HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Sowan ke Nasi Nggeneng Mbah Marto

Senin, 27 September 2010, 08:43 WIB

Bulan September ini, entah kenapa nafsu makan begitu menggebu. Hal tersebut juga turut dialami oleh sejumlah sahabat SPSS. Alhasil, di Sabtu terakhir bulan September ini (25/9/2010), kami merencanakan bersepeda mencari santapan penggugah selera. Nyam!

 

“Gimana kalau kita cari mangut lele di Sewon, Bantul?”, ajak Paklik Turtlix

 

Mangut lele adalah kuliner khas Jawa yang umum dijumpai di daerah pedesaan Yogyakarta. Sajian ini berwujud ikan lele yang digoreng kemudian dimasak berkuah santan yang kental. Adapun mangut lele memiliki sebutan lain yaitu nggeneng. Sehingga sega nggeneng berarti nasi mangut lele.

 


Manusia-manusia kelaparan ini berpose dulu di atas jembatan...

 

Rute...

Mudahnya, ikuti Jl. Parangtritis hingga km 7. Saat melewati Rumah Makan Cemani Numani, di sisi barat jalan ada gang kecil. Telusuri gang itu hingga sampai di sebuah pertigaan yang ada tugu Projotamansari yang mengarah ke sebuah masjid. Bila Pembaca membawa kendaraan roda 4, bisa memarkir di halaman masjid tersebut.

 

Dengan sedikit adegan nyasar #hehehe, kami pun tiba di suatu rumah sederhana. Paklik Turtlix dan beberapa kawan SPSS lantas "bermediasi" dengan sang pemilik rumah. Tak seberapa lama, Paklik Turtlix memberi sinyal bahwa dapur rumah sudah siap untuk "diserbu".

 

Hah? Menyerbu dapur rumah?

 

Yups! Itu sebab sang pemilik rumah rupanya baru selesai memasak sajian untuk para pelanggannya. Biasanya, masakan baru bisa disantap pada pukul 11 siang. Biasanya pula pukul 2 siang malah sudah habis.

 

Nah, kebetulan ini kami datang di jam yang lebih awal. Seandainya Pembaca juga mau datang lebih awal, ada baiknya menelepon dulu ke nomer 0852 920 95550 supaya tidak kecewa.

 


Mbah Marto sedang memasak di dapur rumahnya.

 

Mbah Marto adalah nama sang pemilik rumah. Beliau ini terkenal akan kepiawaiannya dalam memasak mangut lele. Sewaktu masih muda, beliau menjajakan mangut lele dengan berjalan kaki di sekitar tempat tinggalnya. Namun, di usianya yang kini telah berkepala 7 8, beliau memilih untuk berhenti berkeliling dan membuka warung mangut lele di rumahnya yang terletak di Dusun Ngenahan, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 


Mbah Marto, sang juru masak yang tetap piawai mengolah mangut lele di usianya yang kian senja.

 

Dapur Mbah Marto ibarat markas dari mangut lele dan sejumlah kuliner khas Jawa lain. Ada gudeg daun pepaya, ayam, telur, tahu, tempe, garang asem, dan sambal krecek.

 

Sistem pelayanannya adalah self-service. Pelanggan dipersilakan mengambil apa-apa yang tersaji di dapur #senyum.lebar. Kontan saja, sahabat SPSS yang sudah kelaparan langsung "menyerbu" isi dapur Mbah Marto yang masih tradisional itu.

 


Menyerbu dapur, ambil sendiri lauknya, nyam!

 

Hampir lupa tentang mangut lelenya Mbah Marto. Terus terang, aku baru berani menyantap ikan lele saat kuliah di semester 4. Bertahun-tahun-tahun setelah itu, makan lele paling enak ya baru mangut lelenya Mbah Marto ini! #senyum.lebar

 

Mungkin itu karena lelenya diasap dulu sebelum diolah. Sehingga rasanya tidak begitu amis. Ah ya entahlah.

 


Nasi Mangut Lele (Sega Nggeneng) dan sayur Gudeg Daun Pepaya.

 

Untuk rincian harganya per September 2010 adalah sebagai berikut:
 

Gudeg Daun Pepaya Dianggap sebagai pelengkap nasi sayur
Tempe, Tahu Dianggap sebagai pelengkap nasi sayur
Sambal Krecek Dianggap sebagai pelengkap nasi sayur
Nasi Sayur Rp3.000
Mangut Lele (Nggeneng) Rp8.000
Ceker Ayam Rp500
Ayam Rp5.000
Hati Rp8.000
Kerupuk Rp500
Es Teh, Teh Panas Rp1.500

 


Garang Asem yang segar dan gurih, isinya jeroan ayam semua.

 

Jadi, Nasi (Sayur) Mangut Lele itu seharga Rp11.000, ditambah minum teh Rp1.500 jadinya Rp12.500 per porsi. Aku merasa kalau harganya di atas rata-rata harga mangut lele pada umumnya. Tapi ya menurutku sih sesuai lah. Karena ya itu tadi, rasa olahan mangut lele Mbah Marto ini benar-benar enak!

 

Eh, kalau Pembaca mau makan irit ya beli aja lauk mangut lelenya. Kemudian dibawa pulang dan makan di rumah dengan nasi yang bisa nambah sesukanya, hahaha. #senyum.lebar

 


Suasana bersantap di teras rumah Mbah Marto.

 


Yang bisa bikin Mbah Marto pose pakai helm sepeda, siapa lagi kalau bukan kami ini #senyum.lebar.

 

Eh iya, kalau setelah ini Mbah Marto jadi kepingin bersepeda atau malah trauma dengan pesepeda yah...jangan salahkan kami ya! #hehehe

NIMBRUNG DI SINI