Akhir-akhir ini, ada yang “sedikit” berbeda dengan persawahan di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Yah, bisa juga sih disebut dengan “janggal”.
Lokasi persisnya ada di sekitar persawahan Dusun Nitiprayan dan Dusun Jeblog. Bisa dicapai dari Jl. Nitiprayan ke arah selatan yang membentang dari Jl. Wates.
Yah, mungkin Pembaca bakal kaget bila bertemu dengan benda yang seperti ini.
Seperti yang bisa ditebak. Area persawahan ini menjadi lokasi pameran seni yang digelar oleh Komunitas Garda Matra, mulai tanggal 27 September hingga 31 Desember 2012.
Tema dari perhelatan seni ini adalah Panen Terakhir. Secara harfiah bermakna pameran ini digelar pada musim panen (padi) terakhir di tahun 2012. Namun ternyata, tema tersebut memiliki makna lain.
Para seniman turut “menyentil” berbagai persoalan dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertanian. Seniman Nur Huluq dan Nugroho (Ho2x) misalnya. Mereka menyoroti persoalan meningkatnya kebutuhan papan yang berimbas pada menyusutnya lahan pertanian.
Secara umum, pameran dikonsep menarik dengan menempatkan berbagai instalasi seni (berikut penjelasannya) di tengah-tengah area persawahan. Akibatnya, pengunjung pun dipaksa untuk lebih “mendekat” ke karya seni. Perjalanan ringan menyusuri pematang-pematang sawah menjadi keasyikan tersendiri, terutama bagi mereka yang jarang bersentuhan dengan persawahan.
Tak ada salahnya pembaca mampir kemari, seperti yang aku dan teman-teman lain lakukan pada Sabtu (7/10/2012) silam. Tentu, setelah panen terakhir usai, pameran pun usai.
Apakah akan ada panen berikutnya? Berharap saja. Sebab pilihan lokasi pameran pun seakan mewujud sebagai sebuah sentilan. Bahwa persawahan kian dihimpit oleh rapatnya pemukiman.
Semoga saja kita tak mengalami apa yang disebut sebagai panen “terakhir”.
Oh iya, lahan sawah yang dipakai untuk instalasi disewa seharga Rp250.000.
Apa Pembaca pernah menyaksikan panen padi?
ternyata banyak diapresiasi. hehe
makasih gan infone
suwun