Saat warga Jogja ngumpet di rumahnya masing-masing, Indomielezat, dengan santainya berjalan kaki menyusuri kota Jogja. Dari rumahnya di Jatimulyo, sampai ke rumah Paklik Turtlix di Jogokaryan. Jaraknya? Ada sekitar 6 km.
Soal Indomielezat yang nekat jalan kaki di Kota Jogja yang dipenuhi abu vulkanik, tak lain karena sifatnya yang keras kepala.
“Habisnya Bapakku ngelarang naik motor, yo wis jalan kaki deh.”
Tapi, karena Indomielezat berjalan kaki, maka ia berkesempatan tuk leluasa mengabadikan wajah kota Jogja. Oleh sebab blog-nya sedang aku oprek, maka aku tampilkan beberapa hasil jepretan Indomielezat dengan kamera Nikon D60 miliknya di artikel ini.
Sayangnya, aku tak senekat Indomielezat. Hari Sabtu (30/10/2010) pukul 5 pagi, aku mencoba untuk bersepeda keliling Kota Jogja. Namun tak sanggup berlama-lama, karena kepulan abu mulai menganggu pernapasanku, yang walau aku sudah bermasker tapi tetap saja menganggu kenyamanan bersepeda. Rantai sepeda pun menjadi kaku, terkena abu vulkanik.
Inilah resikonya bermukim dekat gunung Merapi yang tengah batuk-batuk. Buatku sih dinikmati saja. Kan bisa buat bahan cerita esok hari. Termasuk membersihkan debu yang mengotori isi rumah. #hehehe
Hmmm...mulai berpikir memanggil pawang hujan untuk mendatangkan hujan nih. #hehehe
Tumben bukan foto sendiri :D
Nyehehehehe,,,,
disini juga banyak gunung berapi-nya :D
setebel itu dijalanan kebayangnya licin banget
udah banak yang jago motret, jadi gak perlu lagi bawa kemdik lagi :D
ane tau situasi jogja , khusu nya jogja kota pertama ya liat foto nya
mbak indomie ini selama di luar negri kemarin
katanya kmaren waktu ku-sms aman2 aja??
eh2 klo di rumah numpuk byk abu toplesin buatku dong, mau liat~~~~~
woi para komentator! ini yg komen adekku lho