HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Mblusuk ke Kampung Ramadhan

Minggu, 13 September 2009, 12:23 WIB

Bulan Ramadhan, bagi sebagian besar orang memaknainya sebagai bulan berpuasa umat muslim. Tapi kalau melihat dari kacamata pasar, bulan Ramadhan adalah bulan dengan prospek ekonomi yang cukup menggiurkan. Perhatikan saja, di jalan-jalan atau utamanya di pusat-pusat perbelanjaan bertebaran banyak spanduk dan poster yang menawarkan potongan harga khusus Ramadhan.

 

Ah, apalah artinya bulan yang penuh berkah ini apabila terbungkus dengan gaya hidup konsumtif semata?

 

Tapi bersyukurlah bahwa beberapa orang memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam kemasan yang cukup menarik. Salah satu macamnya adalah Kampung Ramadhan. Dari namanya sudah bisa ditebak, Kampung Ramadhan ini adalah kampung musiman yang hanya muncul di bulan Ramadhan.

 

Kampung Ramadhan ini bukan tergolong pemukiman warga lho, melainkan sebutan lain untuk pasar tumpah yang buka di sore hari di bulan Ramadhan menjelang waktu berbuka puasa. Di kampung ini tersedia berbagai pernak-pernik dan acara-acara yang berkenaan dengan bulan Ramadhan. Mau mencari perangkat salat, buku-buku islami, santapan untuk berbuka, semuanya ada di sini. Mau mencari penyegaran imani? Setiap sore menjelang berbuka ada diskusi atau ceramah keagamaan yang menampilkan berbagai narasumber.

 

Di kota Jogja, Kampung Jogokariyan dan Kampung Nitikan adalah dua kampung yang cukup tersohor sebagai Kampung Ramadhan. Lokasinya cukup dekat dari pusat kota, Kampung Jogokariyan dekat dengan Jl. Parangtritis sedangkan Kampung Nitikan dekat dengan Kotagede.

 

Buatku yang hobi menghabiskan sore hari dengan bersepeda santai, mengunjungi kampung-kampung Ramadhan itu jelas adalah acara ngabuburit yang menarik. Biasanya aku kesana mencari makanan untuk berbuka yang murah-meriah. Kolak pisang ubi misalnya, bisa diperoleh dengan harga Rp2.000. Tidak terbatas kolak pisang aja, ada juga Bubur Pisang Ijo, Kelapa Muda, Es Campur, dan berbagai minuman dan makanan lain yang benar-benar menguji iman kita di bulan puasa. #senyum.lebar

 


Mendengarkan kajian islami sambil menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Jogokaryan.

 

Dari pengamatanku saat berkunjung ke Kampung Ramadhan aku bisa menarik beberapa poin positif berikut;

 

  1. Kampung Ramadhan dimanfaatkan oleh sebagian besar warga kampung untuk mencari pendapatan tambahan. Dengan kata lain, adanya Kampung Ramadhan ikut mendongkrak perekonomian warga. Tidak jarang pula beberapa pemuda-pemudi ada yang mencoba belajar berdagang pada kesempatan ini.
  2. Kampung Ramadhan adalah sebagai ajang silaturahmi warga Kota Jogja yang heterogen. Semuanya tumpah ruah disini, ada yang sebagai pembeli dan ada juga yang sebagai penjual tanpa memandang asal suku maupun agama.
  3. Kampung Ramadhan dapat dijadikan sebagai potensi pariwisata, khususnya wisata religi. Ini bisa menambah poin plus Kota Jogja yang dikenal karena wisata budayanya. Namun perlu diperhatikan tata-kelola Kampung Ramadhan jangan sampai membuat pengunjung kapok untuk datang kemari. Seperti ketersediaan tempat parkir dan macetnya jalan menuju ke sana. #sedih

 

Jadi sudahkah Pembaca sekalian singgah di Kampung Ramadhan?
Atau ada Kampung Ramadhan unik lainnya di kota Pembaca sekalian?

NIMBRUNG DI SINI