Kemangi o o o ... daun kemangi o o ooo...
Ketika (daun) kemangi (Ocimum citriodorum) tersaji di piring makan, orang-orang pun memperlakukannya bermacam-macam:
- disantap,
- diacuhkan, #hehehe atau
- dicemplungkan ke wadah air pencuci tangan.
Ada pula yang berpendapat,
“Bukannya buat mengusir nyamuk ya?”
sebagaimana yang diucapkan oleh Ibu yang lucyu ketika beliau mengomentari karangan kemangi di meja warung soto. #senyum.lebar
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kemangi tidak hanya hadir di warung penyetan. Beberapa warung soto juga menghidangkan kemangi sebagai teman bersantap.
Oleh sebab itulah namanya soto kemangi.
Soto yang berteman dengan kemangi.
Bukan soto yang lauknya adalah kemangi.
Soto kemangi ya tetap soto ayam.
Soto kemangi ya tetap soto sapi.
Soto kemangi ya tetap soto kambing. #hmmm?
Soto kemangi adalah soto yang disantap bersama kemangi.
As simple as that. #senyum.lebar
Masalahnya, soto kemangi mana yang paling enak di Yogyakarta ini?
Tentu, “enak” itu selalu menjadi acuan tempat bersantap. Terutama ketika hendak menjawab pertanyaan,
“Mau sarapan soto kemangi di (warung) mana?”
Tentu, jika pertanyaan “mana” dipadankan dengan kata “enak” akan menjadi jawaban yang selayaknya sesuai.
Betul toh? #senyum
Tapi sayangnya, sesuatu yang ideal itu tidak senantiasa hadir di kehidupan.
Demikian pula dengan tolak ukur “enak”.
Yang disebut dengan “enak” itu adalah suatu sifat.
Sifat itu adalah suatu yang dirasa dengan panca indera.
Hasil panca indera manusia adalah sesuatu yang tidak pasti.
Serba relatif.
Bisa jadi, “enak” bagi si A belum tentu “enak” bagi si B.
Bisa pula, “tidak enak” bagi si A belum tentu “tidak enak” bagi si B.
Lalu, “enak” dalam konteks soto kemangi ini jadinya macam apa?
O o o o ooo... bagaimana jika tolak ukur “enak” itu dilebarkan ke sejumlah aspek?
Misalnya, “enak (karena) lokasinya dekat”?
Jikalau menyinggung perihal, “soto kemangi yang enak (karena) lokasinya dekat”, maka
Soto Ayam Lumayan Kang Sarman
Adalah jawabannya.
Walaupun ya “dekat” itu adalah tolak ukur yang juga relatif. #hehehe
Setidaknya, warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman lebih dekat dijangkau dari pusat Kota Jogja. Tidak perlu menjamah ringroad.
Warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman berada di sisi barat Jl. Kemasan. Utaranya sedikit Puskesmas Kotagede I. Pokoknya, dari Jl. Gedongkuning lurus terus ke selatan saja hingga melewati gapura kawasan Kotagede.
Warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman ini enak karena lokasinya dekat dari rumah. Tapi, nggak begitu enak perkara tempat parkir kendaraan. #hehehe
Dulu kendaraan roda dua bisa diparkir di dekat tumpukan kayu-kayu kios kayu (yang sepertinya tidak pernah ada aktivitas #hehehe). Tidak dijaga pak parkir. Alhasil, tidak dipungut ongkos parkir. #hehehe
Sekarang, kendaraan roda dua pindah tempat parkir di pinggir Jl. Kemasan. Dijaga pak parkir pula. #hehehe
Lebar Jl. Kemasan pun tidak seberapa. Mobil-mobil parkirnya ya di pinggir jalan ini. Rawan macet sudah.
Seumpama malas urusan parkir, naik Trans Jogja jalur 2A, 2B, 3A, atau 3B saja. Turun di halte kantor Departemen Kehutanan (orang-orang menyebutnya begitu #hehehe). Lanjut jalan kaki ke selatan kira-kira 200-an meter.
Area di dekat tumpukan kayu-kayu yang dulu jadi tempat parkir kendaraan roda dua sekarang dipadati meja dan bangku bersantap. Diperluasnya warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman adalah suatu keniscayaan. Warung semakin padat jika full menampung 70 pelanggan.
Harga semangkuk soto ayam Lumayan Kang Sarman adalah Rp11.000. Harganya naik menjadi Rp13.000 jika nasinya dipisah. Untuk ragam minuman, rata-rata harganya Rp3.000. Jadi, amannya siapkan Rp20.000.
Menyinggung perihal porsi, soto ayam Lumayan Kang Sarman juaranya. Bisa jadi dari sinilah sebutan “lumayan” itu berasal. Porsinya tidak sedikit. Tidak pula terlalu banyak.
Apa yang tersaji dalam semangkuk soto juga “lumayan” meriah. Selain nasi dan kuah soto, terdapat pula suwiran ayam, taoge, sohun, kubis, tomat, dan lentho (semacam perkedel dari singkong).
Rasanya juga “lumayan”. Kuahnya bening. Rasa rempahnya tidak begitu mencolok. Tidak terkecap rasa yang khas. Tidak begitu gurih pula. Kadang pula, kecap manis dan perasan jeruk menjadi hal yang wajib ditambahkan supaya rasa soto lebih berirama.
Karena itu, terkadang sesuatu yang “lumayan” bisa tersingkir dari klasemen “enak”. Mungkin karenanya pula, aspek “enak” harus mengacu kepada suatu referensi, seperti
“Enak (karena) orang-orang bilang enak”?
Jikalau menyinggung perihal, “soto kemangi yang enak (karena) orang-orang bilang enak”, maka
Soto Moneter Bu Titik
Adalah jawabannya.
Bayangkan. Tiba di lokasi pukul sembilan pagi kurang. Eh, sudah antrean kesekian.
Padahal, papan di muka warung menginformasikan jadwal buka pukul sembilan pagi.
Wew, soto macam apa ini yang pelanggannya hadir lebih awal dari jadwal buka warung?
Mungkin para pelanggan itu sudah terbiasa dengan jadwal operasi warung soto yang lazimnya sekitar pukul tujuh pagi. #hehehe
Warung Soto Moneter Bu Titik berada di sisi barat ringroad timur Kotagede. Jika bertolak dari Kotagede, di perempatan ringroad Kotagede – Ngipik belok langsung ke kiri (utara), masuk jalur lambat, sekitar 200 meter dari situ.
Untuk urusan tempat parkir kendaraan, muka warung soto Moneter Bu Titik mampu menampung ± 20 sepeda motor berjejal-jejalan. Untuk parkir mobil paralel di sepanjang sisi barat jalur lambat. Untung ada pak parkir yang sigap mengarahkan.
Masuk ke warung soto Moneter Bu Titik, area bersantap dan bilik racik terpisah sekat berjendela-berpintu. Ibu-ibu sibuk di sana. Ada yang meracik soto. Ada yang menangani pembayaran. Sesekali keluar masuk mengantarkan pesanan dan membawa yang kotor-kotor.
Bilamana diperhatikan, warung soto ini adalah cerminan wanita Yogyakarta yang strong nan berdaya. Mbuh kenapa aku merasa warung soto di Yogyakarta lebih banyak dijaga kaum adam ketimbang kaum hawa. Jadi, jenis warung soto ini tergolong langka. #hehehe
Oleh sebab ibu-ibu itu sedang sibuk, jadi alangkah baiknya jika mereka tidak diganggu. Termasuk untuk urusan pesan-memesan santapan.
Pelanggan yang pertama kali ke warung soto Moneter Bu Titik mesti kecele perkara cara memesan. Umumnya, pelanggan memesan pada orang yang meracik soto atau berjaga di muka warung. Ya toh?
Di warung soto Moneter Bu Titik ini beda:
- Pelanggan duduk dulu di salah satu bangku panjang yang menghimpit 13 meja bersantap.
- Tulis pesanan di secarik kertas yang ada di atas meja.
- Bawa kertas itu ke muka jendela bilik racik.
- Tancapkan di tiang besi mungil.
- Selesai.
Santapan dan minuman yang bisa dipesan tertera pada spanduk yang tergantung di dinding warung. Sayang harganya tidak dicantumkan. Mau bertanya harga kepada ibu-ibu nan sibuk di bilik racik ya sungkan. #hehehe
Menurut informasi pak parkir, semangkuk soto ayam Moneter Bu Titik dibanderol Rp12.000. Sedangkan soto sapi Rp14.000. Minumnya Rp3.000. Jadi, lebih amannya bersantap di sini membawa Rp20.000.
Dari kertas pesanan ditancapkan hingga mangkuk soto hadir di meja makan membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit. Mungkin karena sedang banyak pesanan. Mungkin karena warungnya baru buka.
Selain nasi dan kuah, dalam semangkuk soto ayam Moneter Bu Titik terdapat irisan kubis, taoge, bawang goreng, dan seledri. Daging ayamnya putih bersih. Hanya daging thok. Potongannya pun rapi. #senyum.lebar
Lentho dan kemangi disajikan di piring lain. Ini boleh diapresiasi, sebab ada saja pelanggan yang menggemari lentho versi kering.
Kuah soto ayam Moneter Bu Titik bening. Rasanya tidak begitu gurih. Sedikit terkecap rasa rempah. Segar. Tapi, di lidahku kuahnya kurang nendang apabila tidak dikucuri perasan jeruk nipis dan kecap manis. #hehehe
Eh, tempe goreng tepungnya juga enak lho! Ini tempe goreng tepung terniat bikin #senyum.lebar. Jika semangkuk soto kurang mengenyangkan, bikin kenyang saja pakai tempe goreng.
Buatku, “enak”-nya suatu soto turut dipengaruhi rasa kuah. Entah soto di warung mana pun, ritual pertama ketika menyantap soto adalah menyeruput kuah. Kesan pertama pada kuah menentukan semuanya. Layaknya kesan ketika pertama kali berkenalan dengan orang baru. #senyum
Sejauh ini soto kemangi yang memiliki cita rasa kuah yang lain daripada yang lain adalah
Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi
Ini adalah warung soto kemangi terjauh dari rumah. Berada di sisi selatan jalan ringroad selatan. Tepatnya di pertigaan Jl. Kemasan (Singosaren, Banguntapan). Sekitar 300-an meter selewat Pesantren STIKES.
Rute ke warung Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi enaknya dari Kotagede. Belok ke kanan (selatan) di perempatan ringroad Kotagede – Ngipik. Lalu melewati Taman Perwacy. Selewat Pesantren STIKES, siap-siap masuk jalur lambat.
Area parkir kendaraan warung Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi muat menampung puluhan kendaraan roda dua dan belasan kendaraan roda empat. Ada pak parkir yang menjaga. Tarif parkir sepeda motor masih Rp1.000. #murah
Area bersantapnya juga paling luas. Kalau berjejal-jejalan bisa muat ratusan pelanggan. Di atas meja terhampar banyak camilan. Serasa di angkringan.
Cara memesan soto seperti pada umumnya. Menghampiri meja pelayanan garis miring kasir. Seringkali bapak dan mbaknya kurang menebar senyum. Mungkin memang pembawaan mereka seperti itu.
Kurang dari semenit, soto tahu hadir di atas meja. Tampilannya sungguh sangat minimalis. Hanya nasi, irisan tahu bacem, taoge, seledri, dan bawang goreng yang berendam di kuah soto.
Porsi nasinya sedikit!
Kenyangku perlu tiga mangkuk. #hehehe
Mau nambah lagi, tapi harga semangkuk soto tahu Rp9.000. Mungkin karena proteinnya tahu, jadi harganya lebih murah. Jika tahu dan tempe bacemnya kurang dipersilakan tambah lagi seharga Rp2.000 per potong.
Karena porsi sotonya sedikit, jadi tergoda untuk mencomot camilan di meja lalu menaruhnya di mangkuk soto. Eh, tapi nanti pengeluarannya membengkak. Hmmm, mungkinkah ini semacam trik agar pelanggan banyak ngemil? #hehehe
Walau dari segi porsi kurang begitu mengenyangkan, tapi cita rasa kuah soto tahu Kemasan Bapak Marjudi sungguh luar biasa! #serius Cita rasanya khas sekali!
Rempah-rempah di kuah terasa mencolok. Terutama jahe. Serasa minum wedang jahe berkamuflase kuah soto. Apalagi jika kuahnya dicampur daun kemangi. Serasa minum ramuan obat pengenyah penyakit.
Bisakah membawa pulang kuahnya seperiuk besar? #hehehe
Jadi, "Enak" yang Mana?
Ah, sudah ah. Tiga warung soto kemangi cukup.
Jadi, untuk mengurutkan "enak"-nya warung soto kemangi dari yang paling disukai itu tetap harus mengacu pada sejumlah aspek.
Porsinya mengenyangkan?
- Soto Ayam Lumayan Kang Sarman.
- Soto Moneter Bu Titik.
- Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi.
Kuahnya mantap?
- Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi.
- Soto Moneter Bu Titik.
- Soto Ayam Lumayan Kang Sarman
Parkirnya nyaman?
- Warung Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi.
- Warung Soto Moneter Bu Titik.
- Warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman.
Tempat bersantapnya nyaman?
- Warung Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi.
- Warung Soto Moneter Bu Titik.
- Warung Soto Ayam Lumayan Kang Sarman.
Pelayannya jempolan?
- Soto Ayam Lumayan Kang Sarman.
- Soto Moneter Bu Titik.
- Soto Tahu Kemasan Bapak Marjudi.
Hmmm, seandainya seperti ini bagaimana?
- Semangkuk soto kemangi dengan ayam, topping, dan porsi seperti soto ayam Lumayan Kang Sarman,
- tapi cita rasa kuahnya seperti soto tahu Kemasan Bapak Marjudi (termasuk tempat bersantap dan parkirnya),
- plus ada tempe goreng tepung enak seperti di soto Moneter Bu Titik?
Itu baru soto kemangi yang mantap “enak”-nya! #senyum.lebar
KATA KUNCI
- banguntapan
- banguntapan
- bantul
- kemangi
- kotagede
- kuliner
- kuliner yogyakarta
- purbayan
- singosaren
- soto
- soto ayam
- soto ayam bantul
- soto ayam kotagede
- soto ayam yogyakarta
- soto banguntapan
- soto bantul
- soto kemangi
- soto kemangi kotagede
- soto kemasan pak marjudi
- soto lumayan kang sarman
- soto moneter bu titik
- soto tahu
- soto tahu bantul
- soto tahu yogyakarta
- soto yogyakarta