Marhaban ya Ramadhan,
Selamat Datang Bulan Ramadhan
Ramadhan itu bulan yang suci.
Suci itu bersih.
Kebersihan itu sebagian dari iman.
Tapi sayangnya, masyarakat kita sepertinya belum benar-benar menjadi pribadi yang bersih. Misalnya saja, tercermin dari pemandangan-pemandangan miris di bawah ini.
Mungkin Pembaca sendiri juga nggak satu-dua kali menyaksikan pemandangan miris di mana sampah-sampah bertebaran di alam bebas seperti di atas itu.
Masalah sampah ini bisa dibilang amat sangat menjengkelkan toh? Jadi bisa dimaklumi, bilamana beberapa orang bahkan sampai meminta bantuan Gusti Allah SWT untuk menuntaskan masalah sampah ini.
Maka dari itu,
Terlepas sekarang bulan Ramadhan atau nggak,
Terlepas Pembaca muslim atau bukan,
Aku mengajak Pembaca untuk bergerak memunguti sampah yang tercecer di tempat yang nggak semestinya.
Semisal orang-orang yang ada di dekat Pembaca membuang sampah sembarangan, tolong ditegur, dan buang sampah tersebut ke tempat sampah yang semestinya.
Eh, aku?
Jujur, aku akui dan sadari kalau aku bukan orang bersih dan juga orang suci yang patut menjadi panutan.
Tapi, dalam hal sampah ini, aku berusaha untuk
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Menyimpan sampah apabila belum bertemu tempat sampah
- Sebisa mungkin memunguti sampah yang tercecer
Aku rasa, ini adalah sesuatu hal yang patut ditularkan ke orang-orang.
Supaya apa?
Supaya lingkungan jadi bersih lah! #senyum.lebar
Selain hobi motret, hobi bersepeda, dan hobi blusukan, aku juga punya hobi lain yaitu hobi memunguti sampah.
Bisa jadi, awal mula aku punya hobi memunguti sampah ini karena meniru sifatnya Bapak dan Ibu yang hobi bersih-bersih. Bapak dan Ibu nggak pernah menyuruh aku untuk mengikuti apa yang mereka lakukan. Mereka mencontohkan. Aku meniru. Alhasil, muncullah hobi seperti ini.
Jadi, untuk Pembaca yang sudah menjadi orang tua, ketahuilah bahwa anak itu meniru orang tuanya. Selanjutnya, silakan perhatikan buah hati anda dan cobalah direnungkan. #senyum.lebar
Sebagai orang yang hobi motret, aku sebel, jengkel, benci kalau lingkungan pemotretan kotor oleh sampah. Lha ya masak yang di foto isinya sampah semua?
Jadi ya aku mulai punguti sampah-sampah yang mengganggu. Setidaknya, sudut pandang yang kelak terekam dalam foto bakal bersih dari sampah. Tapi, setelah aku tengok kanan-kiri, kok ya ternyata di sekeliling ini sampahnya banyak juga ya?
Alhasil, sekarang kalau aku blusukan ke mana-mana selalu sedia kantong plastik sebagai wadah memunguti sampah. Dalam sekali beraksi, sampah yang terkumpul bisa banyak banget lho! Satu kantong plastik jelas nggak muat untuk menampung semua sampah di lokasi.
Tapi ya terkadang aku suka lupa juga bawa kantong plastik. Maklum, aku kan tergolong cowok yang pelupa #hehehe. Jadinya ya, apa pun yang bisa dipakai untuk wadah sampah ya aku pakai saja.
Kemudian, aku berpikir, semisal orang-orang yang singgah di tempat-tempat ini memiliki hobi memunguti sampah yang sama seperti aku. Kan lokasinya nanti bisa senantiasa bersih? Ya kan?
Tapi ya, semisal orang-orang kita nggak hobi buang sampah sembarangan, ya hobi memunguti sampahku ini jelas nggak bakal eksis. #hehehe
Aku percaya, nggak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan umatnya untuk membuang sampah sembarangan.
Aku sendiri menganggap membersihkan lingkungan dari sampah itu merupakan suatu bentuk ibadah. Selain karena ungkapan populer “Kebersihan itu sebagian dari iman”, aktivitas kita memunguti sampah kan bisa sekaligus kita pergunakan untuk banyak-banyak mengingat Tuhan. Ya kan?
Eh, tambah berdoa juga yang baik-baik, semoga pelaku yang membuang sampah sembarangan ini cepat tersadarkan dari perbuatan kotornya ini. #hehehe
Kadang-kadang muncul juga pikiran liar. Kita tahu bahwa setiap orang pasti menghasilkan sampah. Untuk mengatasi sampah-sampah ini, muncullah profesi yang kita kenal sebagai tukang sampah.
Di masyarakat kita, banyak yang memandang tukang sampah itu sebagai profesi yang kurang baik. Bukan karena penghasilannya minim, melainkan juga karena tukang sampah itu berkutat dengan sampah. Sesuatu yang kotor. Sesuatu yang tidak suci.
Padahal, sesuai yang aku tulis di atas, setiap manusia menghasilkan sampah. Tapi ada yang menolak untuk bersinggungan dengan sampah dan karenanya terciptalah profesi tukang sampah. Coba bayangkan, apa jadinya bila di dunia ini nggak ada tukang sampah?
Jadi, menurutku kita harus menyesuaikan pandangan kita terhadap tukang sampah. Sebisa mungkin kita menjadi tukang sampah atas sampah yang kita hasilkan sendiri.
Cukup sekian artikel kali ini. Ini adalah sisi lain blusukan yang kerap aku jumpai... di mana-mana.
Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Aamiin.
semoga berkah selalu
https://dppagpaii.org/
sampah pada tempatnya agar menjaga kebersihan lingkungan tempat kita tinggal..
semoga masyrakat kita skrg lebih sadar diri.
baca lagi berita menarik tentang kuliner di link ini https://bit.ly/37FsF9Y
setu atau ke mana pun jika tidak ada sampah, mata akan nyaman melihatnya... udara pun
segar...
visit our website "https://ittelkom-jkt.ac.id/"
"http://akademitelkom.ac.id/"
Indonesia. Serta untuk mendidik anak kita sejak dini juga memang sulit, namun jika diniati
kemungkinan itu bisa terjadi sangat besar. Terima kasih artikel yang sangat bermaknanya,
kak!
Yuk tulis juga pengalaman kakak lainnya di website kami, kami tunggu ya, kak!
banyak yang belum sadar akan sampahnya sendiri minimal untuk dibuang pada
tempatnya. Next perjalanan saya, juga akan bawa tempat sampah plastik untuk kegiatan
serupa mas!
lihat sampah indomie yg expirednya tercatat tahun 88,, 30 tahun belum terurai,.bayangkan :(
https://www.infowisatadankuliner.com
kalau ada kantong plastik lebih saya suka bantu pungutin beberapa terutama yang terliha
jelas seperti botol air minum dan bungkus camilan.
Untuk itu sepertinya kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya itu perlu ditingkatkan.
Memang kesal sih kalau melihat orang buang sampah sembarangan, tapi ya daripada ngomel-ngomel yang bikin capek, mending kalau memungkinkan diambil saja lalu dibuang.
Sekarang udah besar gak kena hukuman lagi sih tapi udah jadi kesadaran sendiri aja karena terbiasa sejak kecil. And I am so proud of myself.. hehehe.
tempatnya...
Saya ucapkan selamat untuk kaian semua yang sadar bahaya sampah dan sudi untuk pungut sampah...
\"kok malas banget buang ke seberang jalan\" itu yang saya pikirkan tiap minggunya.
Jadi pengen nangkep basah orangnya terus saya buang orangnya ke tempat sampah biar tahu dia tempat sampahnya di mana.
Mungkin sekali-kali memang perlu diawasi supaya tertangkap pelakunya. :)
Btw, poin yang jadi orangtua itu pe-er banget
nih. Harus menanamkan sedini mungkin ke
anak tentang kebersihan dan buang sampah
pada tempatnya..
Tapi, masnya mantab lah.. klo ga ada tempat sampah disimpan dulu, sampe dimasukin ke tas sendiri. Hebat, kapan ya saya bisa kayak gitu?.
mengotori.
tidak peka bagaimana bangsa kita bisa
maju. Mari kita tanamkan kepekaan kita
kepada lingkungan seperti yang mas
lakukan ini
Kalau saya juga suka mungutin sampah tapi kadang masih malu-maluan.
Dibawa pelan-pelan saja, lama-lama nanti juga nggak malu. Eh...
Karena kita tahu kesadaran masyarakat itu sangat kurang.
Jadi kegiatan ini sangat saya dukung dan apresiasi. :D
sembarangan..
... ayo serukan jangan nyampah di tempat wisata.
Seharusnya sampah kayak gitu bisa dibawa pulang kek, atau disimpen dulu dan dibuang nanti pas nemu tempat sampah.
Tempat wisata yang bersih itu tempat wisata yang masih sepi.
kadang aku juga masih sering khilaf. :(
Seharusnya tulisan seprti ini menjadi trending topik di baliho-baliho pemasangan iklan, agar semakin sadar.
Mari dimulai dari diri sendiri...
Kalau di daerah saya tuh ada kegiatan bersih-bersih pantai beberapa minggu sekali. Mampir ke Balikpapan Mas. :)
Kita butuh orang yang benar-benar paham dan cinta Indonesia, karena jika memang mereka cinta Indonesia nggak bakal nyampah di tanah air beta.
Sampah masih banyak dimana-mana.
savealamindonesia
Harusnya anak-anak sekolah dasar lebih ditekankan lagi dalam menjaga kerbersihan, bukan hanya seremonial belaka.
semoga cepet sadar aja lah...
Salam Kenal :D
Salam kenal juga. :)
Berikan contoh kepada keluarga.
Saya biasa melakukan poin nomor 2. Misalnya makan permen tapi belum melihat tempat sampah, kertasnya saya simpan dalam saku. Tapi kadang-kadang sampai lupa. Setelah baju atau celana dicuci baru ingat kalau pernah menyimpan sampah permen tersebut.
Terus suka ngambilin sampah dan beberapa kali negor orang yang buang sampah sembarangan, tapi langsung dikasih tatapan aneh gitu sama mereka...
Semoga tetap istikomah ya Mbak. :D
Tapi di daerah aku juga gitu Mas. Sedih habis tiap ada ceramah-ceramah malah sampah berserakan, huhuhu.
Sudah berapa orang teman saya blacklist gara-gara kebiasaan ini. Padahal sudah saya peringatkan jika malas membawa sampah pulang, berikan kepada saya, biar saya yang bawa..
Ehh malah dia buang sampah sembarangan di depan muka saya..
Sigh!
Yang sabar ya Mbak Endah....
InsyaAllah setiap bulan selalu ada artikel baru kok. :)
Ya karena kita jumlahnya banyak, akibatnya buang sampah menjadi tidak terkendali..Saya jadi punya ide untuk kembangin sistem online yang bisa menindak si pembuang sampah... hmmm.
Wah, menarik itu sistem onlinenya. Bisa diintegrasikan dengan CCTV. :D
Kita butuh orang banyak kayak kamu. Hehehe. Kalo gue gara-gara kebiasaan dari kampus. Setiap ke tempat wisata emang selalu bawa trash bag buat mungutin begituan sama temen-temen. Biar jadi pemulung. Hahahaha. :D/
Btw, ngeri banget yang bikin spanduk minta Allah cabut nyawa yang nyampah tapi boleh juga tuh idenya.
Setuju ... memang budaya hidup bersih dibentuk dari masih anak-anak ... peran orangtua sangat penting.
Karena ya ngerasain hal yang sama. Ga enak kalau motret tempatnya kotor. Kalau yang deket sih bisa aku gapai dan aku ilangin, lha kalau ditempat yang jauh atau berbahaya akibatnya nambahin tugas nye-tamp pake sotosop kan...hihihi.
Iya, kalau posisi sampahnya susah dijangkau ya mau gak mau dihilangkannya pakai photoshop, hehehe. :p
Kalau tidak bisa membersihkan ya jangan ikut mengotori.
Belum lagi di kota besar. Pasti banyak banget sampah yang akan dibuang. Nah, seperti sekarang, Pekanbaru sedang ada masalah perihal Dinas Kebersihan. Alhasil, sepanjang jalan yang Mas Mawi lewati kemaren, kanan dan kirinya sekarang penuh sampah. Entah sampai kapan itu akan diselesaikan.
Ya, semoga semoga ini berangkat dari kesadaran pribadi masing-masing untuk nggak buang sampah sembarangan dan kalo ada sampah ya mbok yo diambil dan dimasukkan ke tong sampah.
Semoga juga kesadaran masyarakat kita tentang sampah semakin meningkat.
Mungkin momen ramadhan kan ajang puasa sampah juga (pas pagi sampai sore)?
Lebaran membludak lagi
Tapi aku juga sering nyampah di timeline mas :)
Weleh, kok malah jadi nyampah di timeline ki piye?
Coba diinisiasi Tukang Sampah Professional. Hahaha.
Iya ya, semoga pada masa mendatang ada tukang sampah profesional. :D