HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Siwalan! Kamu Di mana?

Kamis, 7 Oktober 2010, 16:31 WIB

Kejadian ini terjadi beberapa minggu sebelum masuk bulan Ramadhan. Ceritanya, ada yang masang status di Facebook. Singkat status, dirinya sedang ingin menyantap siwalan.

 

Siwalan? Apaan tuh?

 

Selidik punya selidik, ternyata siwalan itu sejenis buah. Seperti apa bentuknya, aku nggak tahu babar blas. Menurut narasumber, daging buahnya mirip kolang-kaling, tapi ukurannya lumayan besar. Lha? Nira dunk? Bukan! Siwalan itu bukan Nira.

 

Pertanyaan yang terpenting adalah, siwalan itu belinya di mana?

 

Terus terang, aku nggak pernah lihat itu buah siwalan dijual di supermarket atau pasar. Penasaran, penyelidikan tentang siwalan pun berlanjut. Narasumber yang aku tanyai memberikan jawaban yang kurang memuaskan. Mayoritas bilang kalau siwalan itu buah musiman, dan lagi sedikit yang jual. Duh!

 

Oke! Tahu kalau siwalan itu buah langka, aku makin tertantang untuk mendapatkannya! Banzai!

 


Buah Siwalan utuh (kiri) dan daging buahnya (kanan).

 

Katanya Sih Ada di Pantai Depok

Nah, kebetulan, pas kunjungan ke Sendangsono bareng CRCS tempo hari, aku dapat pencerahan dari Pak Supir mobil sewaan. Katanya, di Pantai Depok, ada yang jual buah siwalan. Berkali-kali Pak Supir pas mengantar tamu ke Pantai Depok pasti mampir beli buah siwalan. Sebab, pohon siwalan itu tumbuh di daerah pantai.

 

Ini dia yang aku cari!

 

Hari Rabu, seminggu sebelum bulan Ramadhan, aku bersepeda ke Pantai Depok. Toh, jaraknya cuma 28 km. Tinggal mengikuti Jl. Parangtritis sampai ke gerbang retribusi, habis itu belok ke barat, sampai deh di parkiran Pantai Depok.

 

Celingak-celinguk...kok nggak ada yang jual siwalan ya?

 

Aku tanya Ibu penjual camilan, katanya yang jual siwalan cuma ada di hari Sabtu atau Minggu saja. O mi got! Berhubung Sabtu aku mesti SPSS, berarti aku cuma punya kesempatan hari Minggu thok. Lha iya, soalnya minggu depan sudah bulan Ramadhan, mana kuat aku bersepeda jauh. >.<

 


Pohonnya tinggi banget bok!

 

Katanya Banyak Yang Jatuh

Nggak habis usaha, aku tanya Ibu itu rumahnya penjual siwalan. Soalnya, yang jual itu warga lokal. Jadilah aku blusukan di kampung sekitar Pantai Depok. Di sekitar kampung itu ternyata banyak tumbuh pohon siwalan.

 

Dari penuturan seorang warga kampung, katanya penjual Siwalan itu baru metik buah siwalan sehari sebelum dijual. Soalnya gampang banget matengnya.

 

"Kalau mau Mas manjat aja, terus ambil sendiri buahnya"

 

Tawaran yang awalnya cukup menggiurkan. Tetapi begitu tahu pohonnya setinggi pohon kelapa dan batangnya mirip pohon salak. Duh...gimana ya... >.<

 

Oleh karena aku nggak ingin masa depanku suram. Jadinya, aku duduk di bawah pohon, nunggu buah siwalan jatuh. Tapi lama....nggak ada yang jatuh. Aku nggak mujur hari ini.

 

Ya udah, hari Minggu aku balik lagi ke Pantai Depok. Kali ini ketemu sama bapak penjual siwalan. Horeee! Lokasinya dekat parkir mobil.

 


Hanya beliau yang berjualan Siwalan di Pantai Depok.

 

Katanya Pak Penjual Siwalan

Buah siwalan itu dihargai Rp3.000 – Rp4.000 per butir. Aku nggak tega nawar, karena buat manjat pohon siwalan pasti butuh keahlian. Penasaran, aku minta pak penjual buat ngupas Siwalan. Ternyata...daging buahnya sedikit! Cuma ada 3-4 butir daging per buah. Rasanya mirip kolang-kaling tapi agak asam.

 

Katanya pak Penjual, daging Siwalan ini banyak dipakai buat jamu. Kalau buahnya sudah mateng, aromanya bakal menyeruak seperti buah apel. Tapi rasa daging buahnya jadi asam banget. Jadi, carilah buah siwalan muda #senyum.lebar.

 

Si bapak hanya berjualan di Pantai Depok aja. Kalau bulan puasa libur. Jadi, ini hari terakhirnya berjualan Siwalan. Lucky me!

 

Pulangnya, aku sengaja blusukan ke kampung, melewati deretan pohon siwalan. Ndilalah, hari itu nemu siwalan jatuh dari pohon. #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI