Sebagai pemilik blog yang isinya jalan-jalan ke tempat unik dan menarik, kayaknya aku perlu nulis artikel yang berkaitan dengan etika berwisata. Khususnya untuk mereka yang mendapat cap sebagai traveler kekinian.
Sekadar selingan, dari statistik blog Maw Mblusuk? sampai akhir tahun 2015 ini, sebagian besar pengunjung adalah mereka yang berusia di kisaran 18 hingga 30 tahun yang mana rawan tergolong sebagai traveler kekinian. Apalagi berdasarkan beberapa testimoni yang aku terima, blog Maw Mblusuk? ini ternyata sudah sukses meracuni banyak orang untuk melancong ke tempat-tempat yang unik dan menarik, baik itu yang ada di Jogja maupun yang di luar Jogja.
Sebagai blogger yang bertanggung-jawab, tentunya aku juga harus turut mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang ada kaitannya dengan traveler kekinian ini toh?
Etika 1. Jangan Buang Sampah Sembarangan!
Ini yang paling menyebalkan dari semua jenis manusia yang datang di lokasi wisata. Andaikata ada peraturan buang sampah sembarangan hukumannya ditembak mati atau diasingkan ke pulau terpencil, aku termasuk salah satu orang yang setuju.
Sekali lagi aku ingatkan. JANGAN BUAH SAMPAH SEMBARANGAN!
BAWA KEMBALI SAMPAH DAN BUANG DI TEMPAT SAMPAH YANG SAH!
Etika 2. Jangan Merusak Alam!
Sebisa mungkin ketika berwisata di tempat wisata alam, batasi interaksi dengan alam agar suasananya tetap lestari. Misalnya nggak mencabuti/mematikan tanaman, nggak mencorat-coret batu, nggak membunuh hewan liar, dan lain sebagainya. Karena alam butuh waktu lama untuk memperbaiki kondisi yang rusak tersebut.
Etika 3. Patuhi Peraturan yang Berlaku!
JADILAH ORANG YANG PATUH PADA PERATURAN!
BUANG ITU PIKIRAN PERATURAN ADA UNTUK DILANGGAR!
Kalau dilarang masuk ya JANGAN MASUK!
Kalau dilarang berenang ya JANGAN BERENANG!
Kalau dilarang motret ya JANGAN MOTRET!
Buang itu pikiran “Ah biarin, nggak apa-apa!”
Peraturan dibuat bukan buat “sok-sokan” ya!
Peraturan kan dibuat untuk kebaikan kita bersama. Adapun kita mengunjungi suatu tempat, pasti ada peraturan yang berlaku di sana. Hormati! Taati!
Etika 4. Berwisata Itu Bukan Sekadar Foto-Foto Selfie, Wefie, dsb!
Faktor umum yang mendorong para traveler kekinian untuk melancong ke mana-mana adalah agar terkesan “kekinian” alias “eksis” alias “up to date”. Untuk menonjolkan kesan-kesan tersebut, umumnya mereka akan berfoto yang menampilkan diri mereka sedang berada di tempat wisata tersebut. Sebab, kalau hanya foto tempat wisata thok tanpa ada foto diri, nanti nggak menimbulkan kesan “kekinian” karena nggak ada bukti kuat bahwa mereka sudah pernah ke sana. Ya toh? #hehehe
Di tempat wisata banyak-banyaklah merenung,
Apa sebenarnya tujuan Pembaca singgah di tempat wisata ini?
Apa yang Pembaca harapkan dari para pengunjung yang lain?
Apa kiranya yang bisa dibenahi dari tempat wisata ini?
Dijamin, kalau Pembaca sering merenung, Pembaca bakal mendapatkan banyak hikmah serta pelajaran di tempat wisata, nggak hanya senang-senang belaka.
Etika 5. Kalau Tempat Wisata Sudah Ramai, Jangan Masuk!
Aku tanya, Pembaca nyari apa di tempat wisata? Tentunya suasana damai dan nggak ramai toh? Kalau misalnya tempat wisatanya sudah ramai dan semakin bertambah ramai karena Pembaca ke sana, apakah jadi nyaman? Nggak kan?
Jadi mohon sekiranya sadar diri lah. Kalau sudah ramai, datang lagi saja di hari lain dan pas pagi saat pengunjungnya masih sedikit.
Untuk tempat wisata alam itu nggak seperti mall yang besar dan bisa menampung ribuan pengunjung. Ingat lho! Alam itu punya daya tahannya sendiri dalam menampung manusia. Apalagi manusia dalam jumlah banyak.
Kenapa? Karena semakin banyak manusia di suatu tempat, besar potensinya kalau kondisi alam di tempat tersebut bakal ikut rusak. Jadi, ketika tahu di suatu tempat wisata pengunjungnya sudah terlampau banyak, JANGAN MASUK!
Jadi itu sekiranya larangan-larangan yang bisa jadi panduan buat para traveler (baik itu traveler kekinian maupun traveler kekunoan seperti aku #hehehe) agar senantiasa menciptakan situasi tempat wisata yang aman, nyaman, dan kondusif. Karena tentunya nggak hanya kita yang ingin berwisata di sana, tapi orang lain juga, dan generasi-generasi setelah kita juga.
Oh iya, aku bakal melengkapi sejumlah artikel dengan peringatan. Siapa tahu kan bisa turut mendisiplinkan perilaku para traveler kekinian yang saat ini populasinya melonjak tajam.
Satu lagi, kurangi mengeluh dan banyak-banyaklah memperbaiki diri!
Sekalian izin link ke sini...
Salam kenal dan sukses.
paket wisata bromo
Ya ampuuuun sumpek ini mata. Bener-bener deh pelakunya kurang edukasi. :v
Dan kenapa sih ya pengurus keraton atau apalah nggak punya rencana buat bersihin? :3
Mereka kurang dana dan petugas untuk membersihkan coretan seperti itu.
Nyebeliiin.
Kayaknya lebih kuat di buat undang-undang ... kalau etika, ribet ... nanti mesti ada pengadu dan terlapor ... hehe .. (TerpengaruhPolitik)
Hahaha, aku setuju Mas sama poin ke-empat. Sekarang kalau piknik isinya rombongan tongsis dan action cam. Mana mereka sering teriak-teriak heboh, bahkan di puncak gunung pun demikian. Jadi kurang enak nikmatin lokasi wisata. :(
rawan gapapa tapi koreksi blog saya juga mas wkwk
sampah2 yang berserakan di tempat wisata yang saya kunjungi. Terus saya ajak
beberapa org teman untuk masing-masing pungut sampah itu dan dibuang ke tong
sampah. Sederhana si. Bayangkan saja kalo semua pengunjung peduli kebersihan pasti
akan lebih banyak lagi lokasi wisata di Indonesia yang terawat.
kalau diasingkan bersama sampahnya Ane setuju,,,, trus yang itu, masalah narsis,
narsis boleh, kalau istilah di gunung itu,\" tidak boleh mengambil sesuatu kecuali foto\".
masalah kekinian, kekinian,,,, cekacekaceka
Poin 1 dan 3 itu gak harus untuk wisata keknya deh Mas. Harus di semua tempat juga kan. Travel kuno yang menghormati alam itu lebih baik Mas.
http://lombokwandertour.com
saya tertarik dengan nomer 4.
saya akan mencoba untuk banyak merenung di tempat wisata :D
Tapi mungkin ini hikmah biar ketika sampe tempat dolannya bener-bener menikmati dan hati-hati. Soale tempat e sakral, jadi gak kena korban kekinian yang kudu eksis. Kuburan we di blusuki Mas Mawi! ^^v piiis
yang sekarang lagi trending di medsos, orang2 selfie n ngerusak bunga2 Amaryllis di
gunung kidul, sedih
terlalu banyak diakses dibanding topik lain tapi juga jadi beban, apalagi pas ada yang
komentar kalo terkadang tempat yang apik disimpan saja karena dikhawatirkan kalo
terkenal banyak yang datang dan tidak mengindahkan aturan disana..
btw tentang poin 4, mbuh kenapa aku nggak terlalu tertarik untuk selfie di tempat wisata,
malah cenderung menghindar untuk difoto.. sukanya cuma memfoto aja.. kadang di
lokasi tertentu ada sesuatu yang kalo difoto harus melawan bahaya mending nggak jadi
foto.. cukup dinikmati dengan mata dan disimpan di otak.. terkadang kita lupa diberikan
kemampuan melebihi alat buatan manusia.. :)
Beritanya sih gak sempet masuk media, cuman menyebar di kalangan komunitas pejalan di Lombok, heuheuheu
kadang merasa sedih dan marah, campur aduk...
kita nge-share lokasi lokasi wisata baru/yang masih sepi, tapi pas udah rame, mesti ada yang meninggal :(
Semoga ke depannya nggak ada korban berjatuhan lagi ya. Juga, nggak bikin lokasinya jadi \"angker\". :p
Sop wisata eh mblusuk ding...