HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Tarawih Keliling ke Masjid Pathok Negoro

Sabtu, 11 September 2010, 12:39 WIB

Di bulan Ramadhan tahun 2010 ini aku punya dua target. Pertama, menghapal satu surat pendek. Kedua, tarawih keliling ke Masjid Pathok Negara.

 

Untuk target yang pertama, Alhamdulillah Gusti Allah SWT masih memberi kemampuan buatku mengingat ke-19 ayat surat Al-A’laa. Nah, buatku, target kedua ini yang cukup menantang.

 


Masjid Gedhe Kauman Keraton Yogyakarta

 

Jumlah Masjid Pathok Negara ada 5 buah yang tersebar di empat penjuru mata angin. Sesuai namanya, Pathok Negara berarti batas negara. Masjid Pathok Negara ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I sebagai batas ibu kota Yogyakarta. Selain sebagai batas negara, fungsi utama Masjid Pathok Negara adalah sebagai sebagai Pengadilan Agama sekaligus dakwah Islam di tapal batas ibu kota.

 

Dewasa ini, keberadaan Masjid Pathok Negara seakan terlupakan. Itu yang bikin aku makin penasaran untuk berkunjung ke sana. Menemukan candi saja bisa, masak menemukan masjid tua malah nggak bisa? Dan mumpung ini bulan puasa, kenapa nggak sekalian salat tarawih di sana? Ide bagus kan Pembaca? #senyum.lebar

 

Masjid Sulthoni Plosokuning (utara)

Masjid Pathok Negara ini letaknya di utara. Alamatnya adalah di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

 

Untuk menuju ke sana biasanya aku mengikuti Jl. Kaliurang hingga km 9. Sebelum pertigaan lampu merah, ada pertigaan dengan jalan ke arah timur. Ikuti jalan tersebut sampai bertemu perempatan dengan empat petunjuk arah. Belok ke kanan untuk ke arah Minomartani yaitu lewat Jl. Plosokuning Raya. Ikuti terus jalan tersebut hingga sampai di Masjid Sulthoni Plosokuning.

 


Masjid Sulthoni Plosokuning

 

Arsitektur Masjid Sulthoni ini masih terjaga seperti saat masjid ini dibangun. Salat tarawih di masjid ini 23 rakaat (2 x 10 ditambah 2 + 1 witir), tanpa ceramah, dan dengan lafal bacaan dan gerakan yang cepat buanget! Yang menarik, jamaah masjid masih melafalkan shalawat dengan Gending Jawi yang kini kian langka.

 

Masjid ini berdekatan dengan rumah sahabat SPSS, Hertanto. Aku paling sering salat tarawih di Masjid Pathok Negara ini sebanyak 4 kali.

 

Masjid Jami’ An-Nur Mlangi (barat)

Masjid Pathok Negara ini letaknya di barat. Alamatnya adalah di Desa Mlangi, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

 

Untuk menuju kesana aku mengikuti Jl. Magelang hingga km 4 hingga sampai di pertigaan Jl. Jambon. Selanjutnya, ikuti Jl. Jambon hingga sampai di ringroad Pasar Jambon. Susuri ringroad ke arah selatan (kiri) hingga tiba di Rumah Sakit Queen Latifa. Tepat di seberang barat ringroad dari rumah sakit tersebut ada jalan menuju Desa Wisata Religi Mlangi. Di tengah desa itulah Masjid Pathok Negara berada.

 

Masjid ini adalah Masjid Pathok Negara yang terbesar. Itu karena bangunannya sudah direnovasi menjadi dua tingkat. Walau dengan begitu arsitektur aslinya menjadi korban. #sedih

 


Masjid Jami' An-Nur Mlangi

 

Sejarah Masjid Jami’ An-Nur Mlangi ini tidak lepas dari peran K.H Nur Iman yang memiliki nama asli Pangeran Hangabehi Sandiyo, kerabat Sultan Hamengkubuwono I. Beliau ini nggak senang dengan perilaku abdi Keraton Yogyakarta yang sudah memeluk Islam tapi masih bertingkah seperti non-Islam. Beliau, sebagai seorang Pathok (pemimpin Pathok Negara), ingin “memulangkan” Islam seperti sedia kala. Karena itu, desa di mana beliau tinggal, diberi nama Mlangi yang berasal dari kata Mulangi (memulangkan).

 

Nuansa santri di masjid ini sangat kental. Itu sebab ada sekitar 10 pondok pesantren yang tersebar di desa Mlangi ini. Salat tarawih di masjid ini 23 rakaat (2 x 10 ditambah 2 + 1 witir) dan tanpa ceramah. Jamaah masjid juga masih melafalkan shalawat dengan Gending Jawi.

 

Masjid Ad-Darojat Babadan (timur)

Masjid Pathok Negara ini letaknya di timur. Alamatnya adalah di Desa Babadan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Rute untuk menuju ke masjid ini adalah yang termudah. Arahkan saja perjalanan ke JEC (Jogja Expo Center). Dari Jl. Raya Janti di depan JEC itu ada sebuah pohon beringin yang menghadap ke sebuah pertigaan. Nah, salah satu jalan di pertigaan itu bernama Jl. Pathok Negara. Ikuti saja Jl. Pathok Negara hingga sampai di lokasi masjid.

 


Masjid Ad-Darojat Babadan

 

Masjid ini punya sejarah yang cukup unik. Di masa Perang Dunia II, Masjid ini sempat digusur oleh penjajah Jepang. Karena desa Babadan hendak dijadikan pangkalan udara dan gudang senjata. Alhasil masjid beserta warga desa Babadan pindah ke Desa Babadan Baru yang letaknya di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, dekat dari Jl. Kaliurang km 7.

 

Baru pada tahun 1960, Masjid Pathok Negara di desa Babadan kembali didirikan. Pembangunan itu dilaksanakan semasa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono IX. Atas dukungan Sultan maka nama asli Sultan Hamengkubuwono IX, Ndoro Jatun, diabadikan menjadi nama masjid tersebut dengan nama Masjid Ad-Darojat. Masjid “pindahan” di desa Babadan Baru masih bertahan hingga kini dan diberi nama Masjid Sultan Agung.

 


Masjid Sultan Agung Babadan Baru

 

Salat tarawih di Masjid Ad-Darojat adalah 11 rakaat (2 x 4 ditambah 3 witir) dengan ceramah. Sedangkan di Masjid Sultan Agung adalah 23 rakaat (2 x 10 ditambah 2 + 1 witir) dengan ceramah.

 

Masjid Nurul Huda Dongkelan (selatan)

Masjid Pathok Negara ini letaknya di selatan. Alamatnya adalah di Dukuh Kauman, Dusun Dongkelan, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Rute ke Masjid ini adalah yang tersulit. Pertama, ikuti Jl. Bugisan ke arah selatan (Madukismo) hingga sampai di perempatan ringroad. Dari perempatan ringroad berbelok ke barat untuk menyusuri ringroad hingga sampai di gapura dusun Senggotan yang letaknya sebelum jembatan. Ikuti jalan dari gapura dusun Senggotan itu ke arah utara. Nah, lebih baik bertanya ke warga sekitar karena masjid nya tersebut terletak di tengah perkampungan yang banyak gang.

 


Masjid Nurul Huda Dongkelan

 

Untuk bisa menemukan Masjid Nurul Huda ini aku perlu tanya orang kesana kemari. Sempat juga nyasar dan terpaksa tarawih bukan di Masjid Nurul Huda. Yah, mungkin Gusti Allah SWT pingin menguji apa reaksiku kalau ndak nemu Masjid Pathok Negara yang dimaksud. Salat tarawih di Masjid Nurul Huda adalah 11 rakaat (2 x 4 ditambah 3 witir) dengan ceramah.

 

Masjid Taqwa Wonokromo (selatan)

Masjid Pathok Negara ini letaknya di selatan. Alamatnya adalah di Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Lokasi masjid ini deket banget dengan Pasar Jejeran yang kalau malam hari terkenal dengan sate klathaknya itu. Yaitu di Jl. Imogiri Timur km 10. Sebelum jembatan ada gapura di sisi kiri jalan. Nah, masuk ke sana saja.

 

Arsitektur masjid ini masih mempertahankan keasliannya. Serupa dengan Masjid Sulthoni di Plosokuning. Hanya saja ukuran masjid lebih besar.

 


Bareng sahabat SPSS di Masjid Taqwa Wonokromo

 

Masjid Taqwa ini pernah masuk sebagai target perburuan takjil. Namun kami tak sempat Salat Tarawih disana, karena kami tergoda oleh kenikmatan sate klathak. Mungkin itu sebabnya, Gusti Allah SWT jadi mutung dan mengirimkan gempa bumi untuk mengingatkan kami. >.<

 

Menjelang akhir bulan puasa, aku kembali menyambangi Masjid Taqwa untuk Salat Tarawih. Walaupun cuaca hujan, celanaku basah, dan aku terpaksa salat pakai sarung tanpa bercelana. Hehehe. Salat tarawih di Masjid Taqwa adalah 23 rakaat (2 x 10 ditambah 2+1 witir) dengan ceramah.

 

 

Oh ya, Masjid Pathok Negara ini sebagian besar bernuansa Nahdatul Ulama. Hanya Masjid Nurul Huda Dongkelan dan Ad-Darojat Babadan yang bernuansa Muhammadiyah. Itu sebabnya kenapa ada masjid yang jumlah rakaat Salat Tarawihnya 11 rakaat dan 23 rakaat.

 

Jadi, selama bulan Ramadhan kemarin pembaca Salat Tarawih dimana?

NIMBRUNG DI SINI