Sewaktu aku dan sahabat SPSS berkunjung ke Kebumen beberapa minggu yang lalu, kami sempat mampir ke rumah salah satu kerabatnya mas Leo Dito di Kecamatan Alian. Di sana kami disuguhi beragam makanan yang mengundang selera. Namun buat kami, ada dua makanan yang terbilang unik.
Pertama adalah Nasi Intil, yang punya nama lain Nasi Tiwul. Walau bentuknya menyerupai nasi beras, namun sesungguhnya ini tiwul alias singkong. Selain rasanya yang beda, tekstur nasinya juga kasar dan pera. Sebagai pelengkap disertakan sambal teri yang duri ikan terinya sering nyangkut di tenggorokan. Duh!
Kedua adalah Nasi Megana. Yang ini bahan bakunya dari beras biasa. Sebagai pelengkap ada kering tempe dan taburan ebi. Katanya, ada juga pelengkap parutan kelapa layaknya bumbu urap. Ah, terlepas dari bentuk dan bahannya, dua nasi itu sama-sama enak kok!
Katanya lagi, di Kebumen, Nasi Intil dan Nasi Megana ini hanya ada di kecamatan Alian. Berarti ini memang panganan setempat. Yang bikin heran lagi adalah harganya. Yah, harganya amat murah, seperti yang aku pampang di judul artikel ini.
Aku garuk-garuk kepala. Kok bisa makanan enak seperti gini harganya murah? Di Jogja saja, nasi kucing dengan porsi yang lebih minim dihargai Rp1.000 per bungkus. Teman-teman lantas membantu cari jawab. Ongkos transpor, tenaga kerja, bahan baku, dan lain-lain turut ikut andil.
Aku garuk-garuk kepala lagi. Bisa makan enak dengan harga murah seperti ini, aku pikir enak juga hidup di sini. Lha, kok ya orang-orang malah lari ke ibu kota ya?
Lihat teman-teman nambah makan berkali-kali, bikin aku malas berpikir panjang. Ah, selagi di Kebumen, nikmati sajalah kenikmatan hidup yang serba sederhana ini.
Setuju Pembaca? #senyum.lebar
Kalo di Jakarta ada nasi ginian 500 juga, tabungan lancar nih. Haha.
Hahaha, amat sangat wow sekali kalau ada nasi megana di Jakarta yang harganya Rp500. :D
aku ke kota buat belajar :P
Di t4ku, parutan kelapa, ebi, tempe, sayur(bisa kacang panjang, cipir, petai; yg diiris tipis) udah dikrawu(dicampur sejak dimasak. Jadi, hanya tahan max 12jam.
bahaya dan bermakna lain mas :D
Bapak sendiri lho yg masak 1st.
Mungkin bnyk orang jaman dulu yg kenal megono.
Muraaaaaahhhh....................
Karena di desa yang serba murah dan dari semua bahan bisa metik sendiri di kebun, ga heran bisa semurah itu,
Aq jg pernah beli gorengan gede cuma Rp 100,00 dan satu ja dah kenyang niy perut.
Di rumah temenku harga Rujak Rp 1.500 dan bisa buat makan bertiga rame - rame dan kata temenQ harga segitu masih kemahalan, apalagi cuma metik di kebon belakang rumah yang jualan ........ ^^
Sekian dan Terima Kasih.................... :D
dari dulu aku sering bilang, asalkan pemda bisa membuat lapangan kerja
yang jauh lebih baik dari saat ini, aku yakin para penduduknya ga akan
lari ke kota lain...
Kalo lagi laper enak banget kayaknya makan itu, karena koki terbaik dalah perut lapar. :D
Nasi Megana biasa ada di pantai petanahan tiap minggu pagi. silakan berkunjung ^_* *iklan*
tapi dimana itu Pantai Petanahan yah?
ayoek ke kebumen lagih....
murah tenan di zaman sekarang ini..
apa ndak rugi yang jualan tuh
Serba murah juga.
*Maaf ya Wij.. pertanyaan2mu itu gue juga gak bisa jawab
Ngomong-ngomong, saya nggak sepakat sama nasi megana itu. Saya nggak bisa makan ebi..