HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

5 Alasan Jogja Masih Nyaman untuk Bersepeda

Selasa, 5 Agustus 2014, 01:59 WIB

Di awal tahun 2014 ini, Jogja kembali berduka tatkala seorang bocah kelas 1 SD, Nova Arif Safaat, tewas tertabrak bus pariwisata saat dirinya tengah bersepeda di Jl. Palagan Tentara Pelajar. Ratusan pesepeda pun lantas menggelar aksi “Sepeda Sunyi” untuk mengenang Nova sekaligus mengingatkan agar kejadian serupa tak terulang lagi.

 

Nah, bulan demi bulan berlalu dan Alhamdulillah kita tak pernah lagi mendengar kabar duka perihal tewasnya pesepeda. Namun, apa benar kedamaian ini akibat dari keamanan berlalu lintas yang lebih baik? Atau karena surutnya minat untuk bersepeda? Jangan-jangan, semenjak kejadian itu banyak yang jadi trauma untuk bersepeda di Jogja?

 

Tenang! Bilamana Pembaca lantas bersiap mengurungkan niat untuk bersepeda di Jogja, aku yakinkan bahwa Jogja masih nyaman untuk bersepeda. Itu selama lima poin di bawah ini masih dimiliki Jogja.

 

1. Jogja itu Banyak Sawah

Bila jalan raya terasa buas, mungkin kita bisa menjinakkan suasana ke pinggiran Jogja yang masih asri oleh persawahan. Di pematang sawah inilah kita bisa bersepeda dengan tenang tanpa takut tertabrak oleh kendaraan bermotor. Eh, kecuali kalau ada sepeda motor yang nyelonong masuk pematang sawah. #hehehe

 

Jika Pembaca senang menghirup udara pagi di persawahan, semestinya Pembaca setuju dengan poin ini ya? #senyum.lebar

 


Mana ada yang seperti ini di kota besar?

 

2. Jogja itu Sepi Saat Pagi

Pagi hari yang aku maksud itu dimulai dari sehabis subuh, sekitar jam empat, lima, atau enam pagi. Yaitu, saat anak-anak sekolah dan karyawan kantor belum bergegas memadati arus lalu lintas.

 

Beda dengan di kota besar, misalnya Jakarta yang jam lima pagi sudah ramai kendaraan. Di jam-jam itu, Jogja masih sepi kecuali daerah seputar pasar. Apalagi di desa, jam segitu lebih sepi lagi.

 

Di kondisi jalanan yang sepi kan tidak banyak kendaraan bermotor yang hilir-mudik. Paling ya ada satu-dua kendaraan yang ngebut mumpung sepi. Eh, yang kelakuannya seperti itu bukan termasuk Pembaca kan ya? #hehehe

 

3. Jogja itu Masih Ada Becak

Singkatnya, masih ada teman sejenis di jalanan. Becak dan sepeda kan sama-sama dikayuh. Sama-sama lumrah kalau geraknya pelan. Ya kan?

 

Jadi, kalau Pembaca merasa terzalimi dengan pengendara kendaraan bermotor yang ingin selalu bergerak cepat, konvoi aja tuh sama becak. Ditambah lagi, kita bisa menghayati kerja para tukang becak yang benar-benar mengayuh pedal untuk mencari sesuap nasi, bukan mengayuh demi memuaskan gaya hidup.

 


Nggak hanya becak sih. Contohnya ya seperti di atas ini.

 

4. Jogja itu Punya Banyak Fasilitas Sepeda

Eh, beneran banyak lho! Ada rambu jalan alternatif. Ada marka lajur sepeda. Ada tempat pemberhentian khusus. Ada juga tempat parkir sepeda. Banyak kan? Siapa bilang sedikit?

 

Nah, perkara fasilitas itu terlantar atau jarang dipakai itu ya jelas bukan urusanku. Memang aku akui semua fasilitas itu belum sempurna. Mungkin juga karena banyak yang memandangnya sebelah mata. Sudah deh, fasilitas yang ada sekarang ini dipakai saja dulu. Sudah belum?

 


Ada yang bilang, tidak dipergunakan karena tidak terawat.
Ada juga yang bilang, tidak terawat karena tidak dipergunakan.
Siapa yang mau ngalah?

 

5. Jogja itu Ada Kamu

Iya, kamu! Pembaca yang tingkahnya kayak maling, nyuri-nyuri kesempatan buat bersepeda di Jogja. Yang sejenak pingin lepas dari kendaraan bermotor yang bikin jalanan Jogja kian hari kian macet.

 

Nekat juga ya? Udah tahu jalanan di Jogja doyan nyawa tapi tetap aja bersepeda. Ckckck. Tapi kalau bukan kamu yang bersepeda di Jogja ya siapa lagi coba? Orang lain kan ya niru-niru kamu buat bersepeda?

 


Siapa yang bilang kalau bersepeda itu mesti serius? Santai sajalah.

 

Lima hal yang aku sebutkan di atas itu bisa jadi mentah tatkala Gusti Allah SWT berkehendak lain. Maksudnya, kita tetap tidak boleh lupa pada Tuhan saat kita berada di jalan. Bukankah teman yang setia menemani kita tiap saat dan tiap waktu adalah kematian? Jleb! Ibadahku masih bolong-bolong. #hehehe

 

Jadi gitu deh Pembaca, masih nyaman kan bersepeda di Jogja? Apa Pembaca jadi tertarik untuk bersepeda di Jogja? Nanti aku kasih tipsnya deh supaya jadi kuat bersepeda ke mana-mana. Itu kalau aku nggak lupa ya, hehehe. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI