HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Nyepeda Malam Jumat ke Tiga Kuburan di Jogja

Jumat, 12 Februari 2010, 11:38 WIB

Bersepeda di malam hari nggak kalah menarik dengan bersepeda saat pagi hari. Suasana malam yang gelap serta sunyi, mengundang nuansa mistis saat bersepeda. Oleh karena itu, banyak kawan yang kerap mengusulkan untuk bersepeda malam ke... kuburan.

 

Kurang kerjaan toh? #senyum.lebar

 

Nah, di malam Jum’at kemarin (11/2/2010), sebanyak 16 sahabat SPSS nan pemberani bersepeda malam ke tiga kuburan. Kuburan yang menjadi tujuan adalah Makam Pangeran Purbaya, Makam Gemblung, dan Makam Jarakan. Semuanya berada di timur Kota Jogja, di seputar Jl. Jogja – Solo.

 

“Kita ke kuburan niatnya cuma buat nyekar dan foto-foto! Jangan yang aneh-aneh!”


Itu pesan yang disampaikan oleh Mbak Indomielezat pada kegiatan sepeda malam kali ini.

 


Kapan lagi bisa bersepeda ke kuburan malem-malem kalau ndak rame-rame kayak gini. #senyum.lebar

 

Makam Pangeran Purbaya dan Makam Gemblung, adalah tempat peristirahatan terakhir orangtua Om Bayu alias Mbah Gundul yang notabene pawang spiritual sekaligus juru tandem SPSS. Jadi, kita semua cukup tenang karena ada dirinya yang sudah hapal “seluk-beluk” kedua makam tersebut, hihihi. #senyum.lebar

 

Namun, untuk sepeda malam kali ini, aku juga melakukan persiapan. Yaitu dengan puasa sunnah Kamis. Niatnya ya selain untuk beribadah kepada Gusti Allah SWT, juga untuk menangkal hal-hal buruk selama bersepeda malam.

 

Alhamdulillah tidak terjadi musibah apa pun. Eh, boleh percaya atau nggak, cuaca malam itu sama sekali tidak hujan! Padahal kemarinnya hujan deras. Apa ini berkah dari aku puasa sunnah ya? Hehehe. #senyum.lebar

 


Banyak pengunjung yang berziarah di Makam Pangeran Purbaya ini.

 

Makam pertama yang kami sambangi adalah Makam Pangeran Purbaya. Beliau adalah putra dari Panembahan Senopati, raja pertama Kesultanan Mataram. Pangeran Purbaya ini merupakan tokoh sakti mandraguna. Konon katanya, Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan anak dari Pangeran Purbaya.

 

Makam ini letaknya di belakang Bandara Adisucipto. Rencana perluasan bandara mandeg karena adanya makam Pangeran Purbaya ini. Menurut cerita, nuansa mistis di makam ini Pangeran Purbaya ini cukup kental. Konon lagi, musibah pesawat Garuda yang jatuh di Bandara Adisucipto disebabkan karena pesawat itu melintas “tanpa permisi” di atas makam. Aneh-aneh saja ya?

 

Di Makam Pangeran Purbaya juga terdapat sejumlah makam yang masih kerabat Pangeran Purbaya. Di antaranya adalah ayahanda serta kakek-nenek dari Mbah Gundul.

 

Sekitar 3 km dari Makam Pangeran Purbaya terdapat Makam Gemblung. Di sini bersemayam ibunda dari Mbah Gundul. Makam Gemblung ini letaknya di bukit. Di puncak bukit terdapat makam Bruder Poyo dari Gereja Kalasan.

 


Semoga ditempatkan di sisi-Nya, amin.

 

Makam yang terakhir adalah Makam Jarakan di Kalasan. Di sini kami hanya foto-foto di pintu masuk makam. Sebab untuk masuk ke dalam nuansanya terlalu mistis. #senyum.lebar

 

Jadi, kapan terakhir Pembaca ziarah kubur di malam Jum’at? #eh

NIMBRUNG DI SINI