HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Soto (Galau) Lamongan Pasar Demangan

Jumat, 18 Februari 2011, 11:24 WIB

Antara aku dan kawan-kawan SPSS. Bila pada awalnya kami dipersatukan oleh sepeda. Akhir-akhir ini kami dipersatukan oleh kegalauan. Maklum, hidup kini serba susah. Ditambah lagi banyaknya tuntutan dari berbagai pihak. Bagaimana kami tidak galau Pembaca?

 

Hingga tersebutlah seorang kawan SPSS bernama Anwar, yang berusaha membimbing kami bangkit dari kegalauan. Salah satu caranya adalah dengan mengundang kami bersantap di warung soto milik kedua orang tuanya.

 

Warung soto ini dikenal sebagai warung soto Lamongan di Pasar Demangan. Buka dari jam 5 sore hingga jam 11 malam. Buat pembaca yang belum tahu, Lamongan adalah nama salah satu kabupaten di utara Jawa Timur. Pasar Demangan sendiri adalah pasar yang letaknya di ujung selatan Jl. Affandi (dahulu Jl. Gejayan). Sedangkan soto…yah kita semua tahu masakan itu lah. #senyum

 


Bu Marwiyati dan putranya, Didin, bercengkrama dengan pelanggan

 

Adalah orang tua Anwar, Pak Kasdu dan Bu Marwiyati, yang hijrah dari Lamongan menuju Jogja dan mendirikan usaha warung soto ini sejak tahun 1992. Di usianya yang kini telah menginjak belasan tahun, warung soto ini tentu memiliki daftar pelanggan yang panjang. Seperti yang diutarakan Anwar, pelanggan dari kalangan mahasiswa kerap memadati warung soto ini di hari kerja.

 

Jadi, apa sajian istimewa dari warung soto ini? Soto Lamongan tentunya! Namun berhubung hari itu aku sedang khilaf, maka aku memesan sop kikil sapi, bukan soto. Kupikir, ini tentunya juga kuliner khas Jawa Timur. Sebab, konon mereka gemar menyantap semua organ sapi mulai dari hidung (cingur) hingga kaki (kikil).

 

Dalam satu mangkuk tersaji potongan kikil sapi, kentang, dan tomat yang disiram kuah kuning nan pekat. Rasanya sungguh segar. Kalau diperciki air jeruk nipis akan terasa lebih segar lagi. Kalau rasanya jadi terlampau asam, bisa ditambah kecap manis sebagai pengoreksi rasa. Entah apa karena aku yang lapar, atau memang dinginnya hujan, aku khilaf menghabiskan dua piring nasi. Doh…

 


Sop Kikil akibat ke-khilaf-an saya itu...

 

soto ayam + nasi = Rp. 8.000

soto campur + nasi = Rp. 8.000

soto babat + nasi = Rp. 10.000

sop kaki sapi + nasi = Rp. 10.000

nasi goreng + telor = Rp. 8.000

minum = Rp1.000

 

Lauk tambahan tempe, ati, krupuk, dan emping.

 

Mungkin solusi yang ditawarkan Anwar ada benarnya juga. Membius kegalauan dengan cita rasa kuliner Lamongan yang lezat. Setidaknya mampu mengenyangkan perut hingga berujung ke alam mimpi. Ngomong-ngomong aku belum nyoba sotonya. Kapan kesana lagi yah? #hehehe

NIMBRUNG DI SINI