HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Bikepacking ke Dieng

Senin, 26 Juli 2010, 09:05 WIB

Bersepeda di Dieng sempat menjadi impianku di masa-masa awal aku bersepeda di Jogja. Tapi, kalau bersepeda KE Dieng, itu betul-betul tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

 

Nyatanya, takdir pun berkata lain. Pada tanggal 6 sampai 8 Juli 2010 yang lalu, ternyata aku benar-benar melakoni bersepeda pergi-pulang dari Jogja ke Dieng! #senyum.lebar

 

Ini adalah bikepacking keempatku setelah Semarang, Kebumen, dan Ketep.

 

 

Orang yang pertama kali mengagas ide untuk bikepacking ke Dieng adalah sahabat SPSS bernama Angga yang tersohor dengan kelihaiannya mengemudikan sepeda lipat. Akan tetapi, pada H-3, Angga malah mengabarkan bahwa dirinya nggak bisa ikut serta. Dengan demikian tersisalah 4 orang yang siap berangkat bersepeda ke Dieng.

 

Selain aku, mungkin Pembaca ingin tahu siapa saja manusia-manusia yang sudi bersepeda dari Jogja ke Dieng pergi-pulang. Berikut adalah info singkatnya.

 

Arisma (26) berpengalaman sebagai mekanik dan ahli elektronik. Dirinya adalah penggiat Bike2Work Jogja dan katanya sedang libur kuliah.

 

Pipink (23) adalah satu-satunya wanita dalam tim yang terkenal dengan kekuatan dengkul tingkat tinggi.

 

Rizky (19) adalah yang termuda dalam tim, sedang libur kuliah juga, dan hanya bermodalkan semangat anak muda.

 


Team Member #senyum.lebar

 

Bagaimana rute pilihan kami bersepeda menuju Dieng, bisa Pembaca simak di situs Everytrail ini:

http://www.everytrail.com/view_trip.php?trip_id=697691

 

Lebih rincinya adalah sebagai berikut.

 

Etape 1, Jogja – Borobudur (6/7/2010), 33 km

Seperti biasa, untuk menuju Borobudur, kami mengikuti rute susur barat selokan mataram. Jarak 33 km kami tempuh selama 2,5 jam. Sejauh ini tidak ada kendala berarti.

 


Start-nya dari Tugu Pal Putih.

 


Di jembatan Bendungan Karang Talun, perbatasan provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

 

Etape 2, Borobudur – Salaman (6/7/2010), 9 km

Jalan menuju Salaman dikelilingi oleh sawah dan kontur jalannya agak naik-turun tapi tidak terlalu ekstrim. Di Salaman kami sempat istirahat dan makan di sebuah warung di depan kantor polisi.

 


Sampai di depan pintu masuk Taman Wisata Candi Borobudur.

 

Etape 3, Salaman – Wonosobo (6/7/2010), 40-an km

Ini etape yang benar-benar menguras tenaga. Jalan yang kami lalui wujudnya mayoritas tanjakan. Wajar saja, sebab Wonosobo terletak 780 meter di atas permukaan laut, sedangkan Salaman itu sekitar 130 meter di atas permukaan laut.

 


Suasana di jalan raya yang menghubungkan Salaman dan Sapuran.

 


Sempat istirahat di minimarket. #senyum.lebar

 

Kalau dari arah Salaman ke Wonosobo, tanjakannya tinggi dan terjal. Sementara, kalau dari arah Wonosobo ke Salaman, tanjakannya panjang namun agak landai. Etape ini sebenarnya adalah jalur alternatif menuju Wonosobo dari Magelang melewati Sapuran. Tapi banyak juga angkutan besar yang melewati rute ini. Di malam hari kabarnya kondisi jalan ini lumayan rawan kejahatan.

 


Sampai juga di Kota Wonosobo Asri. #senyum.lebar

 


Mumpung di Kota Wonosobo, isi tenaga dulu pakai Mie Ongklok Longkrang. #hehehe

 

Kami tiba di Kota Wonosobo sekitar pukul 15.30 WIB untuk bermalam dan meneruskan perjalaan keesokan harinya. Oh iya, tadi kami berangkat dari Jogja pukul 07.00 WIB.

 

Etape 4, Wonosobo – Dieng (7/7/2010), 30-an km

Kami berangkat dari Wonosobo pukul 09.00 WIB. Untuk menuju Dieng rutenya mudah. Ikuti saja Jl. Dieng yang membujur di utara Kota Wonosobo. Simpel toh?

 


Siap berangkat bersepeda dari Wonosobo ke Dieng. #senyum.lebar

 

Di Jl. Dieng km 9, tepatnya di depan Pasar Garung, kami berbelok menuju Telaga Menjer. Rutenya cukup memutar dan tembus lagi di Jl. Dieng km 17 di Kota Kecamatan Kejajar.

 


Rambu kuning yang kita semua sudah paham apa artinya. #senyum

 


Nah, kalau yang ini betul-betul ditegaskan dengan kalimat. #senyum.lebar

 

Di Jl. Dieng km 19, hujan mulai turun. Untungnya tak ada kabut. Mau tak mau, kami melanjutkan perjalanan di bawah guyuran hujan. Di tengah perjalanan sambil berhujan-hujan ria, kami sempat berhenti membantu truk yang kesusahan melahap tanjakan di sekitar Jl. Dieng di km 24.

 


Meskipun basah, bermantel, dan jalan nanjak tapi tetap happy! #senyum.lebar

 


Aksi sosial membantu truk yang kesusahan menanjak.

 

Kami sampai di Dieng pada pukul 15.00 WIB pada ketinggian 2.080 meter di atas permukaan laut. Apabila mencermati Kota Wonosobo yang berada pada ketinggian 780 meter di atas permukaan laut, jelas sekali kontur jalan dari Kota Wonosobo menuju Dieng berupa TANJAKAN. #senyum.lebar

 

Bersepeda Keliling Obyek Menarik di Dieng

Di Dieng kami menyempatkan diri untuk menginap satu malam. Tentu saja, selama di Dieng itu kami memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menyambangi berbagai macam obyek wisata menarik. Tentu dengan naik sepeda! #senyum.lebar

 


Mampir di Kompleks Candi Arjuna (pengunjung pun terheran-heran #senyum.lebar)

 


Mampir di Candi Gatotkaca.

 


Bersantai di Kawah Sikidang.

 


Numpang ngendog di Telaga Warna. #eh

 

Bagi pesepeda yang berdomisili di Kota Wonosobo, bersepeda dari Wonosobo ke Dieng merupakan hal yang cukup lumrah. Menurut Dias–seorang atlit sepeda Kota Wonosobo–bagi mereka yang sudah ahli, hanya butuh 2,5 jam bersepeda dari Kota Wonosobo menuju Dieng.

 


Sebelum bersepeda pulang dari Dieng ke Jogja. #senyum.lebar

 

Jadi Pembaca, apa yang aku lakukan ini merupakan suatu petualangan yang mungkin sukar diperoleh di masa kini dan tentunya hanya bisa aku lakukan ketika saya masih punya banyak watu senggang seperti ini, hehehe. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI