Akhir pekan nih Pembaca! Gimana? Sudah membaca cerita petualanganku bersama kawan-kawan ke Curug (atau Grojogan) Pulosari di Desa Wisata Krebet belum? Kalau belum, gih baca dulu, hehehe. #hehehe
Gimana? Indah kan? Silakan lho berwisata ke sana, asal tetap dijaga kebersihan dan kelestariannya yah! #senyum.lebar
SILAKAN DIBACA
Nah, kali ini aku mau cerita tentang foto-foto keindahan Grojogan Pulosari yang sempat aku abadikan. Pembaca yang senang berwisata pasti juga mengabadikan momen-momen berwisata dengan foto dong ya? Aku bukan fotografer yang sudah ahli, hanya seneng motret aja. Aku juga tau kok foto-fotoku itu banyak kurangnya. Tapi senggaknya, semoga penjelasanku berikut ini bisa membantu pembaca untuk mengabadikan foto-foto Grojogan Pulosari yang lebih indah lagi.
Oh iya, selain kamera yang juga harus disiapkan ketika memotret air terjun adalah TRIPOD. Soalnya kadang (sebetulnya sih hampir "selalu") untuk memperoleh komposisi yang bagus, kita mesti nyebur ke dalam air. Untuk menjaga agar kamera tetap stabil saat memotret sambil basah-basahan (awas kepeleset!) kita butuh bantuan tripod.
Foreground, Background, dan Long-Shutter
Foto di atas adalah foto Grojogan Pulosari yang paling luas terpublikasi dan paling banyak menuai kritik, hahaha.
- Poin 1 adalah batu, itu aku jadikan sebagai objek foreground yaitu objek menarik yang posisinya paling dekat. Yah, supaya ada kesan 3 dimensi di foto gitu.
- Poin 2 adalah background, yaitu air terjun. Aku sengaja memakai teknik long-shutter agar efek jatuhnya air terlihat seperti kapas, hmmm.
- Nah, poin 3 ini yang mengundang tanda tanya, hahaha. Sepeda lipat kuning! Aku sengaja menempatkan di tengah foto dengan warna yang mencolok agar perhatian tertuju ke situ, dengan maksud:
- Pembanding ukuran besarnya air terjun.
- Pakai sepeda lipat aja bisa lho sampai sana.
- Memang untuk mengundang kontroversi, hahaha.
Sisi Lain Juga Tak Kalah Indah
Jangan terlalu terpaku pada satu titik pemotretan lho! Berhubung Grojogan Pulosari ini tidak luas banget, jadi ya lumayan enak untuk berpindah tempat. Sebelum memotret "serius", aku jepret dulu beberapa foto untuk mengira-ngira komposisinya. Setelah memutuskan mau bagaimana komposisinya, barulah dijepret "serius".
Bagian langit yang putih aku crop, karena pandangan manusia pasti pertama kali mengarah ke bagian yang paling terang.
Untuk yang belum tahu, kolam di dasar air terjun ini seperti dibendung gitu.
Gimana? Makin tertarik kan buat berkunjung ke Grojogan Pulosari? Ditunggu lho kedatangannya. Jangan lupa dipotret yah! #senyum.lebar
Tapi yang ada orangnya kok aer terjunnya nggak selembut kapas yaaa...
ayo mas belajar menjadi patung, yah minimal 10 detik nggak gerak lah... haha...
biar foto aer terjun yang ada orangnya sama bagusnya dengan yang tak ada orangnya... :D
Keren banget gan.
Salam kenal..
(alinea terakhir...hehe)