HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Bale Padi di Sukoharjo

Jumat, 5 Juni 2009, 23:40 WIB

Buat Pembaca yang belum tahu, Sukoharjo itu adalah nama salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta. Kalau ditanya apa yang istimewa dari Sukoharjo ini, aku mungkin cuma bisa garuk-garuk kepala. Soalnya, yang aku tahu dari Sukoharjo cuma sebatas kampung halamannya dua kawan kuliah, Hanna dan Winky. #hehehe

 

Yah, mungkin dua orang yang aku sebutkan di atas itu lebih paham apa yang menarik dari Sukoharjo. Tapi, pas aku dan orangtuaku lewat di Sukoharjo di hari Minggu (31/5/2009) yang lalu, aku menemukan sesuatu yang spesial di Sukoharjo ini, sebuah Bale Padi.

 

Rumah Makan di Tengah Persawahan Sukoharjo

Eiiits, jangan salah! Bale Padi ini bukan tempat petani menyimpan padi, tapi sebuah rumah makan yang letak persisnya di Kadilangu, Baki Pandeyan, Sukoharjo. Rumah makan ini memang nggak ada nomor rumahnya. Lha wong letaknya ada di tengah-tengah areal persawahan kok! Keren nggak? #senyum.lebar

 

Agak sulit sih untuk menjelaskan rute ke rumah makan ini. Tapi kalau dari Jogja, ikuti saja Jl. Raya Yogyakarta – Solo sampai pindah wilayah ke Kabupaten Sukoharjo. Di Jl. Raya Yogyakarta – Solo, sekitar km 45, setelah lewat Kota Kecamatan Delanggu, nanti kita bakal ketemu dengan SPBU yang ada gerai Dunkin Donuts-nya. Nah, di dekat sana ada pertigaan yang dijaga lampu lalu lintas. Nah, belok kanan saja di pertigaan itu (arah Solo Baru) dan ikuti papan petunjuk hijau Bale Padi. Kalau masih tersesat, bisa menghubungi nomor telepon (0271) 58657.

 

Dari luar, tampilan rumah makan ini bergaya modern-etnik (apalah namanya, lha wong aku bukan orang arsitek kok). Serasa nggak percaya bahwa di Sukoharjo ada rumah makan seperti ini. Bukannya mau ngece (mengejek) Sukoharjo, tapi untuk lebih jelasnya silakan Pembaca membaca pengalamanku di Sukoharjo yanga da di akhir artikel ini.

 


Suasana Bale Padi yang cozy, hehehe. #hehehe Itu Bapak dan Ibu lagi makan.

 

Balik lagi ke review rumah makan Bale Padi, pelayanan mbak-mbaknya ramah-ramah. Rumah makan ini menyediakan menu rumahan khas Jawa Tengah, sebut saja tahu, tempe, sayur asem, sayur urap, cah kangkung dan banyak lagi.

 

Selepas lewat pukul 4 sore kita juga bisa memesan olahan seafood. Tapi karena waktu itu aku dan orangtuaku datang sekitar pukul 2 siang, ya kita menyantap menu rumahan saja yang disediakan secara prasmanan. Piringnya boleh milih lho, mau piring keramik atau piring bambu dialasi daun pisang.

 


Sistemnya ya prasmanan. Ambil sendiri dan bayar sendiri lho ya!

 

Penyajian prasmanan dengan menu rumahan kayak gini bikin aku teringat rumah makan Bumbu Desa yang konsepnya nyaris serupa. Tapi kalau ngomongin Bumbu Desa, harganya sudah pasti harga kota, alias mahal. Nah, bagaimana dengan harga makanan di Bale Padi ini?

 

Bolehlah aku mengucapkan puji dan syukur kepada Gusti Allah SWT karena Bale Padi ini ada di Sukoharjo dan dengan demikian harganya masih ndeso alias murah-meriah! Semurah apa? Yang jelas tahu dan tempe goreng masih dihargai Rp500 per potong. Nasi sayur dihargai Rp4.000 sampai Rp5.000. Lauk-pauknya dihargai mulai dari Rp3.000.

 

Yang menurutku agak mahal memang di minumannya, es teh Rp3.500, jeruk panas Rp4.000, dan kelapa muda utuh Rp. 7.500. Tapi total uang yang kami keluarkan untuk makan bertiga hanya Rp40.400 dan itu sudah kenyang pakai banget! #senyum.lebar

 


Makanan rumahan khas Jawa Tengah siap disantap!

 

Yang bikin betah berlama-lama di Bale Padi ini sudah pasti adalah suasananya. Apalagi pas kami ke sana itu sawah-sawah sedang hijauuu. Jadi serasa bersantap dikelilingi permadani hijau gitu deh. Di kota mana ada suasana yang seperti ini? #senyum.lebar

 


Aku bilang juga apa, ini rumah makan punya spot fotografi yang ciamiiik tenan!

 

Selain itu ya desain interiornya sendiri juga cantik. Cocoklah untuk lokasi fotografi pakai model cewek cantik. Apalagi suasananya dekat sawah, hmmm...mantap. Pantas saja Pak Bondan Winarno sudi bertandang ke Bale Padi. Karena, selain rasa masakannya oke, suasananya juga oke! Wah, bisa-bisa kalau lewat Sukoharjo lagi, mampir ke Bale Padi lagi nih. #senyum.lebar

 

Duh! Sukoharjo

Aku mau sedikit cerita pengalamanku di Sukoharjo. Tepatnya saat aku dan Andreas pergi ke Candi Risan di Gunungkidul. Kami kan pulangnya lewat Sukoharjo karena letak candi itu berbatasan dengan Sukoharjo. Pikir kami, selepas dari Sukoharjo kan tinggal lewat Jl. Raya Yogyakarta – Solo bisa cepat sampai ke Jogja lagi.

 

Ceritanya, pas di daerah Gunungkidul itu aspal jalannya masih muluuus. Eh, begitu di Sukoharjo... kami nggak bisa menyebut itu jalan karena nggak berbentuk dan tanah semua! Doh!

 

Memang sih daerah perbatasan itu yang dominan ya sawah-sawah. Tapi ya kok kondisi jalannya mengenaskan begini? Duh, dikemanakan uang APBD Sukoharjo?

 


Kalian sebut ini jalan!? Aaaagh! Stress lewat sini!

 

Tapi di balik penderitaan jalanan Sukoharjo, ada juga yang membuat kami nggak habis pikir. Ada angkringan di kecamatan Karangmojo yang mematok harga satu gorengan cuma Rp250! WOW! Murah banget! Segelas es teh juga dihargai Rp1.000 dan masih ditambah irisan jeruk nipis! WOW! Apalagi pak angkringannya baiiiik banget, ramah dan servisnya memuaskan! Memang untuk sikap ramah orang Jawa di daerah (khususnya orang tua) nggak ada yang ngalahin! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI