HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Gunung Permoni dan Kisah Kuda Sembrani

Senin, 31 Januari 2011, 18:39 WIB

Sebetulnya, Gunung Permoni dan lokasi-lokasi unik bersejarah lain di sekitarnya hanyalah bonus dari kegiatan bersepeda santai ala SPSS pada hari Sabtu pagi (29/1/2011). Agenda utamanya sendiri adalah menelusuri keberadaan 3 jembatan gantung yang ada di seputaran Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

 


Bersepeda rame-rame menelusuri jembatan-jembatan gantung yang ada di Bantul. #senyum.lebar

 

Jarum jam belum melewati angka 9 pagi tatkala kami semua tiba dengan selamat di Desa Trimulyo di Kecamatan Jetis. Saat sedang berhenti untuk beristirahat, kami mendapatkan informasi dari warga setempat tentang lokasi menarik yang letaknya nggak begitu jauh dari sana. Nggak hanya itu, kami juga turut mendapatkan mitos mengenai asal-usul lokasi menarik tersebut. Bilamana dirangkum, kiranya ceritanya bakal seperti di bawah ini.

 

Alkisah, tersebutlah seorang Raja Kesultanan Mataram bernama Sultan Agung. Suatu ketika, beliau mendapat petunjuk gaib untuk mengangkat seseorang bernama Ki Bodho menjadi abdi kerajaan agar Kesultanan Mataram menjadi makmur dan sejahtera.

 

Segeralah Sultan Agung memerintahkan abdi-abdinya untuk mencari orang yang bernama Ki Bodho. Singkat cerita, orang yang bernama Ki Bodho pun ditemukan dan menghadaplah dirinya ke Sultan Agung.

 

Ki Bodho awalnya menolak kehendak Sultan Agung yang ingin mengangkatnya sebagai abdi kerajaan. Itu sebab sesuai namanya, Ki Bodho ini ya memang terkenal bodoh #duh, tidak pantas lah bila jadi abdi kerajaan. Akan tetapi, setelah dibujuk-rayu akhirnya Ki Bodho bersedia menerima tawaran Sultan Agung tersebut.

 

Sesuai petunjuk gaib yang diterimanya, Sultan Agung pun meminta saran kepada Ki Bodho bagaimana caranya agar Kesultanan Mataram bisa makmur dan sejahtera. Ki Bodho pun mengusulkan supaya Kesultanan Mataram memelihara seekor kuda sembrani, yakni kuda sakti yang bisa bergerak secepat kilat.

 

Konon, kuda sembrani hanya bisa ditemukan di Mekkah. Namun, yang demikian itu bukan masalah bagi Sultan Agung yang juga sakti untuk kemudian mengusung kuda sembrani ke Kesultanan Mataram. Semenjak saat itu, Ki Bodho pun diserahkan tanggung-jawab untuk merawat sang kuda sembrani.

 

Suatu ketika, Ki Bodho lalai dan kuda sembrani pun kabur dari kandangnya. Permaisuri Sultan Agung bernama Gusti Ratu Puteri mengetahui kejadian tersebut. Ia pun lantas berlari mengejar sang kuda sembrani. Tapi, karena kegesitan serta kesaktian kuda sembrani, Gusti Ratu Puteri pun tidak sanggup mengimbanginya. Apalagi, saat itu Gusti Ratu Puteri sedang  hamil.

 

Di dekat suatu gunung, Gusti Ratu Puteri yang kelelahan menghentikan larinya. Saat itu pulalah Gusti Ratu Puteri menyadari bahwa bayi di dalam kandungannya meninggal dunia. Remuklah hati Gusti Ratu Puteri. Betapa sedihnya ia menerima kenyataan pahit tersebut.

 

Di tengah kesedihannya itu, muncullah seorang wanita cantik yang memperkenalkan diri sebagai Ratu Permoni. Ia menjanjikan bisa menangkap sang kuda sembrani asalkan Gusti Ratu Puteri bersedia memenuhi permintaannya.

 

Tanpa pikir panjang, Gusti Ratu Puteri mengiyakan permintaan Ratu Permoni. Oleh Ratu Permoni, diperintahkannya Gusti Ratu Puteri untuk pulang ke keraton Kesultanan Mataram. Tak disangka, sesampainya Gusti Ratu Puteri di keraton, ia menemukan kuda sembrani sudah terikat di kandangnya.

 

Siapa sangka, sebenarnya Ratu Permoni tak lain dan tak bukan adalah Ratu Pantai Selatan. Sedangkan permintaannya adalah menjadi istri dari Sultan Agung (dan mungkin seluruh raja dari Kesultanan Mataram).

 

Panjang juga ya ceritanya? #hehehe

 

Nah, itulah sekelumit cerita tentang Gunung Permoni yang ada di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Gunung gamping ini berdiri kokoh di tengah-tengah pemukiman warga. Adapun untuk mencapai Gunung Permoni bisa dengan melalui Jl. Jogja – Pleret. Melewati kota Kecamatan Pleret ke arah Desa Segoroyoso. Rute perjalanan yang lebih jelas bisa tanya warga Pleret. Soalnya waktu itu kami memilih rute blusukan kampung, hehehe #hehehe.

 


Suasana pagi di desa Trimulyo, Bantul.

 

Di sekitar Gunung Permoni, kita bisa menjumpai lokasi-lokasi yang berhubungan dengan mitos di atas. Ada Petilasan Batu Sembrani, yang konon adalah runway yang digunakan kuda sembrani untuk terbang kabur dari kandangnya. Ada pula Petilasan Batu Tetes yang merupakan tempat gugurnya kandungan Gusti Ratu Puteri. Ceritanya, air mata Gusti Ratu Puteri yang sedih mewujud menjadi suatu mata air.

 


Petilasan Kuda Sembrani, bekas tapak kaki kuda.

 


Batu tetes, itu airnya keluar dari batu lho!

 


Menyempatkan berhenti dan membasuh wajah dulu. #senyum.lebar

 

Di sekitar Gunung Permoni ini memang bisa ditemui beragam batu-batu unik. Bagi warga setempat, keberadaan batu-batu tersebut tak lepas dari kisah Sultan Agung. Konon, Gunung Permoni ini adalah salah satu tempat peristirahatan favorit Sultan Agung.

 

Obyek unik lainnya adalah sebuah gua yang ada di puncak Gunung Permoni yang bernama Gua Permoni. Gua ini adalah bekas penambangan batu gamping. Oleh sebab itu, kontur batuan di dalam gua terlihat tidak alami. Terpahat berundak-undak, hasil karya para penambang. Tapi kok ya malah jadi artistik ya? #senyum.lebar

 


Kalau nggak mendekat, nggak bakal tahu kalau di sana itu ada gua.

 


Batu-batunya unik. Patut disayangkan sih karena ya ulah manusia yang merusak alam. #sedih

 


Foto rame-rame dulu. Kayaknya enak tuh nyebur. Tapi....

 

Oh iya, Gua Permoni ini tergenang air lho! Aku nggak tahu, apakah air ini memang sudah ada semenjak dulu ataukah baru muncul setelah ada penambangan. Yang jelas, di kolam gua ini hidup ikan keramat (menurut papan peringatan di dekat gua) yang berwarna putih. Sayang banget ini lokasi mistis. Padahal sepertinya asik berenang di sini. >.<

 


Wew... untung ada peringatannya... #hehehe

 

Gunung Permoni memang bukan tempat wisata yang ideal. Tapi buatku, berkeliling gunung sambil mendengarkan cerita lokal dari warga setempat itu menyenangkan. #senyum

 

Eh iya, di sini bakal dilangsungkan upacara adat Rabu Pungkasan di hari Rabu terakhir di bulan Sapar (Safar).

NIMBRUNG DI SINI