HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Visi: Sejarah

Selasa, 31 Agustus 2010, 19:52 WIB

Sejarah itu adalah masa lalu. Tahun demi tahun, hari demi hari, detik demi detik yang telah berlalu.

 

Sejarah apakah indah? Tak selalu. Sejarah apakah suram? Tak selamanya.

 

Sejarah ada tuk dikenang. Tuk diingat. Tuk dipelajari. Tuk dipahami dengan seksama. Bahwasanya, masa-masa itu pernah ada.

 

Saat kutapak bebatuan candi, sesaat kubayangkan masa-masa dimana mereka tengah berdiri kokoh. Begitupun saat kutelusuri sudut-sudut peninggalan Bumi Mataram lain. Kubayangkan geliat yang ada pada zaman tersebut.

 

Masa lalu selalu baru. Sesuai tajuk Festival Kesenian Yogyakarta tahun 2008 silam. Bahwasanya mengetahui masa lalu adalah suatu hal yang baru.

 

Mengapa mengorek sejarah? Apakah karena hasrat penasaran ingin terpuaskan? Apakah ada yang ingin diungkap?

 

Menarik. Perjalanan menelusuri sejarah, sama halnya dengan perjalanan melintas waktu. Kemana kita akan mblusuk? Di waktu mana kita kan tersasar?

 

Tidak.

 

Aku tidak berniat untuk mengulang sejarah itu di masa kini. Kini, mereka yang mengaku mencintai sejarah dan segala tetek-bengek peninggalannya itu terkesan ambigu buatku. Bagai meratapi sesuatu yang sudah lama sirna tersapu waktu.

 

Kalau begitu, apakah lantas sejarah dan peninggalannya itu patut dienyahkan? Tidak juga. Sebab mereka ada sebagai pengingat dan sebagai penanda suatu masa. Bagaikan tangan yang menahan bahu kita, mengingatkan agar tak lagi mengulang kesalahan yang sama.

 

Sejarah tak pernah etis dinilai dari sudut ekonomi. Museum yang sepi adalah cermin bagi kita untuk merenungi segala tindak-tanduk di masa lalu.

 

Satu sejarah pun berlalu ketika artikel ini selesai diketik dan dibaca.

NIMBRUNG DI SINI