Di malam hari itu, aku rehat sejenak dari kepenatan mengutak-atik pembuktian suatu teorema. Aku keluar kamar, duduk di teras, sambil memandang gelapnya langit. Tak aku sangka, malam itu bulan berwujud purnama. Cantik sekali. Akan tetapi, yang membuatku lebih terpana adalah penampakan lingkaran cahaya (halo) di sekitar bulan. Subhanallah!
Berhubung ini momen yang tergolong langka, oleh sebab itu dengan penuh kerusuhan aku mengambil kamera yang tersimpan di drybox, tripod yang mendekam di bagasi mobil, dan kunci gerbang dari laci yang berantakan #hehehe. Setelah membuat rumah penuh dengan huru-hara, akhirnya aku berhasil keluar menuju halaman depan dan ternyata... bulannya menghilang tertutup awan.
Sial!
Untung sampai tengah malam aku belum menewaskan diri di kasur. Saat aku kembali melihat langit untuk yang kedua kalinya, tak disangka bulan purnama kembali muncul menghiasi langit. Karena posisi bulan sudah tinggi, aku bisa mendapat sudut pandang yang lebih luas walau hanya di halaman belakang. Jepret sana jepret sini, tapi kok hasilnya kurang memuaskan ya?
Setelah merenung beberapa saat, aku menemukan kunci untuk memotret bulan.
Panjang Fokal Terpanjang
Gunakan panjang fokal terpanjang yaitu zoom paling panjang. Zoom terpanjang di lensa yang aku pakai adalah 135mm. Karena sensor DSLR berjenis APS-C dengan crop factor 1.5, maka hasil fotonya bakal setara dengan panjang fokal 200mm di format full frame.
Aku pernah mendengar bahwa untuk memoret bulan dengan jelas memerlukan panjang fokal minimal 300mm di format full frame. Karena itu, aku sangsi apabila kamera digital saku dengan zoom maksimal 3x mampu untuk memotret bulan. #hehehe
Titik Fokus ke Bulan
Arahkan fokus ke bulan. Tidak terlalu sulit dengan menggunakan bantuan sistem autofokus. Sebabnya bulan terang benderang, jadi sistem autofokus tidak kesulitan untuk mengunci fokus.
Mode Shutter Priority
Nah ini triknya, gunakan mode shutter priority atau manual dan tentukan kecepatan rana sekitar 1/60 - 1/250 detik. Sebisa mungkin gunakan ISO rendah, misalnya 100 atau 200. Dengan menggunakan pengaturan tersebut dijamin foto bulan yang tercipta akan menjadi seperti foto yang terpampang di artikel ini. Karena, jika menggunakan kecepatan rana yang lambat sekitar 1/2 - 1 detik maka tekstur permukaan bulan tidak bakal terlihat.
Nah, gimana? Gampang kan memotret bulan? Lebih bagus lagi jika Pembaca memakai lensa zoom panjang dan memposisikan diri di tempat yang paling tinggi, semisal di atap atau di pegunungan. Dijamin foto bulan yang diperoleh akan lebih besar dan jelas.
Selamat bereksperimen! #senyum.lebar
wow.. keren banget eh Subhanallah ding :p
aku juga suka liat bulan, tp blm pernah moto secara langsung, boleh minta orinya ngga? (hasil fotomu maksdnya) kirim ke mailku, kl boleh harus boleh!! Maksa :p