HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

PEKOK ke Gua Maria Tritis

Kamis, 28 April 2011, 11:16 WIB

Setiap ekspedisi PEKOK Ranger selalu dilatar-belakangi oleh suatu misi tertentu. Kali ini, PEKOK Ranger mengusung misi Pakdhe Timin untuk ziarah ke Gua Maria dan yang terpilih adalah Gua Maria Tritis di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

 

Gua Maria adalah tempat ziarah umat katolik yang tersebar di penjuru dunia. Sejarah Gua Maria berawal dari Lourdes, Perancis ketika Bernadette Soubirous berjumpa dengan penampakan Bunda Maria di sebuah gua. Sedangkan Gua Maria di Indonesia sendiri umumnya berupa tempat ziarah yang sarat makna historis.

 

Informasi lebih lanjut, silakan dibaca di situs wikipedia ini yah #senyum

 


Saat personil masih komplit di pertigaan Sambipitu.

 


Berteduh lumayan lama dari guyuran hujan yang tiba-tiba datang menyapa.

 

Yang berpartisipasi di ekspedisi PEKOK kali ini ada Pakdhe Timin, Angga, Vendy, Rizky, dan Yudhis. Dua orang adik angkatanku, Ari dan Yacob, sempat ikut namun memutuskan pulang selepas hutan Wanagama.

 

Secara umum, rute perjalanan kami serupa dengan rute saat kami bersepeda menuju Pantai Ngrenehan. Karena sudah pernah melalui rute ini, aku sudah tahu kalau akan ada banyak tanjakan menanti, hehehe. #senyum.lebar

 

Etape 1, Jogja – Pasar Piyungan (16 km)

Etape 2, Pasar Piyungan – Pathuk (4 km, Tanjakan)

Etape 3, Pathuk – Lapangan Gading (15 km)

Etape 4, Lapangan Gading – Paliyan (12 km)

Etape 5, Paliyan – Telaga Namberan (6 km, Tanjakan)

Etape 6, Telaga Namberan – Gua Maria Tritis (8 km, Turunan)

 


Lewat Telaga Motoendro yang kini banjir. Coba bandingkan deh dengan foto yang kujepret saat ke Ngrenehan dulu.

 


Jangan lupa! Bersepeda jarak jauh tetap harus mengisi perut supaya kuat buat bersepeda pulang. #senyum.lebar

 

Akses menuju Gua Maria Tritis terletak pada ruas jalan menuju Pantai Baron. Jangan khawatir bakal terlewat, sebab di sepanjang jalan banyak terdapat papan penunjuk jalan yang mengarah ke tempat ziarah ini. Dari tempat parkir menuju Gua Maria Tritis, pengunjung harus berjalan kaki dengan jarak sekitar 1 km melalui jalan salib.

 

Gua Maria Tritis ini dibangun pada tahun 1974. Oleh masyarakat sekitar, dahulu kala Gua Maria Tritis ini terkenal angker dan kerap dijadikan tempat bersemadi. Kini setelah dibersihkan, kesan angker pun hilang dan kemudian menjadi tempat ziarah umat kristiani yang ramai dikunjungi, terutama di bulan Mei dan Oktober.

 


Suasana di sepanjang jalan salib menuju ke Gua Maria.

 

Sesuai namanya (tritis = tetes air), Gua Maria Tritis ini tidak pernah kering dari tetesan air bebatuan stalaktit. Apalagi di musim penghujan. Alhasil lantai gua kerap basah dan mesti dipel terus-menerus agar tidak kotor.

 

Lantai Gua Maria Tritis dilapisi oleh lembaran plastik dan karpet. Sementara tetesan air bebatuan stalaktit ditampung di bejana yang tersebar di mana-mana. Berada di dalam Gua Maria Tritis ini bagaikan berada di rumah yang bocor saat hujan deras #senyum.lebar. Namun konon katanya, air tetesan stalaktit ini punya khasiat lho.

 

Hanya berjarak 5 km dari Gua Maria Tritis, terhampar berbagai pantai elok Gunungkidul seperti Pantai Baron, Pantai Kukup, atau Pantai Krakal. Pilihan yang cocok bagi umat kristiani yang setelah berziarah hendak berwisata alam.

 


Pakdhe berdoa apa ya?

 

Aku sendiri bukan orang yang anti masuk ke tempat-tempat yang identik dengan agama selain yang aku imani. Yah, anggaplah ini sebagai bentuk toleransi antar umat beragama. Toh di sana aku hanya sekadar memotret, melihat-lihat, dan tidak beribadah.

 

Ada kalanya kita mesti menyaksikan bagaimana tata ibadah pemeluk agama lain untuk menumbuhkan pemahaman bahwasanya manusia itu hanyalah makhluk yang sangat kerdil di hadapan-Nya. Bahwasanya setiap manusia, apa pun keyakinannya, pasti berusaha ingin dekat kepada sang Pencipta.

 

Ah sudahlah, perjalanan masih panjang. Sebab, setelah ini kami masih mampir di Pantai Sadranan untuk menikmati senja. Lha? Terus kapan pulangnya? Sekadar info, kami tiba kembali di Kota Jogja pukul 02.00.

 

Capek? Ya iya lah! #hehehe

NIMBRUNG DI SINI