HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Indomielezat dan Hujan Abu Merapi

Selasa, 2 November 2010, 10:55 WIB

Saat warga Jogja ngumpet di rumahnya masing-masing, Indomielezat, dengan santainya berjalan kaki menyusuri kota Jogja. Dari rumahnya di Jatimulyo, sampai ke rumah Paklik Turtlix di Jogokaryan. Jaraknya? Ada sekitar 6 km.

 

Soal Indomielezat yang nekat jalan kaki di Kota Jogja yang dipenuhi abu vulkanik, tak lain karena sifatnya yang keras kepala.
 

“Habisnya Bapakku ngelarang naik motor, yo wis jalan kaki deh.”

 

Tapi, karena Indomielezat berjalan kaki, maka ia berkesempatan tuk leluasa mengabadikan wajah kota Jogja. Oleh sebab blog-nya sedang aku oprek, maka aku tampilkan beberapa hasil jepretan Indomielezat dengan kamera Nikon D60 miliknya di artikel ini.

 


Di sekitar Jl. Magelang (di depan ratu motor), jam 07.00.

 


Borobudur Plaza Berdebu, jam 09.00.

 


Berdebu = Pakai Mantel, Jl. P.Diponegoro, jam 09.30.

 


Pembagian Masker oleh PMI. Perempatan Tugu, jam 10.00.

 


Gotong Royong Malioboro, di depan KFC Malioboro, jam 10.30.

 

Sayangnya, aku tak senekat Indomielezat. Hari Sabtu (30/10/2010) pukul 5 pagi, aku mencoba untuk bersepeda keliling Kota Jogja. Namun tak sanggup berlama-lama, karena kepulan abu mulai menganggu pernapasanku, yang walau aku sudah bermasker tapi tetap saja menganggu kenyamanan bersepeda. Rantai sepeda pun menjadi kaku, terkena abu vulkanik.

 

Inilah resikonya bermukim dekat gunung Merapi yang tengah batuk-batuk. Buatku sih dinikmati saja. Kan bisa buat bahan cerita esok hari. Termasuk membersihkan debu yang mengotori isi rumah. #hehehe

 

Hmmm...mulai berpikir memanggil pawang hujan untuk mendatangkan hujan nih. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI