HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Review Filter Hoya Variable Density 3-400

Jumat, 23 Januari 2015, 10:30 WIB

Awal Juni 2014 kemarin, hatiku remuk-muk-muk melihat mereka berdua ciuman. Eh, yang ciuman bukan orang lho! Tapi Filter Hoya ND400 yang biasa aku pakai dengan batu-batu runcing di Jurug Taman Sari, Pathuk. Apalagi bunyinya bukan cup-cup-muah tapi KRAK!

 


... speechless ...

 

Mampus lah aku... Filter kesayanganku itu kini tak ada bedanya dengan pecahan beling di pinggiran jalan. Kalau gini ceritanya, nggak hanya hatiku yang remuk, isi dompet bisa terancam ikut remuk juga ini. Doh!

 

Move On ke Filter Kontroversial

Oleh karena masih banyak air terjun yang menanti untuk dipotret, aku harus segera move-on ke filter ND lain. Pilihan kontroversial pun jatuh pada filter merk Hoya Variable Density 3-400 yang mana klaimnya bisa menurunkan kecepatan rana hingga 9 stop. Wow!

 


Filter pengganti yang jadi pilihan itu.

 

Aku sebut kontroversial karena selain harganya yang bikin kantong jebol, kualitas filter berjenis variable density kerap menjadi pergunjingan. Intinya sih, “Jangan berharap lebih pada filter mahal ini”. Ah, apa iya?

 

Filter Hoya Variable Density 3-400 ini diberandol seharga Rp1.355.000 (diameter ulir 77 mm) di Tokocamzone ITC Fatmawati, Jakarta. Karena lensa 18-135 yang aku pakai punya diameter ulir 67 mm, maka aku harus memasangkan Step-Up ring 67 – 77 mm seharga Rp90.000 terlebih dahulu.

 

Sebetulnya, tersedia juga filter Hoya Variable Density 3-400 untuk diameter 67 mm. Harganya pun lebih murah. Tapi sengaja aku beli yang diameter 77 mm karena siapa tahu di kemudian hari aku bakal memakai lensa dengan diameter 77 mm. (Aamiin!)

 


Kelengkapan Filter Hoya Variable Density 3-400.

 

Sekilas Tentang Variable Density Filter

Tunggu dulu! Sebetulnya apa sih filter variable density itu?

 

Dalam dunia fotografi, kita mengenal apa yang disebut sebagai filter neutral density (ND). Seperti yang pernah aku jelaskan, filter pekat ini berfungsi menahan intensitas cahaya yang masuk ke sensor kamera. Alhasil, kecepatan rana yang dibutuhkan untuk mencapai eksposur yang pas akan bertambah. Salah satu efeknya, pergerakan air akan tampil selembut kapas.

 

Di pasaran, filter ND tersedia dalam berbagai tingkat kepekatan. Mulai dari yang agak pekat sampai yang pekat banget. Nah, variable density adalah salah satu jenis filter ND yang tingkat kepekatannya bisa diatur-atur sesuka hati. Istilah londo-nya, all in one ND filter in one package.

 

Semua jenis filter variable density dibuat dari dua filter circular polarizer (CPL) yang dijadikan satu. Alhasil, wujud dan cara penggunaannya nggak beda jauh dengan filter CPL, yaitu ada bagian khusus yang bisa diputar-putar untuk mengatur tingkat kepekatan.

 

Uji Kualitas Filter Hoya Variable Density 3-400

Selanjutnya, aku akan menguji kualitas filter Hoya Variable Density 3-400 ini. Apa benar kualitasnya seperti yang digunjingkan orang-orang? Mungkin juga ada pembaca yang masih ragu-ragu untuk membeli filter ini. Ya semoga saja hasil tes yang mendebarkan ini dapat mencerahkan kita yang membacanya.

 

Sebelum tes dimulai, ada baiknya dulu kita cari tahu cara penggunaan filter ini. Pembaca perhatikan, di salah satu bagian filter ini ada 12 kotak kecil yang diapit oleh tulisan MAX dan MINI. Di atasnya adalah bagian yang bisa diputar-putar dan diberi penanda sebuah garis putih tebal.

 


Pengoperasian yang sederhana.

