HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Jepang Gelar Matsuri di Monas

Selasa, 13 Oktober 2009, 22:00 WIB

Siapa sih warga Jakarta yang nggak kenal Monas? Bahkan mungkin seluruh penduduk Indonesia tahu monumen yang jadi ikon ibu kota negara tercinta kita ini. Tapi, apa penduduk dunia juga tahu ya?

 

Nah, kalau Pembaca bertanya kepada ekspatriat Jepang yang tinggal di Jakarta, mereka pasti tahu Monas. Itu karena di hari Minggu (11/10/2009) di Monas sana sedang digelar acara Jak-Japan Matsuri 2009.

 

Kalau Pembaca sempat datang ke Lapangan Silang Monas mulai pukul 13.00 WIB bakal terkaget-kaget deh! Soalnya, ada banyak ngumpul orang Jepang. Eits!, ini bukan Jepang pingin menjajah Indonesia lagi atau merebut emasnya Monas lho! Ini karena di sini sedang diselenggarakan festival kebudayaan Jepang. Kalau dalam bahasa Jepang namanya matsuri. Galeri hasil jepretanku di acara ini bisa dilihat di akun Flickr-ku ini.

 

Apa Itu Matsuri?

Di Jepang sendiri perayaan Matsuri itu ada bermacam-macam. Tapi seenggaknya setiap akhir musim panas atau awal musim gugur, pastilah ada wilayah di Jepang sana yang menggelar matsuri. Kalau di Indonesia, yah cocoklah perayaan ini digelar di penghujung musim kemarau.

 


Anak-anak berpenampilan layaknya miko, penjaga kuil di Jepang.

 

Bagi warga Jepang yang beragama Shinto atau Buddha, mereka beribadah terlebih dahulu di kuil sebelum meramaikan matsuri. Yang khas dari matsuri ini adalah mikoshi, yaitu miniatur kuil yang dipercaya sebagai tunggangan para roh untuk datang ke matsuri. Mikoshi ini nanti akan diarak mengelilingi area Matsuri. Karena benda ini berat banget, jadi perlu banyak orang untuk menggotongnya. Di acara Jak-Japan Matsuri 2009, siapa pun boleh ikutan mencoba menggotong mikoshi asalkan mendaftar terlebih dahulu. Pada penutupan acara di malam hari juga digelar tarian Bon Odori lho!

 


Omikoshi yang diarak mengelilingi lapangan Monas.

 

Mahal Ya?

Tiket masuk ke acara ini Rp20.000 untuk orang dewasa. Sedangkan kalau untuk anak-anak gratis. Seperti festival asalnya di Jepang sana, acara matsuri ini juga dipadati oleh berbagai macam stan. Yang cukup menyita perhatian adalah stan-stan kuliner khas Jepang seperti takoyaki, mie ramen, nasi kari, dan es serut. Cuma yang perlu dipertimbangkan adalah harganya yang lumayan mahal (pengaruh kurs yen apa ya? #hehehe). Contohnya saja es serut dihargai Rp15.000 seporsinya. Tapi walaupun mahal, antrian calon konsumen bisa menandingi antrian pembagian BLT lho! #senyum.lebar

 


Ada juga stan permainan Go, sejenis halma.

 

Siapa sih Konsumennya?

Siapa sih konsumen Jak-Japan Matsuri 2009 ini? Tentu warga Jepang di Jakarta yang rindu dengan tradisi negeri mereka. Tapi, jelas jumlah mereka kalah banyak dibandingkan dengan pecinta khazanah Jepang di Indonesia. Mereka itulah konsumen utamanya dan sebagian di antaranya rela berdandan kimono, bergaya harajuku, dan berseragam tokusatsu.

 

Eh, kebetulan salah satu diantara mereka ada yang aku kenal. Namanya Istikomah alias Nyai Kokom, moderator Forum Lautan Indonesia. Beruntung di sana diriku dan dirinya tidak pecah perang sebagai sesama calon penguasa dunia itu.

 


Dua manusia yang ingin menguasai dunia, huahaha! #senyum.lebar

 


Beragam pengunjung Cosplay (Costume Player) yang meniru busana tokoh dalam komik, animasi, film, atau video game.

 

Untuk kita-kita yang minim dana buat melancong ke Jepang, lumayanlah datang ke acara ini bisa merasakan aura budaya Jepang walaupun cuma di tanah air. Namun buat para pejuang kemerdekaan, kira-kira apa ya yang bakal mereka ungkapkan mengenai acara persahabatan Indonesia-Jepang ini? Toh kan dulu bangsa kita pernah dijajah Jepang? Apa ini juga berarti Jepang masih menjajah pemikiran warga kita terutama generasi muda dengan produk hiburan mereka?

 

 

Bagaimana para Pembaca yang budiman menyikapi festival budaya asing ini?

Oh ya, hiburan di acara ini tidak menampilkan Miyabi lho. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI