Antara aku dan kawan-kawan SPSS. Bila pada awalnya kami dipersatukan oleh sepeda. Akhir-akhir ini kami dipersatukan oleh kegalauan. Maklum, hidup kini serba susah. Ditambah lagi banyaknya tuntutan dari berbagai pihak. Bagaimana kami tidak galau Pembaca?
Hingga tersebutlah seorang kawan SPSS bernama Anwar, yang berusaha membimbing kami bangkit dari kegalauan. Salah satu caranya adalah dengan mengundang kami bersantap di warung soto milik kedua orang tuanya.
Warung soto ini dikenal sebagai warung soto Lamongan di Pasar Demangan. Buka dari jam 5 sore hingga jam 11 malam. Buat pembaca yang belum tahu, Lamongan adalah nama salah satu kabupaten di utara Jawa Timur. Pasar Demangan sendiri adalah pasar yang letaknya di ujung selatan Jl. Affandi (dahulu Jl. Gejayan). Sedangkan soto…yah kita semua tahu masakan itu lah. #senyum
Adalah orang tua Anwar, Pak Kasdu dan Bu Marwiyati, yang hijrah dari Lamongan menuju Jogja dan mendirikan usaha warung soto ini sejak tahun 1992. Di usianya yang kini telah menginjak belasan tahun, warung soto ini tentu memiliki daftar pelanggan yang panjang. Seperti yang diutarakan Anwar, pelanggan dari kalangan mahasiswa kerap memadati warung soto ini di hari kerja.
Jadi, apa sajian istimewa dari warung soto ini? Soto Lamongan tentunya! Namun berhubung hari itu aku sedang khilaf, maka aku memesan sop kikil sapi, bukan soto. Kupikir, ini tentunya juga kuliner khas Jawa Timur. Sebab, konon mereka gemar menyantap semua organ sapi mulai dari hidung (cingur) hingga kaki (kikil).
Dalam satu mangkuk tersaji potongan kikil sapi, kentang, dan tomat yang disiram kuah kuning nan pekat. Rasanya sungguh segar. Kalau diperciki air jeruk nipis akan terasa lebih segar lagi. Kalau rasanya jadi terlampau asam, bisa ditambah kecap manis sebagai pengoreksi rasa. Entah apa karena aku yang lapar, atau memang dinginnya hujan, aku khilaf menghabiskan dua piring nasi. Doh…
soto ayam + nasi = Rp. 8.000
soto campur + nasi = Rp. 8.000
soto babat + nasi = Rp. 10.000
sop kaki sapi + nasi = Rp. 10.000
nasi goreng + telor = Rp. 8.000
minum = Rp1.000
Lauk tambahan tempe, ati, krupuk, dan emping.
Mungkin solusi yang ditawarkan Anwar ada benarnya juga. Membius kegalauan dengan cita rasa kuliner Lamongan yang lezat. Setidaknya mampu mengenyangkan perut hingga berujung ke alam mimpi. Ngomong-ngomong aku belum nyoba sotonya. Kapan kesana lagi yah? #hehehe
anw gue kalau galau gak pake soto, tapi coklat hangat biasanya bikin tenang bgt :)
besok saya coba kreasi soto pakai kuah coklat hangat deh :D
Enak tuh, tapi nyebelinnya Yogya, menunya pisah2....
Kalo disini, soto dah pake nasi, 3rebu !! Kalo soto dagingn 5rebu, dagingnya gede2 :D
jadi kpan wijna mau nraktir ? ... :p