HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Es Oyen dan Lumpia Mojokerto

Jumat, 20 November 2009, 17:33 WIB

Bukan sebab cuaca panas yang menerjang kami di Kota Mojokerto. Bukan pula karena kelakuan kami yang berjalan kaki dari Terminal Kertajaya menuju Stasiun Mojokerto. Hanya saja, kami ini punya ritual yang harus dilaksanakan seusai berburu candi. Janganlah Pembaca berpikir yang macam-macam. Sebab ritualnya cuma menyantap semangkuk es campur saja.

 

Perlu aku tegaskan definisi es campur. Yang aku maksud sebagai es campur jelas adalah komposisi pernak-pernik makanan di dalam sebuah mangkuk. Yang kemudian diguyur kuah santan dan diberi es. Rasanya manis dan tentu saja, SEGAAAR! #senyum.lebar

 

Hanya saja masalahnya, di mana kami bisa menemukan sajian es campur di kota Mojokerto, Jawa Timur ini ya?

 

Ndilalah, pucuk dicinta es pun tiba. Kami menemukan jawabannya di depan Kantor SAMSAT Mojokerto.

 

 

Namanya Es Oyen. Ada embel-embelnya; Asli Bandung. Lha? Kok seperti Kentang Arab di Bandung sana? Eh, kenapa pula sajian bumi Pasundan bisa nyasar di Mojokerto?

 

Belum sempat kami menemukan jawabannya, di meja sudah terhidang lumpia asli Semarang. Hwarakadah! di mana sesungguhnya kami berada ini? Bandung? Semarang? Atau Mojokerto?

 

Kami tak ambil pusing. Sebab kami tidak sabar untuk meneguk kesegaran es oyen. Campuran alpukat, kelapa muda, pacar cina, dan kolang-kalingnya sungguh menggoda selera. Dinggin dan manisnya es mengusir segala penat dan dahaga kami. Harganya pun amat bersahabat. Es oyen dihargai Rp3.000 sedangkan lumpia Rp1.000.

 

Bhinneka Tunggal Ika. Kuliner kita memang beragam dan entah kenapa jadi cocok ketika dipandankan satu dengan yang lain. Esok hari, mungkin tak lagi es oyen dengan lumpia. Bisa saja es doger dengan coto Makassar atau es teler dengan sate Padang. Akur toh? #hehehe

 

Wahai Pembaca tersayang, ada kombinasi es dengan makanan apa di kota Pembaca?

NIMBRUNG DI SINI