HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Panduan Memilih Alternatif Lensa Kit DSLR

Jumat, 15 Mei 2015, 15:00 WIB

Terinspirasi dari percakapan beberapa hari yang lalu, kali ini aku mau ngobrolin alternatif lensa kit untuk kamera DSLR. Ini berdasarkan pengalamanku sendiri lho. Jadi, misalkan ada Pembaca yang kurang sreg, marilah kita perbincangkan di kotak komentar, hahaha. #senyum.lebar

 

Oh iya, sebenarnya panduan ini bisa juga diterapkan untuk kamera Mirrorless. Berhubung aku pakai kamera DSLR alhasil yang aku singgung-singgung di sini itu DSLR. Tapi kan secara umum konsepnya kamera Mirrorless dan DSLR itu sama. Bedanya cuma di teknis konstruksinya saja.

 

Oke deh, yuk kita mulai saja.

 

Dimulai dari Paket DSLR Kit

Sepengamatanku, ketika para fotografer pemula memutuskan untuk membeli kamera DSLR umumnya mereka membeli DSLR yang sepaket dengan lensa. Paket penjualan tersebut disebut Paket DSLR Kit. Sedangkan lensa bawaan paketnya disebut lensa kit. Paham toh?

 

Umumnya, yang disertakan sebagai lensa kit adalah lensa 18-55 mm. Alasannya karena lensa ini sederhana (murah) dan cukup fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan fotografer pemula. Tolong, jangan bandingkan kualitas lensa kit dengan lensa profesional karena jelas kalah telak, hehehe #hehehe.

 

 

Seiring dengan berjalannya waktu, fotografer pemula yang tiap harinya berkutat dengan lensa kit akan tiba pada suatu titik yang membuatnya bimbang.

 

“Lensa apa yang pantas aku punya untuk mendampingi lensa kit ini?”
atau
“Aku ingin kualitas fotoku lebih bagus dari lensa kit, maka lensa apa yang harus aku punya?”

 

Panduan #1

Seringnya, orang-orang nggak sadar kalau benda yang mereka inginkan itu bukanlah benda yang mereka butuhkan. Nah, panduan pertama memilih alternatif lensa kit DSLR adalah miliki lah lensa sesuai kebutuhan!

 

Untuk menentukan lensa yang tepat sesuai kebutuhan sebenernya nggak susah-susah amat kok. Fotografer yang lensanya rusak pasti butuh lensa waras untuk dipakai memotret. Ya toh? Sedangkan fotografer yang lensanya masih waras dibingungkan oleh keinginan memiliki lensa tambahan. Ya kan? Hehehe #hehehe.


 
Jadi, gampangnya gini lah. Katakan lah sang fotografer pemula sudah 3 tahun lamanya motret dengan lensa kit. Selama itu dia pasti punya objek foto yang digemari.

 

Semisal senang memotret detil objek, kebutuhannya adalah lensa makro.
Semisal senang motret manusia, kebutuhannya adalah lensa portrait.
Semisal senang traveling, kebutuhannya adalah lensa all-around.
Semisal senang mengekspos pemandangan luas, kebutuhannya adalah lensa wide.

 

Satu yang pasti, nggak ada di dunia ini lensa sapu jagad yang bisa mengakomodasi segala jenis pemotretan.

 

Panduan #2

Umumnya, dalam kebimbangan ini para fotografer pemula turut mempertimbangkan faktor harga yang mana bakal membuat mereka lebih bimbang lagi. Jujur saja, semua orang pasti menginginkan benda yang kualitasnya bagus dengan harga yang terjangkau. Betul toh?

 

Nah, panduan kedua dalam memilih alternatif lensa kit DSLR adalah pilih lah sesuai kemampuan dana. Kan umumnya orang punya kamera dan lensa ya dari merogoh tabungan toh? Jarang banget orang yang sering dikasih gratis? Hehehe #hehehe. Makanya itu, jangan memaksakan beli lensa mahal kalau belum butuh. Sekali lagi, ingat ya! Antara kebutuhan dan keinginan itu beda!

 

Oh iya, yang jarang diperhatikan oleh fotografer pemula adalah menganggarkan dana untuk perawatan kamera dan lensa. Kalau kamera dan lensa sering dipakai kan bisa kotor. Minimal kena debu yang mana debu bisa masuk melalui celah-celah sempit yang tidak kasat mata. Betul nggak? Apalagi kalau yang memakai kameranya seperti aku, sering kena air, sering kebanting-banting dan hal-hal lain yang bikin kamera cepet rusak, hehehe #hehehe.

 

Makanya itu, aku sarankan tiap tahun nabung lah sedikit untuk dana perawatan. Ya, Rp100.000 - 200.000 ribu cukup lah untuk setahun. Supaya misal pas perlu dana untuk memperbaiki nggak kaget karena mahal.

 

Bikin Lensa Jinak

Karena di sini aku membahasa alternatif lensa kit, itu berarti nggak serta-merta putus hubungan dengan lensa kit lho ya! Kalau dulu 100% pemotretan memakai lensa kit. Sekarang ya katakan 50% - 50% lah antara lensa kit dengan lensa alternatif. Asal tahu saja, “rasanya” motret gonta-ganti lensa itu lain lho! Perlu pembiasaan. Lagipula tiap lensa kan punya karakteristiknya masing-masing yang perlu “dijinakkan” oleh sang fotografer.

 

Kadang kalau dipikir-pikir, punya lensa alternatif itu hukumnya jadi wajib. Terutama untuk mereka yang sering motret. Siapa tahu, lensa utama bermasalah dan lensa alternatif bisa jadi solusi supaya kegiatan motret kita nggak terganggu. Eh, tapi nanti malah berlanjut untuk punya kamera alternatif, hahaha #senyum.lebar.

 

Apa pun lensanya tetap bisa menghasilkan foto bagus. Tinggal bagaimana kita "menjinakkannya".

 

Sekian dan selamat motret! #senyum.lebar

 

 

Catatan:
Foto dipinjam dari http://kentweakley.com/blog/wp-content/uploads/2011/05/KitLenses.jpg

NIMBRUNG DI SINI