HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Motret Sendratari Ramayana ala Wijna

Rabu, 21 Juli 2010, 09:36 WIB

Di Jogja, hanya ada 2 tempat yang menggelar pertunjukan sendratari Ramayana. Pertama di Purawisata, Jl. Brigdjen Katamso. Kedua, di Taman Wisata Candi Prambanan.

 

Jelas, sendratari Ramayana yang digelar di Taman Wisata Candi Prambanan lebih keren. Lha wong, tempat pertunjukannya saja di panggung terbuka dengan latar belakang Candi Prambanan! Pesona Candi Prambanan di malam hari saja sudah cantik banget, seperti foto di bawah ini nih.

 


Pemandangan ini cuma bisa diperoleh di dalam area restoran Taman Wisata Candi Prambanan.

 

Tapi, untuk bisa menonton sendratari ini, pengunjung harus merogoh kocek yang lumayan dalam. Tiket yang paling murah itu Rp75.000 yang posisinya jauuuh dan di pinggir panggung. Apalagi kalau niatnya untuk motret. Posisi yang bener-bener ueeenak itu ada di kelas VIP yang harga tiketnya Rp250.000. Itu dapet posisi persis di muka panggung.

 

Buat aku yang berkocek cekak, jelas nggak kuat kalau mesti keluar uang 1/4 juta rupiah hanya untuk motret. Ndilalah dan Alhamdulillah, karena tugasku motret kegiatan Summer School CRCS, aku dapat kesempatan untuk duduk di kelas VIP dan motret sendratari Ramayana. Matur nuwun buat CRCS, Mba Ayu, yang udah beliin diriku tiket VIP. #senyum.lebar

 


Peserta Summer School CRCS UGM di Candi Prambanan

 

Oh ya, sebelum acara sendratari dimulai, kami makan malam dulu di restoran Taman Wisata Candi Prambanan. Menunya buffet, harganya Rp70.000 per orang, all-you-can-eat, dan lagi-lagi dibayarin CRCS, Mba Ayu. Jadi, tunggu apalagi? Ayo sikaaat! #senyum.lebar

 

Oh iya, di tempat ini aku lumayan merasa canggung. Sebab banyak buanget bulenya, serasa nggak di Indonesia. Mirip seperti di Gili Trawangan saja.

 


Salad buahnya enak bok! Dimakan pakai tempe juga uenak! dasar aku wong ndeso

 

Pukul 20.00 sendratari Ramayana dimulai. Oke! Ini momen langka. Nggak boleh salah motret, apalagi ketiduran karena kekenyangan. Hehehe. #hehehe

 

Sebelumnya, pahami betul suasana panggung terbuka Taman Wisata Candi Prambanan:

 

  1. Pagelarannya malam hari, jadi jelas GELAP.
  2. Tata lampunya redup dan sering gonta-ganti warna.
  3. Panggungnya luas banget.
  4. Jarakku ke para penari ada sekitar 20 meter-an lebih.
  5. Aku cuma punya lensa 18-135mm DX, mau nggak mau lensa ini yang jadi andalanku.

 


Klik fotonya untuk memperbesar.

 

Nah, sekarang ini caraku motret sendratari Ramayana:

 

  1. Pasang kamera pada tripod. Ini untuk mengurangi goyangan pada kamera yang bisa bikin gambar buram nggak karu-karuan.
  2. Penari kan gerak kesana-kemari, otomatis kamera harus gerak kesana-kemari. Harus jeli memotret ketika penari sedang berhenti menari.
  3. Pakai ISO 800 tapi kalau cahaya lumayan terang, aku berani pakai ISO 200. Mode kamera shutter priority dengan kecepatan rana 1/5, 1/10, atau 1/20 detik. Pakai juga format gambar RAW, karena foto wajib diedit.
  4. Pasang tudung lensa dan pakai zoom terpanjang. Aku memilih zoom ketat ke penari agar foto lebih fokus.
  5. Oh ya, sebaiknya kita mesti tahu jalan cerita Ramayana. Ini supaya kita tahu bayangan adegan tarian yang akan dibawakan, apakah perkelahian atau bakar-bakaran. #senyum.lebar

 


Klik fotonya untuk memperbesar.

 

Huff! Yang jelas ini lebih njelimet dari motret penari di Pesta Blogger tahun lalu. Tapi benar-benar seru, walau habis motret ngantuknya bukan main (efek kekenyangan makan malam baru berekasi sekarang).

 

Tapi menurut Mba Ayu dan para profesor tamu, pagelaran sendatari Ramayana kali ini temponya lebih cepat. Juga nggak ada efek api sungguhan saat Shinta membakar dirinya. Apa mungkin ini upaya untuk menahan mata penonton agar tetap bisa melek 2 jam ya?

 

Jadi, Pembaca juga pernah motret sendatari Ramayana?

NIMBRUNG DI SINI