Ada pepatah yang berbunyi, "Manusia itu banyak belajar dari pengalaman" dan memang itu benar karena toh kita nggak mau dianggap sama seperti keledai karena "hanya keledai yang terperosok dua kali di lubang yang sama".
Pengalaman yang baik, yang bikin hati kita senang, biasanya membuat kita lupa diri. Tapi pengalaman buruk, yang sering bikin kita senewen, biasanya jadi pengalaman yang mendewasakan kita.
Dalam setiap kegiatan blusukan, di situ ada banyak pengalaman yang bisa dipetik. Dari mulai kesasar memilih jalan, sampai berinteraksi dengan orang-orang baru. Itu juga yang jadi salah satu alasan kenapa aku suka blusukan ya karena dapat banyak pengalaman. Yah, masih mending daripada hanya berdiam diri di dalam kamar toh?
Blusukan itu punya dua tahapan. Pembaca pasti tahu, yaitu pergi dan pulang. Bagaimana cara kita pergi dan bagaimana cara kita pulang jelas beragam. Untuk jarak dekat atau untuk menghemat biaya, berjalan kaki adalah pilihan yang umum. Kalau jaraknya jauh, biasanya ya memakai kendaraan. Tapi entah kenapa, perkara pulang itu lebih susah dibandingkan saat pergi.
Pilihannya cuma dua; Maju mendaki tanjakan ekstrim atau balik arah!
Dan memang itu yang terjadi pada saat aku, Andreas, dan Agatha bertualang di kabupaten Karanganyar hari Kamis (30/7/2009) lalu. Mobil yang kami kendarai mogok saat kembali dari Candi Sukuh. Mungkin mogok karena kepayahan mendaki tanjakan ekstrim. Doh!
Apa yang mesti dilakukan pada saat ini adalah tetap tenang dan mencoba memperbaiki keadaan. Terus terang kalau mau panik juga bisa, karena jarak Candi Sukuh-Jogja itu sekitar 140 km dan hari sudah sore.
Singkat cerita, mobil berhasil sembuh dari mogok setelah aku memanggil montir terdekat. Ongkos yang kukeluarkan "hanya" Rp38.000. Kenapa aku bilang "hanya", itu karena ongkos yang kukeluarkan nggak sebanding dengan pengalaman yang aku dapatkan. Jarang-jarang kan dapat pengalaman mobil mogok di Karanganyar. Apalagi setelah itu aku jadi tahu sedikit seluk-beluk mesin. Tapi sebenernya setelah mobil bisa melaju, kami masih berhak panik sebab indikator bensin sudah menyala merah. Tanda bensin minta diisi. Kami ketemu SPBU yang masih beroperasi dengan jarak sekitar 20 km dari Candi Sukuh. Tapi sepanjang perjalanan bisa menghemat bensin karena jalanan yang menurun.
Berjasa sekali peranmu, walau di akhir-akhir kamu mesti kelelahan. Makasih!
Blusukan kali ini yang memakan waktu hampir 15 jam, benar-benar memberikan pengalaman tersendiri. Semoga kelak kami bisa belajar dari pengalaman kami ini.
- Candi itu tempat ibadah, jadi sekiranya kami harus menjaga tata-krama mulut sewaktu mengunjungi candi.
- Blusukan harus dengan kelengkapan yang komplit. Termasuk di antaranya isi bensin dan isi perut.
- Sejauh apa kau kan melangkah? Karena niat akan mengantarkanmu sejauh apa kau hendak pergi.
Pembaca punya pengalaman dengan kendaraan mogok juga? #hehehe
Tapi di situ serunya petualangan: ada deg2annya...
hehehehe.....
Salam buat mobilnya ya...
dia pasti lebih senam jantung tu gara2 bensinnya mo habis... (emang mobil punya jantung ya??? :D)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa????
OMG !
btw... kalo mo jalan jauh.. bensin diisi full tank lah
biar gak H2C alias harap2harap cemas gitu...
Bensin diisi sedikit maksud biar irit mbak, hehehe
Tak kirain dengan uang segitu bisa jalan jalan jauh begono yaaaaaaa