 

Mengubah posisi garis putih tebal mendekati tulisan MINI akan membuat kepekatan filter meningkat, yaitu filter akan tampak lebih gelap. Sebaliknya, bila posisi garis putih tebal mendekati tulisan MAX, kepekatan filter akan berkurang yaitu filter akan tampak lebih terang. Sedangkan kotak kecil berjumlah 12 itu aku anggap sebagai penanda tingkat kepekatan filter.

 


Pilihan kepekatan sesuai selera.

 

Saatnya uji lapangan dimulai! Lokasi pemotretan yang kupilih adalah di semacam curug kecil yang keberadaannya masih di seputar Jogja (ceritanya menyusul #hehehe). Foto pertama ini aku potret tanpa menggunakan filter. Pengaturannya adalah f/8, 1/30 detik, dan ISO 100.

 

 

Kemudian dipasang Hoya Variable Density 3-400 dan diatur pada tingkat kepekatan ke-1 (kotak kecil pertama di dekat tulisan MAX). Kecepatan rananya menurun jadi 1/15 detik yang setara dengan 1 stop.

 

 

Kepekatan diatur ke tingkat ke-6 dan diperoleh kecepatan rana 0.77 detik yaitu 1 stop lewat sedikit. Duh, kok kepekatannya bergeser sedikit sekali? Perhatikan juga kalau foto mulai bernuansa kebiruan.

 

 

Kepekatan diatur ke tingkat ke-12, yaitu kotak kecil terdekat dengan tulisan MINI. Diperoleh kecepatan rana 4 detik.

 

 

Nah, selanjutnya adalah eksperimen yang dag-dig-dug. Kepekatan filter di antara tulisan MINI dan kotak tingkat ke-12 menghasilkan kualitas foto yang... tidak terlalu baik.

 

 

Pada beberapa kasus, malah terlihat jelas pola silang gelap (dark cross mark) pada foto seperti di bawah ini.

 

 

Ini jelas-jelas menganggu. Tapi pola seperti ini adalah hal yang UMUM dijumpai pada filter variable density karena konstruksinya yang terbuat dari 2 CPL.

 

Untuk penggunaan di lapangan sendiri tidak begitu bermasalah ASALKAN pengaturannya tepat. Di kondisi pemotretan dengan cahaya teduh (mendung), penurunan kecepatan rana sebanyak 5 stop sudah cukup untuk mendapatkan kecepatan rana sekitar 10 ~ 20 detik.

 

Ingat Pembaca! Memotret dengan kecepatan rana yang rendah (> 20 detik) beresiko menimbulkan hot pixel dan rawan bikin sensor cepat rusak karena kepanasan!

 

Kelebihan, Kekurangan, dan Kesimpulan

Dari sejumlah hasil uji di atas, berikut adalah kelebihan dan kekurangan filter Hoya Variable Density 3-400.

 

Kelebihan filter ini adalah:

  1. Praktis! All in one ND filter in one package.
  2. Mengurangi aktivitas lepas-pasang filter ND. Pas hendak mencari fokus, putar saja mendekati MAX dan kembalikan mendekati MINI sebelum melepas tombol rana.
  3. Kualitas hasil foto dengan filter tetap tajam.

 

Sedangkan kekurangannya adalah:

  1. Harganya mahal (walaupun ada yang lebih mahal lagi sih #hehehe)
  2. Hanya optimal untuk penurunan 1 hingga 5 stop.
  3. Semakin pekat, kontras foto beresiko berkurang.

 

Kesimpulannya:

Kalau Pembaca mencari kepraktisan filter ND, boleh kiranya melirik filter Hoya Variable Density 3-400 ini. Tapi kalau yang diincar itu kualitas 9 stop... hmmm... sepertinya harus direnungkan ulang deh. Sebenarnya sih bisa diakali untuk menurunkan kecepatan rana sampai 9 stop, yaitu dengan mengatur ke tingkat kepekatan ke-12 dan memasang tambahan 1 filter ND8.

 

Jadi gimana? Pembaca tertarik memiliki filter ini? Yang terpenting itu Pembaca harus senantiasa ingat, kalau hasil fotonya jadi jelek itu bukan salah alatnya tapi salah fotografernya, hehehe. Happy motret! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI