Pukul sepuluh pagi sering juga disebut pukul sepuluh siang. Kalau menurutku sih, di jam segitu itu bukan pagi lagi, tapi juga belum siang. Yang pasti, kondisi jalan raya selatan Jawa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kian beranjak padat. Terlebih-lebih, kondisi bahan bakar perut juga kian menipis. Krucuk krucuk....
Selain pemandangan truk-kontainer bersaudara yang berdesak-desakan di jalan raya (efek amblesnya Jembatan Comal), yang juga menarik perhatianku adalah ragam iklan Bakmi Nyemek yang berjejer padat di kanan-kiri jalan raya. Apa Agustus 2014 ini musim kampanyenya penjual bakmi nyemek se-Banyumas ya?
Ndilalah, rasa penasaranku bersambut gayung dengan ajakan Ibu yang terkantuk-kantuk di jok belakang.
“Enaknya itu sarapan yang anget-anget, semisal bakmi godhog (rebus)”
Oleh sebab itu, mobil yang kami tumpangi pun lantas merapat ke pinggir Jl. Raya Wijahan, Kecamatan Kemrajen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada kilometer ke-4. Tepatnya dekat warung Bakmi Nyemek Bu Seto.
Nah, saatnya kami melangsungkan hajat sarapan-siang! Untuk menuruti rasa penasaran maka pesananku pun tak tanggung-tanggung, Bakmi Nyemek Istimewa seharga Rp20.000 dan segelas air putih (biar ngirit #hehehe).
Berbeda dengan di Jogja dan Jawa Tengah seputar Jogja. Baru kali ini aku tahu penjual bakmi yang jualannya semenjak pagi. Biasanya kan mulainya malam. Sebab, dingin-dingin cocoknya menyantap bakmi toh?
Satu yang pasti, bakmi hangat enaknya dinikmati selangi hangat! Hohoho. Sebelum aku menyikat seporsi Bakmi Nyemek Bu Seto ini, mari kita lihat apa saja komposisinya.
Seperti namanya, nyemek = becek, kuah dari bakmi ini kira-kira hanya 1/2 dari kuah bakmi pada umumnya. Di dalamnya ada cacahan kubis, telur orak-arik, sawi hijau, dan daging ayam kampung. Sedangkan embel-embel “Istimewa” yang membuat harganya melonjak Rp5.000 dari versi biasa adalah adanya cacahan bakso sapi dan hati-ampela.
Nah, Yang membedakannya dari bakmi yang kusantap di Jogja adalah jenis mienya yang pipih panjang mirip kwetiau. Tapi tidak sekenyal dan tidak seelastis kwetiau. Mienya hanya satu jenis, yaitu mie kuning. Coba ada yang warna putih, pasti nanti disangka kwetiau, hahaha.
Soal kenikmatannya nggak usah dibahas ya? Dari foto-foto di atas sudah bisa menyimpulkan sendiri kan Bakmi Nyemek Bu Seto itu seperti apa nikmatnya? Hehehe. #hehehe
Perut kenyang! Ayo kita lanjutkan perjalanan menuju barat untuk mencari... euh... makanan lain? #hehehe
Oh iya, nomor telepon Bakmi Nyemek Bu Seto ini (0282) 5293037.
Pembaca doyan mie rebus dengan sedikit kuah?
pagi hari. Kalo ynag Bakmi Nyemek itu gak ada salahnya dicoba :D
Kapan-kapan mau cobain juga, nih. Harus :D
Salam kenal,
Ijal Fauzi
Mas. :D
Bakmi emang enak. Berkuah bikin segeer.
Kalo aku doyan banget mie rebus dgn sedikit kuah. Kayaknya rasa bumbunya jadi lebih mantep gitu. Kalau kebanyakan kuah, rasanya jadi hambar, dan perut jadi kembung, hehe.....
Eh, yang dirimu makan itu mie rebus bukan mie instan toh Bro? #nasibanakkos