HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Awal Tahun di Sate Kambing Mbak Bella

Kamis, 25 Februari 2016, 10:19 WIB

Bagi para lajang yang menghuni sarang penyamun, agenda hari pertama di tahun 2016 adalah kerja bakti bersama Juragan. Tahu sendiri lah. Setelah hampir setahun berlalu, kondisi markas lebih pantas disebut sebagai kandang ketimbang sarang. Maklum, namanya juga penyamun kemproh. #hehehe

 

Terlebih lagi, esok hari kerja, Juragan bilang markas bakal kedatangan wanita yang kelak bergabung sebagai party member baru. Maka dari itu, sebelum sang perawan membaur di sarang penyamun, tentu markas perlu dikondisikan. Yang kotor-kotor disapu. Yang nggak berguna dibakar. Yang berkibar-kibar diamankan. #eh

 

Sate Kambing Pertama di Tahun 2016

Setelah Juragan pulang ke provinsi asalnya, para lajang yang tersisa pun berfantasi akan santapan yang sekiranya layak dijadikan pelampiasan selepas kerja keras. Agaknya, efek ayam goreng yang tadi siang menjadi traktiran sudah memudar tercerna lambung.

 

Mendadak aku teringat kejadian beberapa hari yang lalu, pas bersepeda ke Gua Jepang Pundong bareng Tim Mari Kita Dolan. Sate kambing Mbak Bella sepertinya cocok sekali untuk mengawali seabrek kegiatan di tahun 2016. Bukankah di Jogja ini, kuliner kambing selalu identik dengan momen-momen istimewa?

 

Rencana pesta kambing itu pun berlanjut ke tanggal 2 Januari 2016, tepatnya di hari Sabtu sore. Usai langit berhenti menangisi bumi, aku, Major Tom, dan Sho-kun, bergerak menuju warung sate kambing Mbak Bella yang terletak di Jl. Imogiri Timur km 12. Kalau dari sarang penyamun, jaraknya ya kira-kira ada sekitar 20-an km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.  

 

Aku ditunjuk sebagai pemandu arah. Tapi ya, bukan aku namanya kalau ke warung makan pun nggak pakai adegan nyasar, hahaha #senyum.lebar. Kami sempat kebablasan hingga Jl. Imogiri Timur km 13. Lha wong aku kan baru sekali ke sana #hehehe.

 


Tampilan luar warung sate kambing Mbak Bella dari pinggir Jl. Imogiri Timur.
Kalau nggak salah, di sisi seberangnya itu rumah, ada yang jual pulsa.

 

Supaya nggak nyasar, pokoknya kalau dari arah kota Jogja, di Jl. Imogiri Timur, selepas RS Nur Hidayah, warung sate kambing Mbak Bella terletak di pinggir sisi kanan (barat) jalan raya. Ya, sekitar 200 meter lah dari rumah sakit.

 

Bersantap Sate Kambing di Pinggir Sawah

“Bu, pesan satenya tiga!”, ujarku di ambang pintu control panel #hehehe

“Pedes Mas?”

 

Aku berpaling kepada dua kawan yang sedang mencuci tangan. Mereka mengiyakan saat aku sodori pilihan pedas atau biasa.

 

“Pedes Bu. Minumnya...”

“Minumnya pesannya nanti saja Mas!”, sergahnya

 

Buat pelanggan yang baru pertama kali bersantap di warung sate kambing Mbak Bella mungkin bakal agak kagok. Karena ya untuk memesan dan melakukan pembayaran, pelanggan harus bertransaksi di dapur. Sedangkan untuk pesanan minuman, nanti ada juru layan yang menghampiri setiap meja pelanggan.  

 


Control panel alias dapur, tempat pelanggan bertransaksi.

 

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Pelanggan warung sate kambing Mbak Bella sudah nggak terlampau padat. Kami bertiga pun duduk manis di dalam warung sambil menanti porsi demi porsi sate kambing terhidang di meja.

 


Suasana di dalam warung. Masuk lebih dalam masih ada tempat makan lagi.
Untuk menampung 100 pelanggan bisa lah.

 

Sawah-sawah yang mengitari warung seakan menambah kesan syahdu dalam bersantap. Bayangkan bila padi-padinya sudah menguning. Semilir angin yang berhembus menimbulkan bebunyian gemerisik yang menenangkan hati. Duh, jadi nggak ingin pulang! Nuansa ini mengingatkanku pada warung kambing sor talok yang ada di Bantul sana.

 


Coba nggak terhalang kayu, pasti lebih sip menikmati pemandangan sawahnya.

 


Tetap ingat! Harap jaga kebersihan sawah!
Yang kotor biar sarang penyamun saja. #eh

 

Sate Kambing Beda ala Mbak Bella

Sate kambing Mbak Bella termasuk sate kambing konvensional karena penyajiannya masih mempertahankan tusuk kayu. Umumnya penyajian sate kambing akhir-akhir ini mengadopsi teknik sate klathak, yaitu memakai ruji sepeda. Bahkan terkadang hanya dagingnya saja yang tersaji di piring tanpa tusuk sate. Sementara itu, kuah sate kambing terbuat dari kecap manis dan berasa pedas.

 

Berdasarkan pengalamanku bersantap sate kambing, warung sate kambing Mbak Bella tergolong warung sate kambing yang istimewa. Itu sebab ada 3 hal yang menjadi nilai plus di sini.

 

  1. Penyajiannya terbilang cepat. Di warung sate kambing Mbak Bella ini, pesanan bakal tersaji kurang dari 10 menit. Cocok bagi pelanggan yang belum makan dari pagi. #senyum.lebar
  2. Nasinya melimpah ruah. Aku menduga, untuk porsi santap 3 orang, nasi yang dihidangkan setara dengan 4 cup beras. Cocok bagi pelanggan dengan volume lambung besar.
  3. Harganya relatif murah. Pas bersantap bareng Tim Mari Kita Dolan, 3 porsi tongseng kambing, 1 porsi sate kambing, dan tambahan 1 gelas minuman dihargai Rp65.000. Sedangkan di awal tahun ini, 3 porsi sate kambing dihargai Rp60.000. Harga seporsi santapan sudah termasuk harga minuman dan nasi. Cocok bagi pelanggan yang sedang ngirit karena gaji belum cair.

 


Porsi nasinya itu lho! Kalau buat kami sih jelas habis tandas. #senyum.lebar

 

Sedangkan yang menjadi pertimbangan ketika bersantap di warung sate kambing Mbak Bella menurutku adalah penyajiannya. Seperti yang bisa Pembaca simak pada foto di atas. Pelanggan hanya diberikan alas makan berupa satu piring yang merangkap sebagai wadah masakan kambing.

 

Tidak menutup kemungkinan kan, kalau di luar sana, ada pelanggan yang menginginkan bersantap dengan alas makan yang terpisah? Piring untuk nasi sendiri dan piring untuk wadah masakan ya sendiri. Sedangkan kalau hanya menggunakan satu piring, bisa jadi bakal menyulitkan saat bersantap. Ya toh?

 


Dalam satu piring tersaji 5 tusuk sate. Satu tusuknya berisi 3 potong daging dan 2 potong lemak.

 

Tapi, berhubung kami-kami ini termasuk para penyamun Jawa yang memelihara falsafah hidup nrimo, alhasil kami nggak banyak menutut hanya karena alas makan. Apa yang diberi untuk menghidupi, hendaknya diterima dengan ikhlas. Semoga apa yang diterima kelak menjadi berkah. Aamiin.

 

Rasa Sate Kambing Mbak Bella dalam Angka

Jadi, bagaimana rasanya?

 

“Mas, dagingnya pakai kambing muda nggak sih?”, tanya Major Tom

“Lha mbuh, emange piye?”

“Alot”

Mosok? Tapi masih bisa dikunyah kok.” Aku mengingat-ingat jumlah geraham yang masih tersisa di mulut #hehehe

 


Kawan bersantap sate kambing di awal tahun 2016 ini.

 

“Iya sih, tapi tetep wae alot.”

“Terus skornya berapa?”

“Hmmm, 6 lah.”

“Heee? Tapi kan nasinya banyak?”

“Yoo, 7 lah”

“Yakin cuma 7?”

“Yo wis 8. Sudah mentok itu.”

 

See? Terbukti dengan negosiasi alot plus tawar-menawar, skor akhir pun bisa dikatrol. #senyum.lebar

 

Di sisi lain, penilaian Sho-Kun nggak jauh berbeda dengan Major Tom. Kata “alot” dan “biasa” mendominasi keterangan penilaian. Sepertinya, sate kambing Mbak Bella belum cukup mampu untuk menggoyang lidah pria yang domisili asalnya dibanjiri oleh kuliner kambing itu.

 

Satu dari Puluhan Warung Sate Kambing

Warung sate kambing Mbak Bella tak ayal menambah panjang daftar warung sate kambing di seputaran Jl. Imogiri Timur. Usaha warung sate kambing ini sepertinya mampu merangkul berbagai pengusaha dari generasi yang berbeda-beda. Selain Mbak Bella, sebut saja nama-nama seperti Pak Pong, Bu Jazim, atau Mas Rangga yang juga bergerak di usaha per-warung sate kambing-an.

 

Tinggal menunggu, ada nggak ini warung sate kambing di Jl. Imogiri Timur yang nama warungnya memakai embel-embel “Mbah ...”, hahaha #senyum.lebar. Pembaca apa ada yang tahu?

 


Bayangkan kalau seluruh warung sate kambing di Jl. Imogiri Timur serentak membakar sate.
Pasti bikin pengendara yang lewat jadi kehilangan konsentrasi, hahaha #senyum.lebar

 

Warung sate kambing Mbak Bella ini buka dari pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam. Bisa tutup lebih awal jikalau daging kambingnya sudah habis. Warung sate kambing Mbak Bella ini nyaris beroperasi setiap hari. Bahkan, katanya hanya libur sehari saat lebaran.

 

Selain sate kambing, tersedia juga menu umum lainnya seperti tongseng, gulai, dan sate klathak. Fasilitas di warung mencangkup kamar kecil dan ruang berdoa (ya begitu tulisannya #hehehe).

 

Nah, Pembaca sendiri, sudah makan sate kambing belum di tahun 2016 ini? #senyum.lebar

 

Eh iya, kalau Pembaca punya warung sate kambing favorit lain, boleh juga aku dikasih tahu. Supaya tahu tempat alternatif lain untuk foya-foya di awal bulan, hahaha. #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI