Kayaknya udah lama banget aku nggak nulis artikel tentang motret-motret di blog ini. Jadi ya kali ini aku mau ngobrolin tentang motret kupu-kupu yang kian hari kian langka ditemui. Siapa tahu rumah Pembaca kedatangan tamu istimewa ini dan bikin Pembaca tergelitik untuk memotretnya. #senyum.lebar
Awal ceritanya itu, di suatu pagi aku secara nggak sengaja melihat ada kupu-kupu yang baru menetas dari kepompong di halaman belakang rumah. Berhubung ini termasuk momen yang langka buanget, jadi ya segera aku siapkan DSLR untuk mengabadikannya.
Alasan aku memilih motret kupu-kupu pakai DSLR, karena menurutku memotret kupu-kupu pakai DSLR ibarat membunuh nyamuk pakai bom nuklir, huahahaha. #senyum.lebar
Aku rasa kualitas foto DSLR untuk memotret benda-benda kecil (makro) jauh lebih baik ya dibandingkan jika memakai kamera poket atau kamera handphone. Aku sendiri nggak punya lensa khusus makro (dan nggak berniat buat punya #hehehe), jadinya aku memakai lensa prime Nikkor 35mm DX yang menjadi andalanku untuk urusan motret detil.
Berhubung kupu-kupunya ini baru menetas dari kepompong, kayaknya dirinya ini juga masih dalam tahap mengumpulkan nyawa yang tercecer. Jadinya kupu-kupu ini jinak banget! Bisa aku pindah-pindah tempat tanpa khawatir bakal kabur terbang.
Eh, apa mungkin dirinya sengaja jadi jinak karena mau dipotret ya? Hahaha. #senyum.lebar
Oke! Daripada banyak membuang-buang waktu mari kita lanjut ke tahap-tahap memotret.
Untuk pengaturan DSLR, aku memakai ISO 100 dan bukaan diafragma besar yaitu f/2.8. Mode pemotretannya Aperture Priority (kalau di DSLR Canon mode Av) karena aku nggak mau dipusingkan dengan pengaturan kecepatan rana (shutter speed).
Yang perlu diperhatikan dalam memotret hewan-hewan kecil seperti ini adalah usahakan untuk memakai diafragma besar semisal f/2.8 dan jangan diafragma sempit macamnya f/8, f/11, dst. Ini supaya latar (background)-nya jadi kabur (blur). Kalau latarnya nggak dibuat kabur nanti pandangan pemirsa foto jadi teralihkan ke suasana latarnya dan bukan ke hewan kecilnya.
Kedua, atur titik fokus DSLR ke mata hewan kecil tersebut. Karena tatapan mata adalah segalanya, hahaha #senyum.lebar. Ini yang lumayan sulit lho, karena hewannya saja kecil, apalagi matanya, pasti ukurannya lebih kecil.
Setelah aku potret. Hmmm, sepertinya latar halaman belakang masih terlihat menganggu. Jadi mungkin perlu diberi latar buatan. Oleh karena di dekatku ada lembaran kertas koran, jadi aku pakai kertas koran itu sebagai latar foto. Hasilnya seperti di bawah ini.
Ternyata pakai kertas koran pun juga bukan ide yang bagus, karena pola-pola dari kertas koran (padahal sudah dipilih yang lembar iklan lho yang polanya umumnya seragam) masih tampak jelas.
Jadi, mungkin lebih bagus kalau pakai latar yang polos ya. Tapi apa ya? Apa ada benda di rumah yang bisa dijadikan latar polos?
Nggg, mungkin bisa pakai taplak meja. Tapi meja di rumah nggak pakai taplak meja. Pakai seprei juga mungkin bisa. Tapi seprei di rumah umumnya bercorak warna-warni.
Akhirnya aku putuskan pakai rukuh alias mukenanya Ibu. Kebetulan mukenanya Ibu kan warnanya putih polos. Alhasil halaman belakang rumah aku setting sebagai studio luar seperti foto di bawah ini.
Lumayan susah juga motret dengan latar mukena, karena:
- Mukenanya sebisa mungkin harus direnggangkan supaya lipatan kainnya nggak terlihat.
- Mukenanya gampang berkibar-kibar ditiup angin.
- Si kupu-kupu mulai aktif bergerak-gerak! Kayaknya sebentar lagi dirinya bakal take-off deh.
Hingga kemudian, beberapa saat sebelum kupu-kupu ini terbang, aku mendapatkan foto berikut.
Gimana? Seperti foto di majalah-majalah toh? Kupu-kupu dipotret bersama kepompongnya. Ah, coba aku dapat momen pas proses kupu-kupu sedang keluar dari kepompongnya. Pasti fotonya lebih ciamik lagi.
Demikianlah artikel kali ini tentang langkah-langkah memotret kupu-kupu ala Wijna. Semoga bermanfaat dan semoga ada kupu-kupu yang mampir ke kediaman Pembaca.
Eh, tapi kupu-kupu beneran lho, bukan kupu-kupu malam, hahaha. #senyum.lebar
Bgnya gimana kok bisa bagus gitu?
Saya juga ga pake lensa makro dan emang ga berniat beli jadi disiasati saja untuk motret
makro ini
smartphone hehe
http://bukanrastaman.com/2015/09/01/butterfly-garden-sebuah-konsep-ide-kreatif-dari-
negeri-tetangga/
seharusnya tambahin tips .. bagaimana membuat si kupu2 tetap stay ... :D
:D
megang hp cybershot sampe sekarang pake kamera poket selalu suka ngemakro kupu-
kupu, ya walaupun belum bisa detail.. njug pas pinjem mirrorless temen njajal ngemakro
dan bikin pengen.. :D
itu hasilnya dicrop gak mas?
putih itu malah menghilangkan kesan alaminya.
Bagaimana komentar ibumu dengan penggunaan mukena sebagai latar? Saya malah
ketawa bayanginnya
merpati gitu kupu-kupunya anteng pas di foto :D
studio nya... hehehe