Ada yang bilang kalau kamu bisa menemukan sesuatu yang menarik mulai jarak 5 kilometer dari tempat tinggalmu. Ah apa iya sih?
Hari Senin sore (14/10/2013) aku bersepeda ke arah selatan. Ruteku blusukan nggak jelas. Pokoknya 5 kilometer arah selatan. Sebisa mungkin menghindari padatnya jalan raya Jogja di sore hari.
Hingga pada akhirnya aku “nyasar” ke Jl. Bantul pas setelah ringroad. Tak jauh dari bangunan baru pasar Niten aku menghentikan laju sepedaku. Tepatnya di sebuah taman yang di mukanya bertuliskan “Pusat Kuliner dan Oleh-Oleh” serta “Taman Bermain dan Ruang Pamer”.
Sewaktu aku singgah di sana, taman tampak sepi dari aktivitas manusia. Kontras dengan hingar-bingar kendaraan di Jl. Bantul yang berbatasan langsung dengan taman ini. Beberapa kios yang seyogyanya menjajakan panganan tampak tutup. Pun tak ada kumpulan anak yang sedang bermain di sana.
Bila diperhatikan fasilitas yang tersedia di taman ini terbilang cukup lengkap. Ada warung makanan, taman bermain, toilet, mushalla, panggung kecil, dan area parkir yang cukup luas.
Taman ini juga berbatasan langsung dengan Kali Winongo dengan sebuah jembatan kereta api membentang di atasnya. Hanya di jembatan inilah kendaraan bisa bebas berlalu-lalang tanpa takut tertabrak kereta api. Sebab, jalur kereta api ini sudah lama tak aktif dan tinggal menyisakan jembatannya saja.
Anggapan bahwa Jogja tak memiliki banyak ruang terbuka hijau itu tak sepenuhnya benar. Beberapa ruang terbuka hijau seperti yang ada di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul ini acap terlupakan. Pemanfaatannya pun tak optimal. Padahal taman seperti ini menelan biaya hingga ratusan juta rupiah. Menurut kabar, taman ini baru diresmikan bulan Desember tahun 2012.
Ah, mungkin aku datang di waktu yang kurang tepat. Sebab esok hari Selasa bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Mungkin itu yang membuat taman ini sepi. Orang-orang memilih menghabiskan sore menonton hewan-hewan kurban yang tengah menanti nasib untuk disembelih esok hari.
Matahari sore mulai beranjak bersembunyi di cakrawala. Aku pun bergegas mengayuh pedal sepeda kembali ke Kota Jogja. Ah, andaikan warung-warung di taman ini tidak tutup aku mungkin bisa membatalkan puasa arafahku di lokasi ini sambil menikmati hangatnya mentari senja.
Nah, apa Pembaca juga tahu taman atau ruang terbuka hijau di dekat tempat tinggal Pembaca yang juga sepi di sore hari?
kalo lewat situ juga masih sepi\" aja...kayaknya di buat kumpul bikin komunitas blusuk jogja
asik mas...hehe bakal rame pasar niten tar...pembicaranya mas Wijna tar mantap kan...
kesitu krn panas. Tapi di pojok ada kuliner mie ayamnya. Pernah nyoba jg :D
Sehari-hari ya seperti itu.. sepi... :)
nongkrong di angkringan itu kayak gimana...
padahal klo dioptimalkan pasti oke banget
sering ngajak anak main ke taman-taman. Tapi kalau dilihat taman Niten Tirtonirmolo ini
sepi ya.. Mungkin perlu inovasi agar ramai..
taman mas