Malam kesenian (cultural night) merupakan salah satu rangkaian acara konferensi matematika internasional yang digelar oleh Southeast Asia Mathematical Society (SEAMS). Berhubung aku (yang notabene mahasiswa program studi matematika UGM) termasuk salah satu dari panitia konferensi internasional tersebut, maka aku berkesempatan untuk hadir dalam malam pertunjukan kebudayaan yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2007.
Alasannya, apa lagi kalau bukan untuk memfoto pertunjukan seni. #senyum.lebar
Pagelaran malam kesenian bertempat di gedung Purna Budaya UGM Koesnadi Hardjosoemantri. Gedung ini masih dalam proses renovasi. Meskipun demikian, di sana sudah disiapkan panggung yang cukup besar sebagai area pertunjukan seni.
Sayangnya, latar belakang panggung bukan objek yang menarik untuk difoto. Padahal ya tugasku sebagai panitia di bagian dekorasi yang membuat tampilan latar belakang yang kelak disorot LCD itu, hehehe. #hehehe
Malam kesenian menampilkan sejumlah tari-tarian daerah yang dipentaskan oleh sejumlah UKM kesenian dan juga perhimpunan mahasiswa daerah yang ada di UGM, seperti misalnya Unit Kesenian Jogja Gaya Surakarta, Unit Tari Bali, Perhimpunan Mahasiswa Aceh, dan Perhimpunan Mahasiswa Kalimantan. Selain itu, ada juga penampilan dari keluarga dosen jurusan matematika UGM. Objek fotonya banyak juga kan? #senyum.lebar
Malam kesenian dimulai sekitar pukul 7 malam. Ada banyak yang menenteng kamera andalannya masing-masing. Mulai dari kamera poket sampai dengan kamera SLR. Salah satu pemburu foto pada malam hari itu adalah Azwin yang juga merangkap sebagai mahasiswa panitia konferensi. Aku sempat belajar teknik fotografi panggung dari dirinya, yang intinya adalah memotretlah saat pementas berhenti bergerak.
Sebetulnya, waktu itu aku berada dalam pilihan sulit, antara memfoto para penari atau memfoto para peserta konferensi yang sebenarnya adalah tugas utamaku sebagai panitia #hehehe. Pilihan akhirnya jatuh pada mefoto para penari karena aku perhatikan peserta konferensi dan para dosen tampaknya asyik dengan dokumentasinya masing-masing. Tapi ya setelah itu masih bingung juga memilih antara makan atau memfoto. Maklum, namanya juga mahasiswa, butuh asupan gizi tambahan #hehehe. Namanya juga acara konferensi internasional, sudah pasti makanannya enak-enak dong!
Akhir kata, berikut ini beberapa catatan tentang tips dan teknik memfoto pertunjukan seni di malam hari:
- Jangan menggunakan lampu kilat (flash)!
- Tripod tidak terlalu berfungsi maksimal. Andalkan peredam getar yang ada di kamera atau lensa.
- Fotolah dalam format RAW untuk mempermudal dalam koreksi white balance.
- Karena kondisi pencahayaan panggung remang-remang, wajib hukumnya menggunakan minimal ISO 1.600. Itu saja masih beresiko gerakan penari kabur (blur), karena kecepatan rana (shutter speed) tercatat antara 1/20 sampai dengan 1/35 detik.
- Dengan cahaya yang remang-remang, menggunakan focal length terpanjang (zoom panjang maksimal) adalah pilihan buruk. Apalagi jika bukaan diafragma (aperture) terbesar lensa tidak mencapai f/2.8.
- Memotret penari yang posisinya paling dekat dengan kita adalah pilihan cerdas. Karena kita tidak perlu menggunakan focal length terpanjang lensa (tidak perlu nge-zoom jauh).
- Menunggu saat penari berhenti bergerak adalah momen yang tepat untuk memfoto. Tapi, berhubung jeda waktu berhenti itu amat singkat, tidak lebih lama dari 1 detik, maka dibutuhkan kesigapan dalam memfoto.
Pembaca pernah juga punya pengalaman memotret pertunjukan seni di panggung pas malam hari?
NIMBRUNG DI SINI
-
#NASIRULLAH SITAMKamis, 17 Des 2015, 11:31 WIBWah ini ilmu harus dipelajari, mas. Bener kalo gerak mesti gambarnya blur :-DHehehe, semoga membantu :D