HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Warnamu di Mataku

Selasa, 9 Februari 2010, 12:43 WIB

Muncul debat antara dua kawan pesepeda tentang warna sepeda. Yang satu berkata hijau, dan yang lain berkata biru. Debat tak berujung ke titik temu. Hingga pada akhirnya mereka berdua meminta jawaban ke kawan-kawan lain. Akhirnya diputuskanlah satu warna sebagai jawaban.

 

Kejadian itu tak usalah dianggap sebagai contoh kebenaran mayoritas. Hanya saja kadang membuatku tergelitik untuk membahasnya.

 


Sepeda federal yang kanan itu warnanya putih, nah yang kiri warnanya adalah ...

 

Warna–pantulan cahaya dari obyek–adalah sesuatu yang tak punya ketetapan pasti. Ini sebab kemampuan mata manusia untuk mencerna warna tak pernah seragam. Kita sebut suatu warna sebagai “merah” adalah karena mayoritas orang melihat warna tersebut sebagai “merah”.

 

Adapun merah tak hanya satu. Sebab ada merah darah, merah hati, merah muda, dan berbagai merah lain yang bisa ditakar dalam spektrum CYMK.

 

Sehingga warna adalah suatu bentuk kesepakatan penglihatan mata dan kosakata bahasa.  Maka dari itu sifatnya terbatas.

 

ColorAdd System Untuk Penderita Buta Warna

Bicara terbatas, kita tahu bahwa ada saudara-saudara kita yang menyandang status buta warna. Ini adalah faktor kelainan yang tak pernah bisa disembuhkan. Sayangnya kehidupan kita sehari-hari selalu berkutat dengan warna. Saat melewati lampu merah misalnya, sudah pasti kita kan berhadapan dengan merah, kuning, dan hijau.

 

Adakah jawaban dari permasalahan warna ini?

 

Di situs Color + Design Blog, mewartakan ColorAdd System yang diprakarsai oleh Miguel Neiva. Sistem ini dimaksudkan untuk membantu saudara-saudara kita yang buta warna, agar mereka dapat mengidentifikasi warna dengan mudah. Dengan mengacu kepada warna merah, kuning, serta biru, dibentuklah sistem kode pewarnaan sebagai berikut.

 

 

 


Kombinasi warna yang dimungkinkan oleh ColorAdd System.

 

ColorAdd System ini belum diterapkan di Indonesia. Juga, sistem ini hanya mendukung  warna-warna dasar saja. Namun cukuplah itu untuk menginformasikan perihal kepastian “warna”. Agar “warna” dimatamu serupa di mataku. Kalau memang debat itu berlanjut, mungkin kesalahan terletak di layar monitor, bukan mata anda. #senyum.lebar

 

Nah, Pembaca pernah kesulitan bermain warna?

NIMBRUNG DI SINI