakan sebagai lensa portrait.

 

Tapi ya perlu dicatat juga bahwa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR masih memiliki beberapa kekurangan dari sisi kualitas optis seperti distorsi dan vignetting. Tapi, dengan bantuan aplikasi olah grafis macamnya Adobe Photoshop atau Lightroom, yang demikian itu bisa terobati kok.

 


Semisal nggak bisa menghasilkan foto seperti ini itu bukan salah lensa kit-nya!
Bisa jadi sampeyan yang belum paham caranya motret. #hehehe

 

Lensa ini bukan merupakan lensa makro. Jadi, jangan terlalu berharap bahwa lensa ini bisa memotret obyek dengan perbesaran tinggi dari jarak yang teramat dekat.

 

AF-P itu Stepping Motor

Satu hal yang sebetulnya membedakan lensa ini dari lensa-lensa kit Nikon yang lain adalah jenis motor autofokus yang digunakan.

 

Bila Pembaca jeli, nama lensa ini diawali dengan kode “AF-P”. Sedangkan lensa-lensa Nikon lain pada umumnya diawali kode “AF-S”.

 

Ya toh? #senyum.lebar

 

 

Kode “AF-P” merupakan penanda bahwa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini menggunakan stepping motor pada mekanisme autofokusnya. Sedangkan kode “AF-S” menandakan penggunaan motor ultrasonik (Silent Wave Motors / SWM).

 

Apa bedanya stepping motor dan motor ultrasonik?

 

Secara kasarnya sih, penggunaan stepping motor memungkinkan sistem autofokus lensa bekerja secara lebih presisi. Hal ini bisa dirasakan ketika aku memutar-mutar cincin fokus. Dibandingkan lensa-lensa AF-S yang pernah aku jajal, pergerakan cincin fokus pada lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini terasa lebih mulus.

 

Kalau dulu aku punya anggapan bahwa fokus manual di lensa kit tidak bisa diandalkan, maka lain ceritanya dengan Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini.

 

 

 

Besar kemungkinan, keputusan Nikon mengaplikasikan stepping motor pada lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR adalah demi mengakomodasi para pengguna yang memanfaatkan DSLR sebagai perekam video.

 

Di zaman sekarang, DSLR bukan hanya piranti untuk motret saja kan? #senyum.lebar

 

Selain untuk mendapatkan fokus yang lebih presisi, keunggulan lain dari stepping motor adalah minim suara! Beda dengan motor ultrasonik yang lumayan berisik saat bekerja mencari fokus. Yang demikian ini jelas krusial saat merekam video bersuara toh?

 

Uji Coba di DSLR Jadul

Akhirnya, setelah artikel yang sekian panjang #senyum.lebar, mari kita uji bagaimana performa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR pada DSLR lama. Yang aku istilahkan sebagai DSLR lama, salah satunya adalah Nikon D80 yang sudah menjadi partner-ku motret sejak tahun 2007. #senyum.lebar

 

Apakah benar gosip bahwa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR ini tidak bisa digunakan pada DSLR lama?

 

Yuk kita buktikan! #senyum.lebar

 

 

Berhubung lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR dan Nikon D80 sama-sama masih menggunakan standar Nikon F-Mount, jadi nggak ada masalah dalam urusan pasang-memasang lensa.

 

Ndilalah, masalah muncul setelah aku menyalakan kamera!

 

(Catatan: Biasakan untuk mematikan kamera saat melepas dan memasang lensa)

 


Setiap pengguna DSLR yang ketemu error semacam ini pasti deg-degan. #senyum.lebar

 

Pada top LCD D80 tertera pesan error “F--" seperti foto di atas. Ini merupakan error klasik bagi DSLR yang disebabkan gagalnya mekanisme untuk menggerakkan tuas diafragma pada lensa.

 

Kalau Pembaca perhatikan, tiap lensa umumnya memiliki tuas diafragma yang fungsinya untuk mengatur bukaan diafragma. Tuas diafragma ini dapat dengan mudah kita amati (dan dimain-mainkan #hehehe) pada bagian “pantat” lensa.

 


Yang dilingkari merah itu namanya tuas diafragma.
Kelihatan juga kan itu ada bolong besar jadi debu bisa bebas keluar-masuk?

 

Eh, sekadar info, kalau nggak salah di tahun 2012 apa ya? Mekanisme penggerak tuas diafragma di Nikon D80-ku ini rusak dan harus masuk ke bengkelnya Pak Tumijo untuk diservis. Opname sekitar 2 minggu dengan tarif sekitar Rp250.000 kalau nggak salah.

 

Pelajaran yang bisa diambil bahwa DSLR rusak karena sering dipakai itu hal yang biasa. #senyum.lebar

 

Yang nggak biasa itu kalau DSLR rusak karena jarang dipakai. #hehehe

 

 

Kembali lagi ke masalah error “F--" di atas. Ternyata oh ternyata, error tersebut muncul karena lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR berada dalam mode non-aktif!

 

Alhasil, tinggal ubah mode lensa jadi aktif dan simsalabim! Kondisinya jadi normal kembali! Alhamdulillah, DSLR-nya nggak rusak. #senyum.lebar

 


Waras lagi! #senyum.lebar

 

 

Tapi tunggu! Masalah belum selesai sampai di sini!

 

Ternyata....

 

D80-nya NGGAK MAU NJEPRET!

 

Waduh!

 

 

Aku coba tahan setengah tombol shutter. Nggak mau mencari fokus.

 

Aku tekan-tekan tombol shutter berulang kali. Tetap nggak mau njepret.

Aku tahan tombol AF-Lock dan menekan tombol shutter. Tetap nggak mau njepret.

Aku ubah ke mode fokus AF-C. Tetap nggak mau njepret.

Aku matikan motor autofokus di body D80. Tetap nggak mau njepret.

Aku ganti ke mode Manual di D80. Tetap nggak mau njepret.

 

Waduh....

 

Kok aneh?

 

 

Sampai akhirnya pas aku sedang maju-mundur membidik obyek bunga, aku perhatikan indikator focus lock di viewfinder tiba-tiba menyala. Aku coba menekan tombol shutter dan...

 

KREK!

 

Eh, D80-nya MAU NJEPRET!

 

Kok bisa ya?

 


Foto yang berhasil dijepret pakai Nikon D80. Jaraknya terbatas!

 

Setelah aku cermati, masalah ini bisa jadi disebabkan karena D80 TIDAK BISA bekerja sama dengan stepping motor lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR.

 

Saat lensa dipasangkan dengan body D80, CPU pada lensa mengirimkan informasi ke D80 bahwa lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR yang dipasang ini memiliki motor autofokus dalam kondisi aktif. Alhasil, apabila fokus belum diperoleh, D80 akan mencari fokus via motor autofokus lensa sebelum mekanisme “jepret” dimulai.

 

Sayangnya, D80 TIDAK BISA memerintahkan lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR untuk mencari fokus. Jadinya ya D80 nggak mau njepret deh.

 

ANDAIKAN motor autofokus lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR bisa dimatikan secara manual, mungkin masalah ini bisa segera diatasi. Sayangnya, untuk mematikan motor autofokus lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR harus melalui setting kamera dan D80 yang tergolong DSLR jadul tidak dilengkapi fitur tersebut. Sepertinya pula, nggak bakal ada update firmware untuk D80 terkait masalah ini. #sedih

 


Padahal kalau DSLR-nya mendukung bisa memotret sampai sedekat ini.

 

Pada waktu itu D80 mau njepret dikarenakan indikator focus lock di viewfinder menyala. Alhasil, trik yang mungkin bisa digunakan adalah memaju-mundurkan posisi kamera agar indikator focus lock di viewfinder menyala.

 

Aku nggak tahu kenapa, tapi memutar-mutar cincin fokus tidak berdampak pada pencarian fokus. Sepertinya, penggunaan cincin fokus terbatas hanya pada saat perekaman video saja.

 

Kesimpulan Terhadap Lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR

Jadi, tibalah pada suatu kesimpulan.

 

Sebagai lensa kit standar, Nikkor AF-P 18-55 DX VR memiliki kualitas hasil foto yang baik. Hanya saja, lensa ini baru dapat dipergunakan secara maksimal jika didukung oleh DSLR yang tepat.

 

Jika Pembaca masih memiliki lensa kit standar 18-55mm generasi lama yang berfungsi baik, aku sarankan TIDAK PERLU meng-upgrade ke lensa ini.

 

Bila Pembaca SANGAT membutuhkan lensa kit standar dan DSLR men-support lensa ini, silakan untuk memilikinya. Sementara ini, DSLR yang men-support lensa Nikkor AF-P 18-55 DX VR HANYA D3300, D3400, D5300, dan D5500. Itu pun dengan update firmware.

 

Untuk DSLR generasi lama... #sedih ... tetaplah setia dengan lensa “AF-S”....

 

AF-S Bakal Punah?

Gimana ya? Sebetulnya aku sendiri jadi “takut” kalau di masa mendatang Nikon bakal banyak mengeluarkan lensa-lensa “AF-P” dan membuat punah lensa “AF-S”.

 

Padahal selama ini, dibandingkan body kamera, lensa merupakan benda fotografi yang bisa dilirik sebagai investasi. Kasarnya, dari lensa jadul sampai lensa terbaru hampir bisa digunakan di sembarang body kamera (khususnya kamera profesional #hehehe).

 

Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk lensa “AF-P”. Akan tetapi, kalau menilik sejarah, sebetulnya Nikon dahulu kala juga pernah membuat punah lensa “AI”. Apakah kali ini memang giliran lensa “AF-S” untuk berangsur punah?

 

Mari kita berharap semoga Nikon tidak melakukan manuver yang aneh-aneh, hahaha #senyum.lebar.

NIMBRUNG DI SINI