HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Icip-Icip Spektakuliner Festival Kuliner

Rabu, 3 Juni 2009, 08:16 WIB

Sabtu (23/4/2009) yang lalu itu tergolong hari yang sibuk buatku. Setelah siangnya menghadiri Ruwatan Massal di Kulon Progo, sorenya salat Magrib di "mushalla tetangga", dan malam harinya aku masih harus mengayuh sepeda ke Benteng Vredeburg! Fiuh!

 

Jarak dari rumah ke Benteng Vredeburg sih nggak terlalu jauh. Paling-paling ya cuma 800-an meter. Tapi karena itu weekend saudara-saudara, makanya Jl. Malioboro jadi padet-det-det. Termasuk jalan untuk kendaraan tak bermotor yang penuh sesak dengan wisatawan lokal, becak mangkal, kuda delman yang lagi buang hajat, serta diriku ini yang berjuang mencari celah di antara celah.

 


Ada juga makanan daerah, tapi udah terlalu populer seperti kerak telor, wedang ronde, dan bakpia.

 

Dengan penuh perjuangan akhirnya sampailah diriku, jam 8 malam lebih dikit, di Benteng Vredeburg. Kehadiranku di sana disambut oleh lautan pengunjung Spektakuliner Festival Kuliner 2009 yang sedang nyari parkir. Salah satu di antaranya adalah Pipink (Math ’05) yang jelas ngomel-ngomel karena aku telat dari janji semula pukul 7 malam. Ngaretku lama juga yah? #hehehe

 

Festival Kuliner ini nggak berada di dalam Benteng Vredeburg, tapi di halaman benteng. Ya di sekitar Monumen Serangan Umum Satu Maret itu lah. Masuknya nggak perlu bayar tiket. Tapi saudara-saudara sekalian, karena ini adalah malam minggu dan sudah masuk jam makan malam, jangan kaget kalau di sana penuh dengan manusia!

 

Untung saja cuaca cerah, kalau hujan turun pasti itu kerumunan orang yang sedang mengantri memesan makanan pada bubar semua. #senyum.lebar

 


Makanan masa kini? Banyak! seperti aneka jenis keripik, waralaba burger, dan sate domba!

 

Karena kami berdua sudah lapar tapi nggak tau mau makan apa, alhasil kami keliling-keliling dulu, cuci mata dengan makanan-makanan yang bikin mulut ngiler. Pipink kepingin makan Sate Domba Africa, yang pernah dimuat di kolom kuliner Kompas Minggu. Tapi kita urung niat karena harganya bakal bikin kita sakit penyempitan pembuluh dompet koroner (minjem istilahnya Kang Pepeng). Karena itu marilah kita mencoba makanan murah-meriah yang tersaji di sini.

 

Pertama adalah soto gerabah, ini pilihanku karena aku memang doyan banget sama soto. Soto gerabah ini didatangkan langsung dari Solo. Markas besarnya di Jl. Prof. Dr. Soepomo no. 57, Pasar Beling, Solo. Kalau mau telepon dulu bisa di (0271) 714758.

 

Penyajian soto gerabah cukup unik karena memakai mangkuk gerabah. Sayang ukuran mangkuknya kecil. Komposisi soto ini ada apa saja? Ada bihun, suwiran ayam, potongan batang daun bawang, dan lain-lain. Rasanya segar, tapi ya itu sayang porsinya sedikit.

 

Harga asli satu porsi soto itu Rp5.000 dan satu gelas teh panas itu Rp2.000. Tapi entah kenapa malam itu aku harus merogoh kocek lebih dari Rp10.000. Apa mungkin karena festival kuliner jadi harganya dinaikkan yah?

 

Kedua adalah steamboat, aku lupa nama warung makannya apa. Kali ini giliran Pipink, karena dia belum makan dari tadi (jahat ya diriku?). Sebenarnya Pipink udah mesan dari tadi, berhubung harus ngantri sekitar 30 menit jadilah dia nonton aku makan soto dulu. #hehehe

 

Steamboat yang dia pesan itu steamboat seafood yang satu porsi kalau nggak salah harganya Rp12.000. Tapi sayangnya nasinya habis. Jadi ya Pipink makan steamboat tanpa nasi gitu. Isi steamboatnya juga cuma potongan sawi hijau, sawi putih, wortel, dan udang. Buat menyemarakkan rasa sayur itu disediakan juga sambal-kuah yang rasanya asiiiiin banget.

 


Soto gerabah dan steamboat yang jadi santapan malam itu. Serta cewek-1/2-cowok yang jadi temen wisata kulinerku.

 

Memang sih, di acara festival kuliner ini kita bisa icip-icip macam-macam makanan yang jarang ditemui. Apalagi jenis-jenis makanan yang disajikan beragam.

 

Tapi aku heran deh. Sebagian besar makanan yang ada di sini itu bukan makanan khas daerah. Aku sih berharap lewat acara ini masyarakat Kota Jogja bisa mengenal kuliner yang ada di provinsi DI Yogyakarta secara menyeluruh. Misalnya saja sate klathak, wedang uwuh, sampai camilan belalang goreng. #hehehe

 

Selepas pulang dari festival kuliner ini, perut kami berdua masih meronta-ronta kelaparan. Alhasil kami bungkam lah itu perut dengan nasi kucing di angkringan terdekat!

 

Hidup makanan rakyat! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI