HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Pengalaman Pertama Makan Seblak Basah (Instan)

Kamis, 1 Oktober 2015, 08:22 WIB

Buatku, blusukan itu nggak hanya plesir mengunjungi tempat-tempat yang jarang dijamah orang, tapi juga mengicip makanan-makanan yang jarang disantap orang. Salah satunya adalah seblak, yang katanya sih camilan khas dari Sunda.

 

Sudah sejak lama banget Jogja diinvasi sama geng-geng camilan Sunda, semisal duet siomay-batagor dan trio cilok-cireng-cimol. Tapi, seumur-umur tinggal di Jogja, aku sama sekali belum pernah kenal camilan Sunda yang namanya seblak!

 

Apa mungkin khazanah kulinerku kurang gaul karena terlalu mengistimewakan soto ya? Ah, entahlah...

 

 

Yang pasti, belum lama ini aku njajal beli seblak instan produksi Mommyindo di pameran seharga Rp10.000 per cup (aslinya sih Rp13.000, tapi dapet korting dari mbak penjualnya #hehehe).

 

Ada dua rasa, original dan rendang. Berhubung aku baru sekali ini menyantap seblak, jadinya supaya aman aku milih yang rasa original saja.

 

Aku menduga, ilustrasi wanita berkacamata dengan gincu cinta yang ada di kemasan merupakan visualisasi dari nama produk “Mommy Seblak Basah Instant”. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya “Seblak Basah Instan Ibu”. Eh, apa itu berarti ibu-ibu (khususnya yang dari Sunda) semestinya mahir meracik seblak basah? #hehehe

 

 

Sebelum seblak basah instan ini aku santap, aku mau mengomentari kemasannya dulu ah. Bentuknya cup terbungkus plastik transparan kedap udara. Yang nggak luput dari pengamatanku adalah background cabai-cabai kecil. Ini pertanda kalau camilan ini bercita rasa PEDAS.

 

Selain itu di kemasan juga tertera nomor sertifikat dari MUI dan Dinas Kesehatan. Di sisi sebaliknya, tertera daftar komposisi, tabel informasi nilai gizi, dan tanggal kedaluwarsa. Dengan adanya keterangan-keterangan tersebut menandakan seblak basah instan adalah camilan yang (semoga) dapat dipertanggung-jawabkan. #senyum.lebar

 

Sebagai orang yang sama sekali buta tentang seblak, cuplikan informasi “Good to Know” seakan menjadi jawaban yang sedikit mengobati rasa penasaran.

 

“Seblak basah adalah makanan/camilan tradisional Sunda – Indonesia. Berbahan dasar kerupuk yang diolah dan diberi bumbu rempah.”

 

Wedalah! Jadi seblak basah itu hanya kerupuk toh!? >.<

 

Berhubung aku baru sekali ini makan seblak basah (apalagi yang versi instan), aku mesti mengikuti panduan berikut supaya nggak salah ngeraciknya.

 

 

Seperti inilah wujud Mommy Seblak Basah Instan setelah aku bedah. Isinya ada kerupuk-kerupuk oranye, garpu plastik, serta empat sachet plastik yang terdiri dari serbuk bumbu original, serbuk cabai, minyak, dan pelengkap (sayuran dan bakso kering).

 

 

Oh iya, kerupuk oranye ini ada yang bentuknya masih kering (kaku dan keras) dan juga ada yang sudah mengembang seperti habis digoreng (lunak dan kriuk-kriuk). Kok nggak konsisten ya? Apakah ini cacat produksi atau bagaimana ya?

 

 

Menurut panduan menyantap, kerupuk-kerupuk oranye ini harus direndam air panas terlebih dahulu selama 3 hingga 5 menit. Sepertinya ini asal-muasal nama seblak basah. Kalau seblak kering, bisa jadi tanpa ada proses merendam kerupuk. Tapi ya nanti keras dong?

 

 

Air yang menggenangi kerupuk kemudian dibuang lewat lubang-lubang kecil di tutup plastik. Praktis banget. Tapi ya harus hati-hati, soalnya suhu kemasan bisa ikut jadi panas setelah tadi kerupuk direndam dengan air panas.

 

 

Setelah itu, barulah keempat isi sachet tersebut dimasukkan. Kemudian diaduk-aduk sampai semuanya tercampur. Seblak basah instan pun siap untuk disantap. Sudah betul kan langkah-langkahku?

 

 

Kalau menurutku sih wujud dari seblak basah instan ini agak kurang meyakinkan. Lembek-lembek berlendir gimanaaa gitu. Mungkin karena aku nggak terbiasa melihat kerupuk basah ya? Selama ini kan aku kalau makan kerupuk dalam kondisi kering.

 

Tapi setelah masuk ke dalam mulut, rasanya memang enak! Pedas dan gurih (mungkin karena ada MSG-nya #hehehe). Teksturnya mirip dengan kwetiau. Bisa jadi disebabkan sama kerupuk yang masih keras dan kaku itu.

 

 

Jadi, ini yang aku rasani dari Seblak Basah Instan Mommy.

 

  1. Sebenarnya pakai kerupuk keras atau kerupuk yang sudah digoreng sih?
  2. Pelengkap (terutama bakso) yang ada di sachet itu sebaiknya direndam terpisah dengan air panas supaya melunak baru dicampurkan ke seblak.
  3. Walaupun di kemasan tertera akun media sosial, tapi nggak menyertakan nama produsen (diproduksi oleh: ...)

 

Menurutku, Mommy Seblak Basah Instan ini merupakan cara yang cukup menarik untuk memperkenalkan seblak basah ke wilayah-wilayah di mana mamang penjual seblak tidak beroperasi, seperti contohnya ya di Jogja sini. Ide bagus juga kalau setiap makanan tradisonal dipasarkan dengan versi instan seperti ini. Semakin terbuka peluang lah untuk dipasarkan ke luar negeri. #otakbisnis

 

Pertanyaan selanjutnya, setelah konsumen menjadi ketagihan, di manakah kiranya seblak basah instan ini dapat diperoleh? Apakah harus memesan secara online? Atau malah kondisi langka ini bisa ditangkap sebagai peluang untuk menjadi penjual seblak basah konvensional? Hehehe #hehehe

 

Eh iya. Kabarnya seblak basah itu varian dari camilan kerupuk godhog yang asalnya dari daerah Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah.

 

Kalau Pembaca sendiri pernah makan seblak?

NIMBRUNG DI SINI