HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Mampir ke Jazz Mben Senen

Rabu, 17 Maret 2010, 23:33 WIB

Selepas bukan mahasiswa lagi, pola aktivitasku berubah. Pagi-siang keluyuran, sore-malam kerja. Sore-malam enak dibuat kerja, soalnya suasananya tenang terutama dari raungan si kecil Resta.

 

Sama seperti orang lain yang kerja di kala mentari tengah bersinar, aku juga butuh waktu istirahat. Bisa-bisa kalau ndak istirahat, otak dan mata yang dipaksa konsentrasi ini korslet.

 

Seringnya, saat istirahat kerja, aku bersepeda di malam hari. Oleh sebab bosen tiap malam ke kuburan melulu, Senin malam (15/3/2010) itu aku bersepeda keliling UGM. Puas kangen-kangenan sama mantan kampus, diriku pun meluncur ke Kotabaru. Katanya Umar, salah seorang sahabat SPSS, tiap senin malam ada pagelaran musik jazz di Bentara Budaya Yogyakarta (disingkat BBY aja yah).

 


Djaduk Ferianto turun tangan dalam memanaskan suasana Jazz Mben Senen.

 

Suasana BBY malam itu penuh dengan manusia, salah satunya ya si Umar yang bela-belain datang dari selatan Jogja. Acara ini digagas oleh Komunitas Jazz Jogja yang mayoritas adalah kaum muda. Djaduk Ferianto, seniman kondang kita itu juga turut mendukung acara ini.

 

Sak udele dewe, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan Jazz Mben Senen ini. Tak ada formalitas yang mencitrakan jazz sebagai musik kaum ningrat. Berbagai kombinasi dicoba. Semisal jazz dengan musik etnik dan dangdut. Bentuk permainannya jam session, yaitu bermain spontan tanpa persiapan matang. Perihal nada dan aksi panggung memang serba nyentrik, namun selalu menuai tepuk tangan riuh.

 


Penonton memadati Bentara Budaya Yogyakarta.

 

Swing, jenis musik jazz yang populer di daerah Kansas pada era 1930-an menjadi tema di malam hari itu. Digelar pula tanya-jawab ringan tentang swing. Telinga terpuaskan, otak pun tercerahkan.

 

Sebetulnya, jazz tak hanya identik dengan musik barat. Jenis musik daerah di Nusantara ini pun ada yang memiliki unsur jazz. Tinggal bagaimana penyajian musik jazz itu agar terdengar nyaman di tiap kalangan dan tak meninggalkan ciri khas musik kita.

 


Berbagai musisi jazz lintas usia dan jenis kelamin mengisi acara bertajuk jam session.

 

Selepas tengah malam, acara ini usai. Saatnya pulang, kembali bekerja lagi.


Apa Pembaca familiar dengan musik Jazz?

NIMBRUNG DI SINI