Apa yang terlintas di benak Pembaca, saat mendengar kata Greenmap? Diriku bantu deh. Bila dicari padanannya dalam perbendaharaan kata asing, Greenmap adalah peta hijau. Namun, saya katakan terus-terang bahwa Greenmap bukan peta hijau.
Ya, karena petanya tidak berwarna hijau. #senyum
Sebelum salah kaprah ini meluas kemana-mana, aku jelaskan bahwa Greenmap adalah peta lingkungan. Apa pula bedanya peta lingkungan dengan peta biasa? Yang bikin beda, selain denah jalan, peta lingkungan juga menyertakan informasi lingkungan.
Informasi lingkungan ini teramat penting. Agar panduan arah semakin komplit. Lantas, bikin perjalanan kita kian nyaman. Seperti contoh, di Greenmap tersaji lokasi tukang tambal ban sepanjang jalan. Jelas ini mempermudah diriku yang senang bersepeda bebas. Asyik toh?
Masih berhubungan dengan sepeda. Hari Jum’at hingga Minggu (19-21/3/2010) lalu, Greenmap Jogja mengadakan workshop Peta Hijau Keliling Jogja di Karta Pustaka Jl. Bintaran Tengah No. 16. Aku hadir bersama teman SPSS, Iqbal. Tapi, berhubung aku mesti ke Semarang di akhir pekan, aku cuma bisa hadir di hari Jum’atnya saja.
Nggak bisa dipungkiri lagi, kalau saat ini menjamur wabah sepeda. Namun ya itu, sepeda masih dipandang sebagai alat transportasi sekunder. Sebagian besar kendalanya adalah perihal kenyamanan. Oleh karena itu workshop Peta Hijau Keliling Jogja ingin mewujudkan peta yang memandu para pesepeda menemukan kenyamanan selama bersepeda.
Workshop ini menghadirkan Mas Elanto Wijoyo selaku ketua Greenmap Indonesia. Pembicara utamanya adalah Masahiro Horiuchi, akademisi dan aktivis Greenmap dari Tokyo, Jepang. Oh iya, Koordinator Peta Hijau Keliling Jogja ini adalah Mas Thomas Widiyanto yang juga ketua Bike2Work Jogja.
Workshopnya sendiri sebenarnya sih bagus, tapi ... terkesan rumit!
Menurutku sih antara penjelasan dan tujuan kegiatan serasa putus-nyambung. Terlalu berbelit-belit mengupas tentang Greenmap. Mbok ya, difokuskan saja perihal fungsi Greenmap untuk membantu proyek Peta Hijau Keliling Jogja. Kebanyakan peserta mempertanyakan konsep Greenmap yang seakan masih mengambang. Seperti sejauh apa penerapan kata green (hijau) pada Greenmap.
Terlepas dari semua kekurangan itu, paparan dari Horiuchi-San itu bikin diriku dan Iqbal tergugah untuk membuat Greenmap. Apa yang kami petakan adalah rute SPSS, dan tentu dibuat dengan cara SPSS, hehehe. Toh, pada intinya fungsi peta kan untuk memudahkan memandu arah. Iya kan? Doakan semoga terleasisasi ya Pembaca. #senyum.lebar
Jadi, apa Pembaca familiar dengan Greenmap? Atau pernah melihat peta dari Greenmap di ruang publik?
Aq punyanya Green Map Candi Borobudur,
Apakah si mas ini akan jadi relawan Green Map yang membantu mengumpulkan data petanya ?
sumpe gak nemu neng gramedia...
eh..aku tetap setia menunggu artikel candimu lho..candi sepeda yo rapopo wes..
eh..kapan update dailyphoto ne