“Harusnya, dulu itu ke sini!”
Pernyataan itu muncul di pikiranku ketika aku melihat eksistensi suatu curug alias air terjun dari kejauhan. Curug yang sepertinya hanya menampakkan diri saat musim penghujan tiba.
“Dulu itu hujan juga,” aku teringat adegan saat bersepeda ke Dieng tahun 2010 silam, “eh, tapi waktu itu bukan musim hujan, karena malam harinya ada pertandingan Piala Dunia dan pertandingan Piala Dunia kan digelar pada pertengahan tahun yang mana pertengahan tahun di Indonesia itu bukan berada di musim penghujan.”
Tapi, betul. Dulu itu ya, dari Pasar Garung kami bersepeda ke Telaga Menjer. Lewatnya jalan menanjak yang terjalnya bukan main. Di Telaga Menjer kami juga berhenti. Tapi, hanya buat mengistirahatkan dengkul. Tidak buat naik perahu rakit.
Eh!?
Memangnya, dulu itu sudah ada perahu rakit yang bisa disewa umum untuk keliling-keliling Telaga Menjer?
Soalnya, penampakan curug tersebut hanya bisa disaksikan dari tengah Telaga Menjer. Yang mana, hal tersebut dimungkinkan ketika naik perahu.
Kalau dipikir-pikir, sepertinya seru juga. Sepeda-sepeda dinaikkan ke atas perahu. Kemudian, menyeberang ke sisi Telaga Menjer di mana curug tersebut berada. Mungkin juga mendirikan kemah di sana.
Ah, tapi karena dulu itu misi utamanya adalah bersepeda ke Dieng dari Yogyakarta, jadinya nggak pernah tercetus sidequest mengeksplorasi tempat-tempat di sepanjang perjalanan. Bisa-bisa, nanti malah tiba di Dieng-nya baru setelah sekian hari lamanya.
Ah.
Saat ini pun curug tersebut ya masih belum bisa terjamah. Soalnya, di dalam perahu, ada seorang bocil berusia satu tahun yang sedang menikmati pengalaman pertamanya naik perahu.
Eh, by the way, ini juga pengalaman pertama buat bapak dan ibumu naik perahu rakit di Telaga Menjer, Nak.
Telaga Menjer
Garung, Wonosobo, Jawa Tengah
27 November 2021
udh lamaa ga ke dieng.. agustus ini ada plan ke sana..tp ntahlah bisa atau ga.. lihat cuti suami :D . kalo bisa kesana, pgn juga ke telaga ini dan lihat curugnya kalo kliatan :D
jalan menanjak yang terjalnya bukan main. Di Telaga Menjer kami juga berhenti. Tapi,
hanya buat mengistirahatkan dengkul. Tidak buat naik perahu rakit.
http://sked.fk.unjani.ac.id/siakad_v2/vendor/en/?bukti-jpOLXTOTO
menanjak yang terjalnya bukan main. Di Telaga Menjer kami juga berhenti. Tapi, hanya buat
mengistirahatkan dengkul. Tidak buat naik perahu rakit.