Bencana tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 silam adalah peristiwa yang nggak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia, khususnya warga Aceh sendiri. Apalagi sejak Museum Tsunami Aceh diresmikan tahun 2009 silam. Kini, semua orang bisa mengenang kembali peristiwa yang memilukan hati itu guna memetik hikmah dan pembelajaran.
Museum Tsunami Aceh terletak di Jl. Iskandar Muda, Kota Banda Aceh. Persis di seberangnya lapangan Blang Padang dan jejeran sama pemakaman Kerkhof Peutjoet. Museum Tsunami Aceh beroperasi pada pukul 10.00 – 12.00 WIB dan 15.00 – 17.00 WIB. Seperti biasa, di hari Senin museum ini tutup.
Berhubung di hari Rabu sore (24/9/2014) itu Museum Tsunami Aceh sedang kedatangan tamu rombongan pelajar Jepang dan juga ada kegiatan shooting, alhasil petugas museum langsung mengarahkan pengunjung menuju ruang pamer di lantai 2. Sebenarnya ya sayang juga nggak bisa masuk ruang-ruang di lantai 1 seperti Lorong Tsunami, Ruang Kenangan, Sumur Do’a, dan Lorong Cerobong.
Eh, mungkin ini tandanya Gusti Allah SWT ngasih PR untuk balik ke Aceh suatu saat nanti, hehehe #hehehe. Deskripsi ruang-ruang di lantai 1 yang aku sebutkan di atas bisa disimak lebih lanjut lewat tautan berikut.
- http://atjehpost.co/articles/read/17906/Menjelajah-Museum-Tsunami-Aceh
- http://www.pergiberwisata.com/museum-tsunami-aceh.htm
- http://museumtsunami.blogspot.com/p/filosofi_24.html
Karena aku masuk ke dalam museum tanpa bawa tas kamera, alhasil di dalam museum aku nggak bisa gonta-ganti lensa DSLR sesuka hati. Kebetulan waktu itu yang terpasang lensa prime Nikkor 35mm DX yang sudut pandangnya lumayan sempit. Jadi ya mesti menahan diri nggak motret dengan sudut lebar dulu di sini, hehehe #hehehe. Untungnya di ruang pamer lantai 2 ada pajangan diorama yang menarik untuk diabadikan dengan bukaan diafragma besar.
Oh iya, pengunjung memang dilarang membawa tas ke dalam area museum. Termasuk di antaranya tas kamera, hehehe. Tas bisa dititipkan secara cuma-cuma di loket penitipan barang di luar area museum.
Pengunjung nggak dikenakan biaya sepeser pun untuk masuk ke Museum Tsunami Aceh. Tapi ya... mungkin karena nggak ada biaya masuk itu, jadinya aku kira museum ini kekurangan dana untuk memperbaiki yang rusak-rusak. Ya... masak museum keren seperti ini plafonnya sudah bolong-bolong sih? #hehehe
Makanya, sempatkan mampir di kios suvenir ya! Beli-beli apa kek gitu. Hitung-hitung untuk menambah dana perawatan museum. Eh, semoga pendapatan dari kios suvenir itu ada yang dialokasikan untuk merawat museum ya. #senyum
Akhir kata, mari kita luangkan waktu sejenak untuk berdoa, agar:
- Para korban bencana tsunami yang selamat senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani hidup.
- Para korban bencana tsunami yang meninggal dunia agar senantiasa ditempatkan di sisi-Nya.
- Bencana tsunami tidak terulang lagi di Aceh (dan juga tempat lain di Indonesia). Seandainya pun terjadi lagi, semoga bangsa kita sudah siap dengan mitigasi bencana yang lebih matang.
Aamiin...
Btw fotonya keren-keren lho mas :)
Bisa mengingatkan kita kepada Sang Pencipta dan bagaimana kita harus selalu waspada sama bencana :)
Sayang banget kalo gak dirawat ya. Orang Indonesia memang masih kurang dalam hal perawatan tempat-tempat umum seperti ini.
Tapi setahun di Malaysia, dengar kabar ini dan diksih tahu tempat kosku dulu hancur rata sama tanah dan kebanyakan anak kos temen-temen meninggal. Di situ langsung mikir dan bersyukur Mas. Apa jadinya kalo aku ga nurut ama perintah ortu.. :(
Tapi sejak pindah kuliah, sampe sekarang kerja, sekalipun aku belum pernh balik ke Aceh. Kangen sih, tapi banyak kenangan sedih di sana yang bikin ga pengen balik.