HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Kesan Mengenaskan Stadion Utama Riau

Senin, 25 Juli 2016, 07:40 WIB

Sekilas, Bangau Sakti itu mirip seperti nama perguruan bela diri. Begitu pula dengan nama Merpati Sakti.

 

Tapi, di Kota Pekanbaru ini, Bangau Sakti dan Merpati Sakti adalah nama jalan. Letak kedua jalan ini berada di dekat Universitas Riau (singkatannya UNRI). Alhasil, banyak mahasiswa dan mahasiswi hilir-mudik di jalan-jalan ini.

 

 

Kebetulan, pada hari Kamis (28/4/2016) yang lampau itu, aku juga sedang menanti kemunculan seorang mahasiswa (pas waktu itu dia belum diwisuda #hehehe) di emperan minimarket di Jl. Bangau Sakti.

 

Dia bukan mahasiswa UNRI sih. Tapi, karena dia bilang bisa menyenggangkan waktu untuk ketemuan, jadi ya aku minta dia menghampiri aku saja, hahaha. #senyum.lebar

 

Mahasiswa yang aku maksud ini (cowok lho dia!), terbilang spesial karena dia turut meramaikan jagat blog dengan tulisan-tulisannya. Yak! Siapa lagi kalau bukan saudara Heru Arya yang lebih tenar dengan julukan Pangeran Wortel!

 

Yeeeey! #senyum.lebar

 

 

Buat yang penasaran sama Heru, ini penampakannya sewaktu kami makan di warung Padang.

 

 

Buat yang penasaran dengan blog-nya Heru si Pangeran Wortel ini alamatnya.

 

TULISANWORTEL.COM

 

 

Jadi ceritanya, di hari Kamis itu aku berencana nggerecokin Heru yang lagi sibuk ngurus pendaftaran wisuda. Untung Heru bilang baru mau ngurusnya nanti saja pas agak siangan. Jadi, kami masih ada waktu buat jalan-jalan deh! Kan aku ya penasaran blusukan di Pekanbaru. #senyum.lebar

 

Usai kami mengakrabkan diri sambil sarapan lontong sayur, Heru pun mengajukan tawaran,

 

“Ke Stadion Riau aja gimana Mas? Di sana sering juga jadi tempat foto-foto.”

 

Tawaran ke Stadion Riau itu pun bukan tanpa sebab. Pertama, lokasi Stadion Riau terbilang dekat dari kampusnya Heru. Kedua, jalan raya arah ke Stadion Riau minim pengawasan polisi lalu lintas, soalnya aku membonceng motornya Heru tanpa pakai helm, hahaha. #senyum.lebar

#jangan.ditiru

 

Yuk kita capcus ke Stadion Riau! #senyum.lebar

 

Stadion Utama Riau yang ....

Dari Jl. Garuda Sakti (ini kawasan nama jalan pendekar burung #hehehe) ke Stadion Utama Riau hanya sekitar 7 km atau yaaa kurang dari 15 menit perjalanan. Begitu mendekati kawasan Stadion Utama Riau, jalannya jadi besaaar, luruuus, dan muluuus. Katanya Heru sih jalannya ini beberapa kali dipakai buat kompetisi adu balap.

 

Jalan raya di luarnya saja sudah begini bentuknya, lha stadionnya seperti apa ya?

 

 

“Ru, masuk ke Stadion bayar Ru?”

 

Motor yang kami tunggangi mulai mendekat ke gerbang masuk Stadion Utama Riau.

 

“Nggak Mas. Nggak ada yang jaga kok.”

“Itu ada orang?”

 

Seorang pemuda terlihat berdiri di dalam pos jaga di dekat gerbang masuk. Ia memperhatikan gerak laju motor kami yang kini melenggang bebas di kawasan Stadion Utama Riau.

 

“Itu bukan petugas jaga Mas. Nggak tahu siapa.”

 

 

Sepeda motor pun melaju di jalanan yang sepi dan tanpa penjagaan. Sementara itu, pandangan mataku tidak sedikit pun lepas dari obyek yang berada nun jauh di sisi kiri kami.

 

Heru pun mengarahkan sepeda motornya mendekati obyek tersebut. Kian didekati, obyek tersebut kian membesar. Semakin bertambah yakinlah aku bahwasanya obyek yang sedari tadi aku perhatikan itu adalah ...

 

U F O!

 

Nggak salah lagi! Ini lokasi pendaratan UFO!

 

Ini Area 51-nya Pekanbaru!

 

 

“Mau lebih dekat lagi Mas?”

 

Pertanyaan Heru itu seketika menyadarkanku dari beragam ide-ide judul artikel blog yang bombastis bin lebay macamnya,

 

Blusukan ketemu UFO di Pekanbaru”,

“Menyergap Alien di Pekanbaru bareng Pangeran Wortel”,

“Menyusup ke dalam UFO Stadion Riau”,

 

dan lain sebagainya...

 

Eh, balik lagi ke pertanyaannya si Heru, sudah pastilah aku jawab,

 

“Boleh, boleh. Eh, apa-apa nggak kalau lebih dekat lagi?”

 “Ya hati-hati aja Mas.”

 

 

Sepeda motor pun masuk ke jalan melingkar di luar stadion utama. Mirip seperti jalan melingkar di luar Stadion Gelora Bung Karno di Senayan yang biasa dipakai buat track jogging. Hanya saja di sini jelas suasananya lebih sepiii, sunyiii, kayak kuburan. Eh, Area 51 dink! #hehehe

 

Kesan pertamaku di Stadion Utama Riau adalah, stadion yang besar dan megah tapi ditelantarkan nggak keurus.

 

Kesan kedua adalah, eman-eman banget! Sayang banget nggak dipakai.

 

 

“Dulu pas pembukaan PON tahun 2012 pernah dipakai Mas. Habis itu nggak pernah dipakai lagi. Kena kasus korupsi.”

 

Hmmm. Sepertinya sudah hal yang umum ya? Apa-apa di negeri ini yang tersangkut kasus korupsi pasti jadinya terkucilkan. Kalau bangunan, ujung-ujungnya jadi nggak terawat.

 

Stadion Utama Riau mulai dibangun pada tahun 2009 dengan kapasitas 44.000 penonton. Pembangunan Stadion Utama Riau menelan dana sekitar 1,8 triliun rupiah. Pada tahun 2012, pemangunan stadion mangkrak karena kasus dugaan korupsi Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau yang menjerat sejumlah pejabat Riau.

 

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_Utama_Riau

https://m.tempo.co/read/news/2016/04/13/058762407/kpk-izinkan-riau-lanjutkan-pembangunan-stadion-utama

 

 

“Ru! Ru! Yuk, foto bareng dulu yuk! Buat kenang-kenangan.”

“Mau foto di mana Mas?”

“Udah di sini aja. Bentar aku pasang tripod-nya dulu.”

 

Aku pun mepet-mepet ke tembok, mencari sudut pemotretan yang pas. Oh, ternyata di bawah tembok ini ada jalan masuk ke basement stadion toh? Pas melongok melihat jalan masuk via basement itu... mendadak aku speechless...

 

Kesan ketiga di Stadion Utama Riau adalah, mungkin ini stadion sarangnya anakonda....

 

 

Saat aku sedang mengatur setting-an kamera untuk foto bareng, beberapa kali aku mendengar suara-suara. Asalnya dari dalam bangunan stadion.

 

“Ru, kok aku denger ada suara-suara ya? Ada orang kah di dalam?”

“Di dalam nggak ada orang Mas. Biasalah, kan bangunan sepi.”

 

Haduh! Siang-siang begini kok udah dibikin merinding aja nih.

 

 

“Itu banyak rumput-rumput ilalang, bagus buat foto-foto Mas.”

“Hooo yo boleh-boleh. Yuk kita keliling-keliling Ru!”

“Pakai motor ya Mas? Di sini rawan.”

“Okey.”

 

 

“Aku sama temanku dulu pernah bikin video di sini Mas. Motor kami parkir di sana itu. Terus kami tinggal. Balik-balik, motornya temanku ilang.”

“Welah! Kok bisa? Kunci motornya dibawa kan?”

“Nggak tahu lah Mas. Kalau Mas tahu geng preman Klewang, di sini ini daerahnya mereka Mas. Pernah masuk berita kok.”

 

Haduh! Selain dhemit, ternyata Stadion Utama Riau juga jadi sarangnya preman? Tambah merinding disko aja ini.

 

Sudut-Sudut Lain di Sekitar Stadion Utama Riau

“Kita ke mana lagi Mas?”

“Keliling-keliling di sekitar stadion dulu lah Ru! Penasaran aku kayak apa.”

“Oke Mas.”

 

 

 

Jadi, demikianlah suasana di Stadion Utama Riau di siang hari itu. Mengenaskan kan? #sedih

 

Harapanku sih, semoga saja Stadion Utama Riau bisa cepat difungsikan, dipakai sebagaimana mestinya, dirawat dan dipelihara. Jangan kelamaan lah jadi sarang dhemit dan sarang preman.

 

Semoga juga, ilalang-ilalang di Stadion Utama Riau ini bergoyang karena memang ditiup angin, bukan karena hal-hal “lain” yang juga turut membuat mobil yang diparkir ikut “bergoyang”. #hehehe

 

 

Stadion besar di tempat tinggal Pembaca nggak semengenaskan ini kan?

NIMBRUNG DI SINI