HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Soal Arah ke Jalan Solo

Sabtu, 22 Februari 2014, 12:50 WIB

Orang londo punya pepatah, “ada banyak jalan menuju Roma”. Tapi bagi sebagian besar warga Jogja, mereka hanya punya satu jalan untuk menuju kota Solo, yaitu lewat Jalan Solo.

 

Sesuai namanya, Jalan Solo (yang punya nama panjang Jl. Raya Yogyakarta – Solo) mudah dipahami sebagai jalan menuju Solo. Serupa dengan Jalan Magelang, Jalan Kaliurang atau Jalan Parangtritis.

 

Buat orang yang lama tinggal di Jogja, tentu sudah tidak asing dengan Jalan Solo. Namun tidak untuk orang-orang yang baru kenal Jogja. Khususnya para pelancong asal belahan provinsi barat yang tidak lewat Jalan Solo untuk sampai ke Jogja.

 

Cerita ini berawal dari pengalamanku di perempatan Gramedia Sudirman pas menunggu lampu lalu lintas menyala hijau. Waktu itu aku sedang bersepeda dan seorang bapak pengemudi motor bertanya kepadaku.

 

"Maaf Mas, kalau ke Jalan Solo lewatnya mana ya?"

 

 

Aku merasa sedang ikut kuis cerdas-cermat. Waktuku 30 detik sebelum lampu merah berganti jadi hijau. Sepele kan? Tapi andaikan muncul di soal ujian pasti banyak yang kesulitan menjawab.

 

Awalnya sih aku heran. Pertama, kenapa mereka yakin bertanya ke pesepeda lugu macamnya aku ini yang hobinya nyasar? Kedua, memangnya nggak ada ya petunjuk jalan menuju Jalan Solo?

 

Dari penelusuranku, petunjuk arah menuju Jalan Solo itu memang lumayan bikin bingung. Perlu kejelian mata, sebab rambunya kecil dan beberapa jadi korban aksi vandalisme. Parah.

 

 

Maka dari itu, pilihan yang paling efisien bagi pelancong adalah bertanya ke warga lokal. Pesepeda sering dianggap sebagai warga lokal. Sebab umumnya, pesepeda itu ya tipe dalam kota, bukan tipe lintas propinsi apalagi tipe PEKOK. #hehehe

 

Masalahnya, jawaban buat pertanyaan si bapak lumayan sulit. Tidak bisa segampang bilang “jalan lurus terus arah ke timur”, sebab ruas jalan Jl. Jend. Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo itu satu arah.

 

Jawaban yang lumayan tepat itu ya menuju stadiun Kridosono, lewat Jl. Wardani - Jl. Trimo – Jl. Kusbini – Jl. Pengok sampai melewati SPBU. Di pertigaan lampu lalu lintas, belok ke kanan (timur) menuju Jl. Adisucipto yang tersambung ke Jl. Solo.

 

 

Masalahnya, aku nggak yakin para pelancong itu mudeng dengan penjelasanku. Apalagi waktuku hanya 30 detik.

 

Kalau seandainya mereka langsung mau ke Solo malah lebih gampang. Tinggal arahkan saja mereka ke utara (gunung Merapi) supaya ketemu ringroad dan lantas suruh ambil arah kanan sampai ketemu Jl. Solo. Selesai.

 

Yang bikin rumit adalah ketika tujuan mereka singgah di tempat-tempat macamnya Ambarukmo Plaza atau UIN Sunan Kalijaga. Ini butuh kreativitas ekstra untuk merangkai jawaban yang muter-muter karena jalannya memang harus muter-muter.

 

 

Jadi gimana? Apakah ini salah Dinas Perhubungan yang membuat aturan jalan satu arah? Ya tidak. Tapi ini jadi semacam ujian bagi warga Jogja untuk menjelaskan arah menuju Jalan Solo secara tepat dan cepat tanpa harus melemparnya ke orang lain, “...nanti di sana tanya lagi ya...”.

 

Nah, apa pembaca pernah salah jalan saat mencari Jalan Solo? Kalau pembaca warga Jogja apa bisa tolong bantu aku untuk menjelaskan petunjuk arah ke Jalan Solo dengan singkat dan cepat? Siapa tahu besok-besok bakal ditanya lagi, hehehe.

 

Matur Nuwun!

NIMBRUNG DI SINI